Tidak terasa ternyata sudah hampir setahun si Tiggy menjadi anggota keluarga besar.
Mulai tanggal 17 Maret kemarin di odo sekitar 8500an, si Tiggy mulai ngasih warning bahwa sudah waktunya ganti oli. Bulan madu di tahun awal dilalui dengan aman dan alhamdulillah tidak ada drama sama sekali. Selama ini hanya saya dan istri yang pakai mobil ini jadi semua lebih terkontrol dalam hal pemakaian. Semoga bulan madunya berlanjut tanpa drama yg menguras airmata dan tabungan. Dan semoga bisa menjadi seperti merek Toyota yang sanggup menjaga tabungan pemiliknya untuk tidak mengalir keluar dengan deras.
Mobil ini belum ada modifikasi apapun baik untuk ekterior dan interior juga di mesin. Sepertinya akan tetap dibuat seperti ini entah sampai kapan. Yang paling dekat mungkin kepikiran untuk beli Tuning Box APR untuk ningkatin performa mesin sedangkan buat remap ke om Bebonk masih belum berani. he...he...he...
Beberapa barang/asesoris yg saya beli di AliCepat karena memang khusus dibuat untuk Tiguan:
1- Screen protector/anti gores buat MID dan HU. Ukurannya presisi sehingga nyaris tidak kelihatan dan juga tidak berpengaruh ke sensivity nya touch Screen di HU.
2. Extra tray buat di Glove box karena kompartemennya terlalu dalam. Lumayan buat narok pritilan kecil2.
3. Beli OBDII scanner merek Ancel. Ini hanya buat iseng2 ajah. Hanya sekedar buat "nice to know'''
4. Ancel Battery tester. Ini akibat nonton DiagnosticDan yg katanya buat mobil VW, kelistrikan yg sehat andalah kunci dari awet atau tidaknya sensor2 yg ada di mobil. Kelistrikan yg sehat dimulai dari battery yg sehat. Jangan sampai aki sampai tekor atau kinerjanya berkurang. Aki Tiguan sendiri memakai merek Varta yg AMG 52Ah. Setelah satu tahun dipakai, kondisinya masih 100% menurut battery tester. Entah bener atau gak he..he..he..
5. Kaca film depan saya ganti pakai Chyrsalline 40 karena bawaan dari dealer gak jelas 3M jenis apa (katanya BB sih). Sementara SKKB saya lapisin lagi (di dobel) jadi dari aslinya 60% naik ke 70%.
Tiguan.jpg
Baru sempet meluncur ke VW BSD buat servis di tanggal 26 Maret karena faktor kesibukan dan rasa malas yg lumayan besar.
Tidak ada keluhan ataupun anomali di mobil ini. Masuk bengkel intinya hanya sekedar ganti oli dan pengecekan keseluruhan system yang semuanya masih berjalan normal. Sekalian juga apdet software ECU ke versi yg terbaru.
Oli yg dipake Mobil Super 3000 5W-40 (502.00) bukan Oli sultan2 amat... tapi karena ini Beres maka harganya melonjak 2x lipat.
Sempet baca untuk tagihan service di 10000km itu diangka 2.89jt sahaja....

untung semua masih gratis.
Mobil Super 3000.jpg
Sempet nanya beberapa hal seperti:
1- Cruise Control apakah bisa di apgret jadi Adaptive ... jawabannya tidak bisa karena sudah diluar dari spek
2- Apakah bisa munculin atau mindahin Google Map di MID atau daripada hanya muncul di HU saja.... jawabannya tidak bisa karena itu bukan speknya Tiguan untuk pasar Indonesia.... again

3- Apakah bisa air circulation valve ditutup permanen karena sedikit annoying setiap nyalain mesin selalu harus mencet itu switch.... jawabannya tidak bisa karena sudah regulasi dr VW nya.
4- Apakah brake pad buat roda depan dan belakang berbeda bahannya karena velg bagian depan cepat sekali kotornya sedangkan yg belakang normal2 aja. Jawabannya adalah depan dan belakang bahannya sama. yg berbeda hanya beban kerja. Bagian depan lebih berat kerjanya sehingga residunya lebih banyak...

Semua mobil jaman sekarang FWD semua bapak... tapi gak ada yg seperti si Tiggy ini.
***** note: next servis mau coba ke PIK. Moga2 mereka bisa kasih solusi yg menyenangkan pemakai mobil VW ini****
Selesai servis besoknya langsung dipake buat ke Jogja karena kebetulan ada urusan disana sekalian ajak jalan2 keluarga.
Nah sambil menyelam minum air, saya ingin menuntaskan rasa penasaran soal seberapa handal ini mobil kalau digeber di rpm tinggi untuk waktu yg cukup lama karena sewaktu dipake ke Bali kemarin masih ada perasaan gak yakin dan juga sayang karena masih inreyen jadi masih takut2 mau disiksa.
Etape pertama adalah di segmen Semarang-Boyolali/Klaten yg kontur jalurnya naik turun tetapi kualitas jalannya relatif mulus. Etape selanjutnya ketika jalan pulang di segmen Ungaran selepas rest area km 456 sampai dengan Kanci-Pejagan.
Kesannya sama seperti sebelumnya... Ini mobil torsi maksimalnya di putaran bawah dan di putaran atas berasa ngempos,. .
Ada dua faktor mungkin yg jadi alasan:
1. Transmisi memang sengaja disetting seperti ini untuk ngejar FC yg rendah karena seperti yg saya bilang sebelumnya transmisi ini terlalu cepat untuk berpindah gigi ke gigi yg lebih tinggi. Sehingga sampai satu titik ketika kita membutuhkan tenaga jadi terasa seperti nge-lag, nunggu shift -down dulu yg mana ada jeda bbrp saat walaupun saya kick-down. Hal ini masih bisa saya akalin dengan menggunakan mode Sport tapi efek negatifnya suspensi menjadi sangat ridgid. Untuk ruas Semarang - Boyolali tidak terlalu menyiksa tetapi di ruas Semarang - Pejagan sangat berasa karena kondisi jalan yg tidak bagus terutama di setiap sambungan jembatan.
2. Ciri khas mesin turbo dan juga mungkin memang karateristik 1.4 TSI yg tidak memungkinan punya torsi yg merata di semua putaran. Bukan tipe yg saya sukai sebenernya karena saya lebih suka mesin dengan karateristik yg maksimum torsinya ada diputaran atas sehingga terasa nafasnya lebih panjang.
Kesan lainnya adalah nyali dan stamina saya gak sanggup untuk ngelayani duo penguasa JavaBahn...Entah punya ilmu apa kok mereka bisa kuat nyetir dengan kecepatan tinggi dengan rentang waktu yg cukup lama di jalan yg tidak mulus....
Selama pemakaian di jalan tol average FC ketika cruising di 110-120kpj itu dapet sekitar 14.5km/l dan suhu oli maksimal di sekitar 105degC. Ada sedikit yg menarik soal temperatur oli ini... ketika dipake bulan desember kemarin, rerata temperature ketika dipake cruising di 110-120kpj bisa mencapai 112degC sedangkan kmrn ketika digeber hanya maksimum di 107degC. Sama2 di siang menjelang sore hari. Entah ini karena pengaruh oli yg masih baru atau merek oli yg berbeda.
Oh ya ada satu fitur yg saya sukai di Tiggy ini, yaitu alarm untuk mengingatkan kita agar beristirahat ketika kita sudah nyetir non-stop melebihi 3-4jam. Saya masih kurang yakin ini berdasarkan waktu atau jarak. Kemarin alarm itu bunyi di tol Cipali setelah berkendara kurleb 3-4 jam dimana waktu mulai perjalanan dari rest area km 456 selepas maghrib. Ini bagus untuk keamanan pengemudi dan juga kendaraan.

You do not have the required permissions to view the files attached to this post.