Pas taun 90an kan ditulis tuh di brosur2nya 'NISSAN ADALAH DATSUN"Bhanaspati wrote:beda om,artoodetoo wrote:Nissan adalah Datsun
http://oto.detik.com/otofokus/read/2013 ... an-nissan-

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
Pas taun 90an kan ditulis tuh di brosur2nya 'NISSAN ADALAH DATSUN"Bhanaspati wrote:beda om,artoodetoo wrote:Nissan adalah Datsun
http://oto.detik.com/otofokus/read/2013 ... an-nissan-
Yeap. Ketauan neh org jadul juga..amfibi wrote: Pas taun 90an kan ditulis tuh di brosur2nya 'NISSAN ADALAH DATSUN"
Nah... Ketauan ini om om jadoel semua...Nightster Guy wrote:Yeap. Ketauan neh org jadul juga..amfibi wrote: Pas taun 90an kan ditulis tuh di brosur2nya 'NISSAN ADALAH DATSUN"
Tapi bukan 90an bro, saat 90an Nissan jualan Sentra, Sentra Genesis dan Sunny Coupe, udah gak pk slogan tsb.
Tepatnya early-mid 80an saat Nissan jualan Nissan Laurel, slogan Nissan adalah Datsun' pasti ditulis gede2 sbg jembatan memori ke benak konsumen.
INI program pembodohan publik atau gimana ya?? di INDIA ga pakai program LGCG segala dijual ga smp 70jt .. masuk INDON udah embel2 LGCG malah dijual lebih mahal!!!!!! .. ANEH!!!!dieselkiki wrote:http://otomotif.kompas.com/read/2013/07 ... 118.7.juta
Jakarta, KompasOtomotif - Dalam Permenperin Nomor 33 Tahun 2013, Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2), disebutkan beberapa syarat dan ketentuan bagi setiap merek yang ikut program LCGC. Bila tidak bisa dipenuhi, ATPM tidak akan mendapatkan insentif pembebasan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) 10 persen.
Pertama, harus menggunakan mesin bensin berkapasitas 980 cc - 1.200 cc dengan konsumsi BBM minimal 20 kpl. Untuk diesel, bisa berkapasitas sampai 1.500 cc, namun konsumsi bahan bakarnya tetap 20 kpl. Semua mesin yang digunakan wajib menggunakan bahan bakar dengan spesifikasi non-subsidi, RON 92 untuk bensin dan Cetane Number (CN) 51 untuk diesel.
Juga ditetapkan harga acuan dasar setiap produk, yaitu Rp 95 juta off-the road sesuai lokasi kantor pusat ATPM. Harga acuan bisa saja naik, sesuai dengan inflasi mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), kurs nilai tukar Rupiah (Bank Indonesia) atau harga bahan baku, atas rekomendasi lembaga verifikator Surveyor.
ABS dan Matik
Setiap merek juga boleh menaikkan harga 15 persen dari harga acuan jika menggunakan transmisi otomatis dan 10 persen lebih mahal (dari harga acuan) jika menambah kelengkapan keselamatan, seperti kantung udara (airbag), teknologi anti-lock braking system (ABS) atau electronic brake-force distribution (EBD).
"Jadi, kalau kedua unsur tersebut dipakai pada produk, kenaikan maksimum bisa dilakukan oeh produsen sampai 25 persen dari harga acuan," jelas Budi Darmadi, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian kepada KompasOtomotif, kemarin (14/7/2013).
Dengan ketentuan tersebut, akan ada empat tingkat harga. Pertama, minimum Rp 95 juta, biasanya untuk varian terendah dengan kelengkapan standar. Kedua, Rp 104,5 juta, sudah dilengkapi dengan airbag, ABS dan EBD. Ketiga, Rp109,25 juta bila menggunakan transmisi otomatik. Terakhir, Rp 118,75 juta untuk varian termewah, sudah dilengkapi airbag, ABS, EBD dan transmisi otomatik.
Harga tersebut belum termasuk Pajak Daerah, Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama (BBN) alias off the road. Dilanjutkan Budi, kebutuhan kelengkapan keselamatan dan kenyamanan berkendara pada produk LGCG juga diperlukan ketika unit diekspor ke negara lain.
gak bisa dibilang murah juga ni mobil lcgc
Rem tangannya model tarik dari dashboard serasa kembali ke thn 80-andubz wrote:Rem tangannya dong - classic mode wkwkwkwk
Inilah Indo bromaxx wrote:INI program pembodohan publik atau gimana ya?? di INDIA ga pakai program LGCG segala dijual ga smp 70jt .. masuk INDON udah embel2 LGCG malah dijual lebih mahal!!!!!! .. ANEH!!!!dieselkiki wrote:http://otomotif.kompas.com/read/2013/07 ... 118.7.juta
Jakarta, KompasOtomotif - Dalam Permenperin Nomor 33 Tahun 2013, Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2), disebutkan beberapa syarat dan ketentuan bagi setiap merek yang ikut program LCGC. Bila tidak bisa dipenuhi, ATPM tidak akan mendapatkan insentif pembebasan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) 10 persen.
Pertama, harus menggunakan mesin bensin berkapasitas 980 cc - 1.200 cc dengan konsumsi BBM minimal 20 kpl. Untuk diesel, bisa berkapasitas sampai 1.500 cc, namun konsumsi bahan bakarnya tetap 20 kpl. Semua mesin yang digunakan wajib menggunakan bahan bakar dengan spesifikasi non-subsidi, RON 92 untuk bensin dan Cetane Number (CN) 51 untuk diesel.
Juga ditetapkan harga acuan dasar setiap produk, yaitu Rp 95 juta off-the road sesuai lokasi kantor pusat ATPM. Harga acuan bisa saja naik, sesuai dengan inflasi mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), kurs nilai tukar Rupiah (Bank Indonesia) atau harga bahan baku, atas rekomendasi lembaga verifikator Surveyor.
ABS dan Matik
Setiap merek juga boleh menaikkan harga 15 persen dari harga acuan jika menggunakan transmisi otomatis dan 10 persen lebih mahal (dari harga acuan) jika menambah kelengkapan keselamatan, seperti kantung udara (airbag), teknologi anti-lock braking system (ABS) atau electronic brake-force distribution (EBD).
"Jadi, kalau kedua unsur tersebut dipakai pada produk, kenaikan maksimum bisa dilakukan oeh produsen sampai 25 persen dari harga acuan," jelas Budi Darmadi, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian kepada KompasOtomotif, kemarin (14/7/2013).
Dengan ketentuan tersebut, akan ada empat tingkat harga. Pertama, minimum Rp 95 juta, biasanya untuk varian terendah dengan kelengkapan standar. Kedua, Rp 104,5 juta, sudah dilengkapi dengan airbag, ABS dan EBD. Ketiga, Rp109,25 juta bila menggunakan transmisi otomatik. Terakhir, Rp 118,75 juta untuk varian termewah, sudah dilengkapi airbag, ABS, EBD dan transmisi otomatik.
Harga tersebut belum termasuk Pajak Daerah, Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama (BBN) alias off the road. Dilanjutkan Budi, kebutuhan kelengkapan keselamatan dan kenyamanan berkendara pada produk LGCG juga diperlukan ketika unit diekspor ke negara lain.
gak bisa dibilang murah juga ni mobil lcgc
Namanya juga Indo om...maxx wrote:
INI program pembodohan publik atau gimana ya?? di INDIA ga pakai program LGCG segala dijual ga smp 70jt .. masuk INDON udah embel2 LGCG malah dijual lebih mahal!!!!!! .. ANEH!!!!
Baru merhatiin ane..dubz wrote:Rem tangannya dong - classic mode wkwkwkwk
Hellow jugak bang ....dieselkiki wrote:halo bang gay..![]()
![]()
![]()
beli brio boleh minum premium lagi daripada lcgc kudu musti harus wajib pertamax. lcgc my ass
-
Nightster Guy wrote:Hellow jugak bang ....dieselkiki wrote:halo bang gay..![]()
![]()
![]()
beli brio boleh minum premium lagi daripada lcgc kudu musti harus wajib pertamax. lcgc my ass
-![]()
Bold:Makin bingung kita yah. Yg konon bodo2 ini ama konsep dasar LCGC kita endonesah ini. Sedih ni negara. Ntah kapan benernya/becusnya. Auk lah..
itu 90 juta belum diskon omricz wrote:Namanya juga Indo om...maxx wrote:
INI program pembodohan publik atau gimana ya?? di INDIA ga pakai program LGCG segala dijual ga smp 70jt .. masuk INDON udah embel2 LGCG malah dijual lebih mahal!!!!!! .. ANEH!!!!
Selama pemerintah gobl*k itu masi doyan duit, ttp mahal itu... Biaya silumannya banyak sih...
Merapat ke Brio S ajalah kalo begini... Dgn diskon segede gaban juga hampir mirip2 harganya... Trus fiturnya lebih banyak...
Sistem dan infrastruktur yg hrs dibenahi duluc_adhi_k wrote:Mobil mahal aja di kota kota besar macet
Apalagi klo mobil murah
CRV pake premium aja gpp bro, masa mbl LCGC pake pertamaxricz wrote:Wajib Pertamax? No, thanks...
Belikan Pertamax buat CRV aja musti mikir lg... Apalagi utk mbl kaleng sarden 90 jutaan...
rem tangan mikroletdubz wrote:Interior
Makanya itu...DigitALL wrote:CRV pake premium aja gpp bro, masa mbl LCGC pake pertamaxricz wrote:Wajib Pertamax? No, thanks...
Belikan Pertamax buat CRV aja musti mikir lg... Apalagi utk mbl kaleng sarden 90 jutaan...