spiker ahond kan juga HK....
Harman Karton.................


Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
Bakalan ada piyikz yang nyamber postingan ini gegara galaw...ChZ wrote:HK?
spiker ahond kan juga HK....
Harman Karton.................
![]()
HK = Harman Karton/Harman Karbonartoodetoo wrote:HK = Harman Karbon?
Saya bukan audio freak, gak ngerti apa bedanya antara yg bagus dan bagus sekali.
Kalo bagus dan jelek mah gampang bedainnya
Mini Cooper S? Keras bener suspensi nya (ane pernah TD Mini Mayfair... mw mampus rasanya dikocok di jalan keriting Kertajaya), dan keliatannya approach angle sempit. Kemaren F30 bisa keluar masuk ramp parkiran diler yang cukup tinggi elevasi nya dengan lancar.gazelink wrote:Sorry OOT dikit, mau tanya master2
Kalo 320i vs Mini cooper S.
Untuk daily use di jakarta, bmw atau mini yang lebih gampang gasruk karena tanjakan / poldur?
Untuk road noise bmw 320i vs mini gimana? Both bawaan-nya RFT?
Maintenance cost murah dan gampang mana?
Thanks in advance.
Kepraktisan sebuah Mini sebagai hot hatch tentu berbeda dengan sebuah F30 sebagai sebuah saloon eksekutif. Cabin space dan kenyamanan daily ride tentu menang F30. Tetapi di Mini, joy to ride sebuah hatch powerfull tentu berbeda. Mini diciptakan untuk bersenang2...gazelink wrote:Thanks om madcat, bisa dijelaskan lebih kepraktisannya seperti apa?
Maksudnya its a british car apa ya? Prestige?
madcat015 wrote:Bakalan ada piyikz yang nyamber postingan ini gegara galaw...ChZ wrote:HK?
spiker ahond kan juga HK....
Harman Karton.................
![]()
Bukan bermaksud apa-apa ya oom.. Saya gak mau cari musuh disini.. Saya juga tidak menyampah-nyampahi BMW. Mungkin pengalaman saya tidak sebanyak oom peace, tetapi dengan hidup bersama E300, pengalaman dengan 335i, bertetangga hanya dipisahkan tembok 1 meter dengan 320i, main beberapa kali dengan 520i dan bahkan road trip keliling Jabar dengan C200, saya memiliki impresi bahwa attention to detail BMW masih setingkat dibawah Merc dan entah kenapa bagi saya terasa sangat signifikan. Sekali lagi, ane gak berniat jahat sama sekali, cuman pengen share aja..peace wrote:Kalo build quality merc diatas bmw ane setuju tapi u/ ckd merc indo parah bagusan bmw, qcnya merc parah..gap tutup tangki diantar ke cust ga rata n gede...bmw ckd no komplain
Dan attention to detail nurut ane bmw bilang diatas merc...dia lebih tau gmn manjain driver... Posisi tombol merc ga seergonomis bmw cape megangnya
Dan fitur mercy indo? Sampah u/ seharga segitu overprice dan kopong
F30 328 pasti HK ola
Ati-ati om, kalau BMW setau ane emang interiornya cepet ngelupas, pengalaman dulu bokap ada BMW 523i tahun 2005 baru 3 tahun rubber finish dashboard sama door trimnya udah pada prutul, dan itu ganggu banget. pas awal2 baru beli memang enak banget di pegangnya, lembut-lembut gitu.AD74YA wrote:With all my respect to you, oom peace, entah kenapa ane mendapatkan pengalaman yang begitu berbeda, menilik dari komen oom peace:
Bukan bermaksud apa-apa ya oom.. Saya gak mau cari musuh disini.. Saya juga tidak menyampah-nyampahi BMW. Mungkin pengalaman saya tidak sebanyak oom peace, tetapi dengan hidup bersama E300, pengalaman dengan 335i, bertetangga hanya dipisahkan tembok 1 meter dengan 320i, main beberapa kali dengan 520i dan bahkan road trip keliling Jabar dengan C200, saya memiliki impresi bahwa attention to detail BMW masih setingkat dibawah Merc dan entah kenapa bagi saya terasa sangat signifikan. Sekali lagi, ane gak berniat jahat sama sekali, cuman pengen share aja..peace wrote:Kalo build quality merc diatas bmw ane setuju tapi u/ ckd merc indo parah bagusan bmw, qcnya merc parah..gap tutup tangki diantar ke cust ga rata n gede...bmw ckd no komplain
Dan attention to detail nurut ane bmw bilang diatas merc...dia lebih tau gmn manjain driver... Posisi tombol merc ga seergonomis bmw cape megangnya
Dan fitur mercy indo? Sampah u/ seharga segitu overprice dan kopong
F30 328 pasti HK ola
Berikut beberapa fun facts yang mungkin ya dan mungkin tidak berhubungan dengan pola pikir saya ini:
1. Kebetulan semua yang saya dekat adalah "CKD" atau sebenarnya lebih tepatnya "SKD - Semi Knock Down" karena parts mobil bukan dibuat di Indonesia, masih di Impor, disini hanya dirakit. Jadi jika ada yang fault karena tangan Indonesia adalah di finishing (cat contohnya), bukan di "kualitas buatan" karena semua panel-panelnya mayoritas merupakan global standard.
2. Dari investasi R&D di bagian upholstery kabin dan inspection exterior, Merc jauh lebih besar ketimbang BMW. Tahun 2011 pernah saya baca bahwa Merc menghabiskan dana $1.000.000 per jam hanya untuk sektor upholstery, meningkat sekitar 20% ketimbang tahun-tahun sebelumnya (masih tetep super gede juga). Salah satu contohnya adalah; dalam menentukan bahan yang akan digunakan untuk tombol audio dan panel silver, Merc menciptakan laser cutting sendiri yang bisa motong panel plastik sampai ketelitian ukuran mikron; hal ini bertujuan agar saat tombol interior di tekan, konsistensi sudut tekanan dan rongga tegak lurus membuatnya seakan tidak ada gap. Lalu Merc juga harus melapisi tombol dengan lapisan kasat mata yang bersifat oil-fob dan hydro-fob, sehingga noda sebandel apapun, bahkan sekelas tinta, bisa di wipe dengan mudah. Semua tombol-tombol Merc pun harus menjalani test lolos konsistensi 1000x pencetan sebelum dipasangkan di mobil (ini di test semuanya, bukan hanya sampel saja). Di eksterior contohnya, untuk desain spion W204 saja Merc melakukannya dengan saat ujicoba jalan 100.000 km dengan berbagai kondisi, dan spionnya dikenakan banyak adjustment sampai kurang lebih 100x hingga wind noise yang di hasilkan spion nyaris minim tapi dengan lebar spion yang pas untuk safety visibilitas kebelakang. Untuk hal-hal seperti ini, harus diakui BMW tidak melakukannya se obsesif Mercedes..
Disini saya tidak akan bahas tentang wind noise maupun road noise atau noise apapun karena saya tidak memiliki komponen kuantifikasinya. Jadi saya akan share pengalaman di sektor upholstery saja ya oom...
Adapun beberapa pengalaman saya (beberapa tertangkap gambar) sehingga saya bisa punya personal impression seperti yang saya tuliskan sebelumnya di halaman 5:
Foto 1: Antara C250 dan 335i
Buat ane, sepanjang perjalanan yang ditempuh dengan keduanya, instrumentation Merc jauh lebih clear ketimbang BMW. Ane harus akui jika duduk di kursi driver, ergonomics Merc masih membingungkan, dan instrumen di BMW yang condong 30% ke arah driver sangat membantu sekali. Akan tetapi layar iDrive yang mudah terkena sinar matahari, contrast yang juga kurang baik ketimbang Merc punya, dan juga kecenderungan static sehingga membuat debu menempel agak mengganggu pengalaman ane bersama 335i. Yang jelas, semua hal penting yang harus dibaca oleh mata seperti dials dan idrive, buat ane, Merc menang telak.
Lalu fitur di 335i yang paling membuat ane terganggu adalah armrest glovebox yang harus di dorong manual agar bisa maju mundur, dan menarik keatas untuk membuka (saat kondisi mobil baru, di 335i keset sekali sehingga butuh tenaga). Buat ane tidak elegan. Di Merc, walau tidak ada sliding arm rest, tetapi cukup hanya menekan tombol untuk membuka glovebox tengah, dan mendiring ringan untuk menutup.
Lalu ane punya pengalaman buruk dengan 320i F30, yaitu ketika ada saus tomat yang menempel di tombol audio dan ane seka seadanya, ada sisa minyak yang menempel tidak bisa hilang hanya dengan diseka tisu kering. Ketika ane pakai tissue basah yang mengandung alkohol, mengakibatkan tombol audio 320i berubah warna sedikit menjadi lebih muda, padahal tissue ini biasa ane pergunakan untuk membersikan interior E300. Lalu ketika sampai rumah, baru bisa diratakan dan hilang setelah menggunakan Meguiars Interior Detailer Cleaner.. Tiwas udah tegang takut permanen berubah warnanya. So far ane pakai E300, pernah tinta sidik jari menempel di tombol plastik angka saja cukup di lap pakai permukaan tangan bisa hilang.
Foto 2: Sambungan panel 520i 2013
Sudah beberapa kali ane naiki mobil ini karena yang punya salah satu sobat ane main futsal. Baru beberapa hari yang lalu ane habiskan waktu lama dengan 520i karena oom Zombiee penasaran bagaimana review saya, sayang kondisi kota macet dimana-mana gak bisa ane geber maksimal.
Unit yang didapat termasuk unit baru, Oktober 2013. Akan tetapi terlihat beberapa konsistensi gap yang cukup parah untuk ditemui di mobil diambang 1M. Yang ketangkap foto saya ada di bagian panel tengah dekat i-Drive, didepan konsol tengah, bisa terlihat juga lipatan kulit yang tidak rapi terlihat di ujung panel tersebut - hal yang sama terlihat di penutup glovebox tengah, lipetan kulitnya terasa kasar sekali. Gap lain terdapat di glovebox depan, lalu tempat charger iphone di glovebox tengah yang rattle karena kaitannya gak bisa ngait. Selain itu, saya menemui adanya kejanggalan yaitu karat dibagian rel besi kursi driver. Tidak terekspos, tetapi sedikit terlihat dari sela-sela kursi.. Kok bisa ada beginian ya.. Setelah dapat pengalaman ini ane segera cek E300
Foto 3: E300
Alhamdulillah, semua rel nya masih baik coatingnya, dan juga tidak ada panel gap ter ekspos walau memang mulai terlihat uzur. Boleh dilihat disini: http://www.serayamotor.com/diskusi/view ... 15567&f=19
Ane gak ada foto interior E300 di hp soale..
Jeleknya QC di E300 saya adalah di bagian cat eksteriornya: saat dapat, penuh kulit jeruk di beberapa panel, terutama lipatan bukaan bagasi. Lalu grill AMG yang saya pesan berkelir white ternyata cat nya lebih kuning dari warna body jadi belang. Dan ATPM nya bilang itu tidak dimasukkan sebagai fault pabrikan, jadi ga bisa klaim repaint, harus bayar. Kambing.... Hehehe.. Di interiornya, flawless alhamdulillah, dan tutup tangki juga konsisten gap nya ane ukur sendiri oom...
Dengan beberapa pengalaman long trip dengan kedua brand ini dan pengetahuan seadanya yang saya miliki tentang R&D Merc semoga oom peace bisa memahami kenapa saya mempercayai apa yang saya percayai. Saya benar-benar tidak niat untuk berdebat, atau memaksakan kehendak ya oom.. Pengalaman orang mungkin beda, karena QC produk juga sangat bisa berbeda..
Menurut saya, attention to detail bukan hanya di finishing, tetapi juga di bahan, dan layout overall, dan bagaimana parts interior berinteraksi dengan kita, dan excellence di noise karena desain eksterior di sektor aerodinamika, suspensi dan pilihan komponen kaki2 seperti ban. Karena kalau finishing saja, menurut saya yang dibicarakan terlalu sempit, hanya mobil Jerman sebagai produk rakitan Indonesia, bukan mobil Jerman yang di desain dari ground zero. Attention to detail dari sisi saya dimaksudkan dari awal produknya di desain di masing2 markas besarnya di Jerman sana. Mungkin disinilah sedikit perbedaan perspektif kita..
peace oom peace..
2. Mercedes disamain kayak avanza dan jazz...?mobil-mobil jerman seperti mercedes benz dan BMW rakitan indonesia itu cuma akal-akalan biar pajak murah. Kebetulan ada temen yang kerja disana dan mereka cerita kalau BMW dan Mercedes Benz itu di Indonesia cuma pasang ban, pasang emblem, pasang stiker sama jahit kursi sesuai sama pesanan buat versi individual. Ya tau sendiri kan peraturan pemerintah kita gimana?
walaupun kaleng dan pas diketok bunyinya sama, belom tentu kualitas kaleng Jazz dan Merc sama, tiap mobil pasti beda..kalo bisa dibandingkan, coba aja ketok atap Subaru Impreza 2.0i-S..nggak usah ketok atap deh, ketok aja bodi mobilnya, itu tipis..Dan untuk beberapa mobil yang kacang goreng kaya C-class waktu itu ane pernah naro mobil di asuransi kan, terus ada mercy baru udah masuk bengkel. kata abangnya itu mercedes kaya avanza, atepnya kaleng. eh bener pas gua ketok atepnya bunyinya ampun, kaya atep honda jazz kaleng rombeng
Mungkin itu juga jawaban kenapa Mercedes Benz masih ada model-model yang diimpor lewat IU meskipun udah ada jalur resminya. IMHO sih ini....
Poin 1...VanzMatic wrote:1. Nah, jangan katanya katanya... coba tolong buktikan, sampai bisa ada statement bahwa2. Mercedes disamain kayak avanza dan jazz...?mobil-mobil jerman seperti mercedes benz dan BMW rakitan indonesia itu cuma akal-akalan biar pajak murah. Kebetulan ada temen yang kerja disana dan mereka cerita kalau BMW dan Mercedes Benz itu di Indonesia cuma pasang ban, pasang emblem, pasang stiker sama jahit kursi sesuai sama pesanan buat versi individual. Ya tau sendiri kan peraturan pemerintah kita gimana?
Hmmmm.... menarik....
Taruh bukti disini, kita analisis bersama, okay?
Setau saya yg pernah ikut ngerasain bmw di rumah, yang ngeselin dari bmw hanya satu: atap plafon turun. Itu doang.
lainnya?
Meh...![]()
Jadi garage queen berbulan bulan, selama dimiliki hanya jalan 20.000km selama 4 tahun, worth it lah.
haristk7 wrote:walaupun kaleng dan pas diketok bunyinya sama, belom tentu kualitas kaleng Jazz dan Merc sama, tiap mobil pasti beda..kalo bisa dibandingkan, coba aja ketok atap Subaru Impreza 2.0i-S..nggak usah ketok atap deh, ketok aja bodi mobilnya, itu tipis..Dan untuk beberapa mobil yang kacang goreng kaya C-class waktu itu ane pernah naro mobil di asuransi kan, terus ada mercy baru udah masuk bengkel. kata abangnya itu mercedes kaya avanza, atepnya kaleng. eh bener pas gua ketok atepnya bunyinya ampun, kaya atep honda jazz kaleng rombeng
Mungkin itu juga jawaban kenapa Mercedes Benz masih ada model-model yang diimpor lewat IU meskipun udah ada jalur resminya. IMHO sih ini....
Subaru Impreza, Mercedes C Class, Honda Jazz...pasti beda-bedalah kualitasnya, tiap pabrikan ada resep meracik tersendiri bodi mobilnya..
Sama om helm, ini sebenernya mobil eropa pertama ane (smart for2 kagak dihitung euAD74YA wrote:With all my respect to you, oom peace, entah kenapa ane mendapatkan pengalaman yang begitu berbeda, menilik dari komen oom peace:
Bukan bermaksud apa-apa ya oom.. Saya gak mau cari musuh disini.. Saya juga tidak menyampah-nyampahi BMW. Mungkin pengalaman saya tidak sebanyak oom peace, tetapi dengan hidup bersama E300, pengalaman dengan 335i, bertetangga hanya dipisahkan tembok 1 meter dengan 320i, main beberapa kali dengan 520i dan bahkan road trip keliling Jabar dengan C200, saya memiliki impresi bahwa attention to detail BMW masih setingkat dibawah Merc dan entah kenapa bagi saya terasa sangat signifikan. Sekali lagi, ane gak berniat jahat sama sekali, cuman pengen share aja..
Disini saya tidak akan bahas tentang wind noise maupun road noise atau noise apapun karena saya tidak memiliki komponen kuantifikasinya. Jadi saya akan share pengalaman di sektor upholstery saja ya oom...
Jeleknya QC di E300 saya adalah di bagian cat eksteriornya: saat dapat, penuh kulit jeruk di beberapa panel, terutama lipatan bukaan bagasi. Lalu grill AMG yang saya pesan berkelir white ternyata cat nya lebih kuning dari warna body jadi belang. Dan ATPM nya bilang itu tidak dimasukkan sebagai fault pabrikan, jadi ga bisa klaim repaint, harus bayar. Kambing.... Hehehe.. Di interiornya, flawless alhamdulillah, dan tutup tangki juga konsisten gap nya ane ukur sendiri oom...
Dengan beberapa pengalaman long trip dengan kedua brand ini dan pengetahuan seadanya yang saya miliki tentang R&D Merc semoga oom peace bisa memahami kenapa saya mempercayai apa yang saya percayai. Saya benar-benar tidak niat untuk berdebat, atau memaksakan kehendak ya oom.. Pengalaman orang mungkin beda, karena QC produk juga sangat bisa berbeda..
Menurut saya, attention to detail bukan hanya di finishing, tetapi juga di bahan, dan layout overall, dan bagaimana parts interior berinteraksi dengan kita, dan excellence di noise karena desain eksterior di sektor aerodinamika, suspensi dan pilihan komponen kaki2 seperti ban. Karena kalau finishing saja, menurut saya yang dibicarakan terlalu sempit, hanya mobil Jerman sebagai produk rakitan Indonesia, bukan mobil Jerman yang di desain dari ground zero. Attention to detail dari sisi saya dimaksudkan dari awal produknya di desain di masing2 markas besarnya di Jerman sana. Mungkin disinilah sedikit perbedaan perspektif kita..
peace oom peace..
Statement diatas 100% setuju oom.. Dimana ane orangnya rada freak di masalah detailing di luxury department, walaupun saya tau sebagai sebuah mobil F30 lebih baik overall dari W204, akan tetapi masih bisa bikin ane galau mau ambil F30 hanya karena gak suka sama bahan interiornya dan NVH yang kurang layak, bisa di cek di review 335i saya oom..peace wrote:
nurut ane
attention to detail merc lebih ke kemewahan (NVT,kualitas bahan etc) belum cocok ama ane
bmw (pembagian bobot,driver oriented,mesin,fitur) kebetulan ane cukup mengerti teknologi jadi lebih condong kesini
AD74YA wrote:Statement diatas 100% setuju oom.. Dimana ane orangnya rada freak di masalah detailing di luxury department, walaupun saya tau sebagai sebuah mobil F30 lebih baik overall dari W204, akan tetapi masih bisa bikin ane galau mau ambil F30 hanya karena gak suka sama bahan interiornya dan NVH yang kurang layak, bisa di cek di review 335i saya oom..peace wrote:
nurut ane
attention to detail merc lebih ke kemewahan (NVT,kualitas bahan etc) belum cocok ama ane
bmw (pembagian bobot,driver oriented,mesin,fitur) kebetulan ane cukup mengerti teknologi jadi lebih condong kesini
Mengenai layar, resolusi BMW lebih baik jauh, tapi kontras nya kalah sama MB oom, terutama terhadap C250 AVG dan E300 ane. Mau terik kayak apapun, layar dan dials gak terpengaruh. Sedang di BMW (boleh lihat foto i drive di review M135i ane), kalau ke daerah panas terik, layarnya kalah (bukan dalam artian 100% blur, tapi hanya kontrasnya kurang tinggi saja. Kebaca mah masih kebaca banget).. Dan dials yang masih "jadul" nyala orange kurang sesuai dengan selera ane.
Pada akhirnya, bagian ginian akan lebih ke personal dan gak bisa di justifikasi.. Sangat berbeda dengan teknis mobil seperti engine performance lalu ride dan handling.
That's been said, pengalaman oom dan keluarga dengan MB kacrut juga tu oom... Siapa gak kesel digituin? Kalau unit yang oom dapat di deliver ke ane.udah jelas ane bakal sue buat ganti unit baru.. Enak aja.. Tidak menghargai sekali itu...