Winata wrote:Mgkn anda kritik karena anda jg ga puas dgn jualan anda. Mgkn bung conan berpikir andaikan TAM jual noah, wish seharga vanza innova, omset gw bakal melambung.
coba buka
http://www.otomotif-online.com di form search cari u-imv ada ga. Coba hayo
Mr. Winata, silakan Anda baca postinganku di tahun 2005 dulu :
(Anda juga bisa cari sendiri dengan tombol 'search' di atas : masukkan keyword 'U-IMV' dan untuk hasil search, pilih yang berbentuk 'post' dan bukan 'thread')
Dari
http://www.serayamotor.com/diskusi/view ... mv&start=0 :
conan wrote:Contoh, daripada Avanza, kenapa tidak memasukkan Toyota Passo saja? Sebentar lagi juga kembarannya Daihatsu Sirion akan diluncurkan disini, dengan harga yg kompetitif dengan Avanza. Selain itu masih ada Toyota Porte, dan model2 lain yg lebih kecil daripada itu juga ada.
Daripada Innova, kenapa tidak merakit Toyota Wish atau [cencored] saja? Jika Wish dirakit lokal, harganya pasti bisa sama dengan Honda Stream, dan penjualannya pasti lebih unggul daripada Stream, karena brand Toyota di sini jauh lebih kuat.
Daripada Innova bermesin 2.7L dijual Rp 270 jutaan, mengapa tidak merakit Toyota Noah/Voxy 2.0L saja? Harganya pasti bisa kompetitif dengan Serena di Rp 240 jutaan, lebih murah daripada 'Super Innova', dan sekali lagi sudah pasti penjualan Toyota mengungguli Nissan.
Daripada Soluna dulu, mengapa tidak Toyota Echo sedan saja? Daripada Altis, mengapa tidak semua varian JDM Corolla saja diluncurkan disini? Kalau orang Indo memang gila daya muat, Corolla Spacio bisa memuat 7 orang tuh.
Toyota Vitz juga datangnya terlambat, pasar sudah keburu dikuasai Honda dengan Jazz-nya. Fortuner juga datangnya terlambat, padahal dulu memiliki kesempatan menguasai pasar SUV jika merakit RAV4.
Coba lihat Honda atau Nissan, sampai hari ini hampir semua line-up yg dijual disini dijual juga di Jepang. Fit/Jazz, Stream, CRV, Civic, Accord, Odyssey. Serena, X-Trail, Teana.
Apakah hanya karena dipasang emblem Toyota, semua model TAM memiliki kualitas standar internasional Toyota? Kalau Avanza dan Innova dijual di Jepang, para eksekutif Toyota Motor Corp mungkin sudah harakiri, malu!
Semua ini kan ulah Toyota Astra Motor dengan 'Kijang'nya, yg dulu dijual bahkan lebih mahal daripada Innova sekarang, padahal dr chassis, mesin dan segalanya jauh di bawah Innova.
Tidak perlu alasan kalau CBU harga tidak bisa bersaing dengan IU, adanya jaminan ATPM saja sudah bisa menjamin tingkat penjualan yg memuaskan, lihat saja Honda dengan Odyssey-nya, justru IU yg harus banting2 harga stok Odyssey mereka yg terlalu banyak, begitupun masih banyak orang yg beli versi ATPM.
Toyota Motor Corp : sangat pantas menjadi pabrikan no 1 dunia.
Toyota Astra Motor : bloodsucking vampires.
conan wrote:Quote:
Yang bikin IMV kan bukan TAM bung Conan... Tapi TMC ...
Berarti TMC "mbahnya bloodsucking vampires dong"...
Aku mengikuti project IMV dan U-IMV (Under-IMV; Avanza/Xenia) sejak beberapa tahun sebelum Avanza pertama kali diluncurkan..kedua project ini bukan berasal dari TMC tapi hasil lobi dr TAM dan Toyota Thailand..untuk menciptakan produk 'lokal but qlobal quality although without airbag' untuk mengeruk keuntungan sebesar2nya dari pasar Asean..
Quote:
Passo berapa seater, Pak ? Avanza 7 seater loh
Sedangkan Daihatsu sendiri kan ada rencana masuk ke mari
Apakah Avanza layak disebut proper 7-seater? Innova saja banyak yg mengeluh sempit, apalagi Avanza. Cobalah lihat kebanyakan Avanza, jarang sekali jok baris ketiganya diisi, malah biasanya direbahkan. Atau jika Anda dan kawan2 hendak bepergian jauh dengan Avanza, berapa orang yg mengajukan diri secara sukarela untuk duduk di jok ketiga yg nyaman, karena Avanza kan 7-seater?
Secara konstruksi pun, Avanza adalah model 5-seater yg dipaksakan menjadi 7-seater! Buktinya, Avanza S yg diimpor ke Thailand, modelnya sudah dirubah menjadi 5-seater, dan bukan lagi 7-seater! Hanya yg dijual di Indon lah yang dipasang jok seadanya di baris ketiga.
Apalagi dr sisi keamanan, jok baris ketiga Avanza apakah aman? Jika ditabrak dari belakang, penumpang baris ketiga sudah pasti fatal. Kalau tidak ada headrest, jika ditabrak dengan keras, leher bisa patah karena tertekan ke belakang.
Dan memangnya kenapa jika Daihatsu juga mau masuk pasar ini, bahkan dengan mobil yg sama? Di Jepang ada Toyota Passo-Daihatsu Boon, dan bahkan di Indo sini juga ada Toyota Avanza - Daihatsu Xenia, haloo?
Quote:
Mengenai Wish, tahukah anda bahwa Innova saja banyak yang teriak-teriak bagian belakangnya kurang lega ? Apalagi yg namanya [cencored]
Lho, apakah karenanya, penjualan Stream sejak diluncurkan sampai sekarang, bisa dibilang gagal? Wish dan Stream memiliki dimensi panjang lebar tinggi yang persis sama. If that's good enough for Stream buyers, that should be good enough for Wish buyers.
Dan kalau Wish yang dirakit, tentu tidak ada Innova, orang akan membandingkan headroom/legroom-nya dengan apa?
Quote:
Mengenai Voxy / Noah, masyarakat sini belum tentu suka dengan bentuknya, mungkin perlu waktu untuk membiasakannya.
Mengapa harus mengambil resiko dengan sesuatu yang baru bentuknya
Lho, mengapa tidak? Kalau semua pabrikan tidak mau mengambil risiko dengan sesuatu yg baru bentuknya, tidak akan ada era SUV, MPV, supermini, city car, di dunia ini. Semua akan berupa sedan atau minibus, dong.
Lihat Nissan dengan Serena-nya. Walaupun sudah pasti tidak bisa menyaingi Innova, tapi di pasar medium minivan ATPM Jepang, Serena adalah satu2nya, tanpa pesaing langsung. TAM dan HPM tidak menjual Noah/Voxy atau Stepwagon. Dan Serena cukup sukses, tuh. Buktinya, di forum ini saja, ada beberapa orang yg beli. Sampai sekarang aku belum bertemu anggota SM yg beli Grandis, misalnya.
Dan mengapa ATPM harus praktek under-invoicing? Jual saja dengan harga resmi, dan buat policy semua bengkel resmi tidak boleh menerima unit CBU selain dr ATPM. Yakinlah, banyak orang yg akan beli dr ATPM walaupun harganya lebih mahal. Bukankah di negara2 lain juga, ATPM sebagai perwakilan resmi pabrikan, menguasai pasar daripada grey importers?
Justru aku dari dulu paling tidak suka dengan TAM dan strategi IMV mereka.
Silakan baca dulu sebelum Anda menuduh yang macam2.
