Lanjut lagi cerita ...... setelah sampai di Larantuka...
Jadi, malam itu di Larantuka saya menikmati betul makan mie ayam, tanpa bakso... karena ternyata bakso nya keburu habis..maklum pengunjung seolah ngga brenti2, saya perhatikan banyak keluarga yang ingin makan malam bersama di kedai mie ayam itu.
Saya jg sengaja tidak makan di dalam kedai, saya minta ijin ke pemilik warung untuk makan di outdoor saja, persis di samping mobil... ini mengingatkan saya di Bogor dulu kalau malam sering makan Mie ayam di Halaman Bogor Permai Bakery.
Back to Topic.... Bagaimana Rencana berikut nya..??
Hal apa yang akan kami lakukan selama di Larantuka ??
Saat itu saya berkoordinasi dengan om Rendi...dan kami mempunyai beberapa Plan diantaranya :
Plan A : kita coba cari penginapan, jika dapat yang sesuai kita akan menginap 1 malam, besok pagi stelah sarapan kita akan putari seluruh sudut Larantuka dan langsung putar balik menuju Kelimutu, di Kelimutu kami nginap lagi 1 malam untuk menyaksikan Sunrise...stelah Sunrise kami Gaspol ke Ende - Ruteng - Labuan Bajo dan mengantri kapal untuk berlayar menuju Sape, Pulau Sumbawa ..
Plan B : Kita cari mesjid yang besar dengan halaman parkir luas dan toilet bersih, rencana mau mandi.. dan kita menunaikan ibadah sholat 5 waktu, stelah itu istirahat sampai jam 11 malam atau maksimal sampai jam 12 malam, stelah itu kita akan segera putar balik menuju Kelimutu, diperkirakan sampai Kelimutu waktu nya Pas untuk langsung Sunrise, stelah Sunrise kami akan Gaspol ke Ende - Ruteng - Labuan Bajo dan mengantri kapal untuk berlayar menuju Sape, Pulau Sumbawa ..
Hanya 2 Plan itulah yang kami buat malam itu... lalu kami sepakat bahwa apapun kondisinya.. kami akan selalu menyesuaikan diri, tidak akan memaksakan diri untuk melakukan hal2 yang hanya berdasarkan keinginan keras kita saja.
Maka, stelah selesai makan malam itu yang sama sekali tanpa nasi, kita mulai melakukan penjajakan ke arah pelabuhan Larantuka, karena di titik itulah saya beberapa kali melihat banyak penginapan2 yang memang tidak terlalu besar, tapi harapan kami kondisi kamar nya layak dan cukup untuk kami ber istirahat malam itu, mumpung belum terlalu larut malam..saat itu masih sekitar jam 9 malam.
Kami pun mulai bergerak, menuju ke Pelabuhan Larantuka.. dan menghentikan kendaraan di halaman sebuah hotel, saya lupa nama hotel nya, tapi posisi nya persis di dekat Pelabuhan Larantuka.
Seperti biasa saya datang ke Lobby dan berbicara dengan Receptionis, saya terus terang bahwa kami baru hanya ingin melihat2 saja dulu kamar yang mereka miliki dan masih tersedia, berikut nya saya diantar memasuki salah satu kamar yang tersedia.. hasilnya terus terang jauh dibawah ekpektasi kami, kondisi kamar nya bukan jelek atau tidak layak.. kami juga bukan ingin kamar mewah dan super bagus.. tapi sulit saya mendeskripsikan nya disini.. ingin saya katakan bahwa 1 kamar hotel amaris yang standar semua, dengan harga di kisaran 400K an itu cukup buat kami ber istirahat dan kami sering menginap di kamar seperti itu.. nah disini kami tidak mendapatkan apa yang kami inginkan... dan saat itu saya hanya bilang ke Receptionis bahwa saya akan berkoordinasi dulu dengan anak istri dan anggota kami yang lain, jika mereka setuju baru saya akan kembali.. pihak Hotel pun maklum dan setuju..
Berikut nya, kita geser ke beberapa hotel yang lain masih di jalur yang sama... ternyata kondisi nya pun mirip bahkan lebih jauh lagi dari harapan kami.. memang harga yang di tawarkan juga tidak mahal, rate nya 200K an.. tapi saya tahu betul bahwa kami akan percuma menempati kamar itu.. anak istri akan komplen dan tidak akan bisa tidur nyenyak semalaman ..ujung2 nya saya sendiri yang akan repot. Oke kita coba 1x lagi ke hotel lain nya ..
Hotel terakhir yang saya datangi memang di Web dan Googlemaps sudah ada indikasi dengan kata2
"hotel tua yang asri, tetap menjaga keasliannya" kira2 itulah kata2 yang saya baca di web nya hehehe...dan ketika saya datangi..memang betul suasana nya asli.. asli ga ada orang.. asli pernak-pernik nya serba tua dan saya yakin ini sudah berumur puluhan tahun.. saya coba ketuk2 dan permisi2.. tapi ga ada petugas sama sekali.. dan seingat saya saat saya tengok lantai nya itu masih tanah di beberapa baguan.... wkwkwkwk....Seru sekali saya pikir ini lah keaslian yang di katakan di web nya atau di Googlemaps (maaf saya sudah lupa dimana saya bacanya) kondisi ini yang membuat istri saya segera menarik tangan saya untuk segera membatalkan rencana melihat2 kamar nya.. hmmm...
Setelah melakukan penjajakan ke beberapa hotel di sekitar Pelabuhan Larantuka itulah...seolah saya baru tersadar dan mirip orang yang baru bangun tidur.. dan berkata dalam hati.. inilah Larantuka... inilah kota yang saya ingi datangi sejak 1 tahun lalu.. ini lah kota yang menjadi destinasi Road Trip di akhir tahun 2018.. dengan segala keindahan dan pesona alam nya..dengan segala kemulusan aspal untuk mencapainya kesini.... dengan segala semangat, dana, waktu yang sudah kami keluarkan selama 9 hari sejak keberangkatan kami dari rumah pada tanggal 14 Desember 2018.
Oke, kami saat itu tidak ingin larut dalam suasana... mental kami sudah siap sejak awal, bahwa apapun kondisinya kita akan tetap jalan menyesuai kan dengan kondisi yang ada. Toh kami ke Larantuka bukan ingin nginap di sebuah Hotel mirip dengan Lombok atau Labuan Bajo yang memang kami akui sangat nyaman dan mengasikkan, kami hanya ingin menapakkan kaki di Garis Finish dan itu sudah Selesai.. sudah tSah.. sudah merupakan anugerah yang tiada bandingan nya buat kami. Ya. Kami sudah berhasil sampai di Larantuka.
Dan bagi saya pribadi, makan mie ayam malam itu adalah sebuah keasyikkan tersendiri.. dan saya sebut dengan Mie ayam Larantuka hehehe...
Maka, melihat Plan A tidak bisa kami lakukan.. akhir nya kami gunakan Plan B yaitu cari mesjid..
Tadi waktu muter2 setidak nya saya melihat ada 2 mesjid besar yang dilewati.. jadi segeralah kami menuju ke mesjid tersebut... saya pilih mesjif yang paling besar, ya ternyata memang itulah Mesjid Agung syuhada Flores Timur..
Saya cek mesjid nya sedang Renovasi, tapi masih bisa berfungsi untuk menuaikan ibadah sholat di dalam nya.. dan saya cek juga toilet / kamar mandi nya bersih dengan air yang melimpah.. oke kita disini saja, Plan B kita jalan kan.
[emoji16][emoji16][emoji4][emoji4]
Maka, malam itu pun kami lewatkan dengan stay di dalam mobil yang jika saya ilustrasikan itulah kondisi yang paling nyaman saat kami merasa di sekeliling kami tidak bisa kami dapatkan apa yang kami harapkan dan inginkan...
Disinilah Rasa sayang & bersyukur kami kepada apa yang kami miliki saat ini benar2 teruji dan terbukti... Disaat2 seperti ini lah Kendaraan kami benar2 menjadi sebuah istana yang bisa kami gunakan sepuas2nya..
Bagaimana tidak ? Sebuah ruangan privasi yang full ac.. full makanan..full musik..dan jok kulit yang empuk jadi tempat paling mevvah malam itu.. kami jg tak merasa kekurangan seuatu apapun.. bantal, guling dan selimut tebal jg ada karena memang kami bawa dalam kondisi semua bersih, wangi, seperti yang biasa kami gunakan sehari2 di rumah ...
Saya merasa itulah hal yang paling saya syukuri di malam itu.. oke kita tidur yah.. cari posisi ternyaman, sandaran jok di rebahkan maksimal.. dan Bobo...
Goodnight.. !!!
[emoji1][emoji1][emoji1][emoji1][emoji1]