Grand Livina Gak Kuat Nanjak ????

Segala mobil tipe minibus/station (Kijang, Kuda, Panther, dll).

Moderators: akbarfit, Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze

Locked
dion
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 407
Joined: 01 May 2007, 14:58

Post by dion »

satu lagi cerita soal tanjakan. any comment?
-------------

Uji coba jalan tanjakan - Ketep Pass (Magelang)
Dear liviners,

Saya Sabtu sore melakukan uji coba naik jalan tanjakan. Sekitar jam
3 sore, kami berenam (saya, istri, Keisha, Katya, bapak, ibu) iseng2
sambil ngetest kemampuan GL melakukan perjalanan dari Jogja ke Ketep
Pass di kabupaten Magelang. Ketep Pass adalah tempat rekreasi utk melihat
gunung Merapi dan Merbabu, terletak di antara Magelang mendekati Salatiga.

Posisi duduk cukup ter-distribusi dengan baik, saya & istri di depan,
bapak & Katya di tengah, ibu & Keisha di belakang dg total berat kira2
320 kg. Perjalanan ke Muntilan berjalan lancar, kemudian menuju Blabak
sedikit melambat krn jalurnya menyempit. Setelah pabrik kertas Blabak,
kami belok kiri. Mulailah perjalanan naik sedikit demi sedikit.
Agak terasa berat, maklum biasa pakai Accord 2200 cc hehehee.....
Tapi kombinasi gigi 3 & 4 masih dominan bisa dipakai, dengan RPM 2000-3000.

Tantangan terberat adalah adanya tanjakan yg cukup panjang kira2 6 km,
dengan variasi 20-40 derajat (kira2 aja ya). Sengaja bawa 6 orang dan
AC nyala terus utk menguji seberapa kuat GL di tanjakan. Hmmm mulai terasa
juga bebannya buat GL kyknya. Dominasi di gigi 2 dengan RPM 2000-3500, speed
40-60 km/jam (ketep01.jpg). Saat melalui tanjakan yg paling curam, ditempel
terus ama Innova, bbrp saat masih oke2 aja, tapi tetap aja menyerah ama mesin
2000 cc sehingga "mengijinkan" Innova menyalip dengan mudah. Waaa sbnrnya gak
rela juga siiih. Kmd di tanjakan terakhir, gara2 berhenti bentar krn ada
perbaikan
jalan, terpaksa bermain di gigi 1 krn gigi 2 udh gak mampu lagi (ketep04.jpg).

Setelah nyampai, saya coba buka kap mesin. Ternyata suhu mesin normal2 aja tidak
terasa kenaikan yg signifikan. Bau kampas kopling kebakar sih pasti ada, cuma
wajar
kyknya. Cek di tutup radiator, ada bbrp percikan air kyknya yg menetes krn panas
(ketep02.jpg). Oh ya, kap mesin sudah dilapisi peredam panas 150 rb
(ketep03.jpg).
shg suhu kap gak perubahan. Setelah piknik2an sambil menikmati udara dingin
kami pulang lagi ke Jogja, mampir bentar di Muntilan utk buka dengan sate
kambing
Yu Mirah.

Kesimpulan sementara, performa di jalan datar semua udh tau sangat bagus,
nyaman,
kenceng, empuk, hening. Tapi utk tanjakan, sptnya biasa-biasa saja. Mungkin ada
yg harus disetting / tune-up dulu? Gak begitu paham mesin sih. Buat yg mau mudik
dg GL dan melewati tanjakan terjal, yg penting pinter2 ambil ancang2 aja deh.

salam dari Jogja
Yayok NLC-135
AB 1881 SY on 1.5XV Silver
yol127
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 67
Joined: 27 Apr 2007, 14:36
Location: Yogyakarta

Post by yol127 »

gunawan98 wrote: justru aneh ya kalo misal MANUAL kaga bisa nanjak. Kalo lihat gear ratio gigi 1, kan ga beda banyak dengan Taruna, atau yang sebangsanya. Bahkan power lebih gede dari Taruna (walau max torsi di rpm 4400). Saya pikir ketrampilan penggunaan kopling, gas, pada tanjakan u/ manual itu lebih berperan dibanding matic. IMHO, CMIIW. At least itu yang saya alami di tanjakan. Justru selama ini saya punya impresi (dan asumsi) kalo AT tuh butuh cc gede supaya smooth jalannya.

Pak Ichsan sekarang FC nya ga masalah ya? Saya juga loh gak masalah. Terakhir 1:11.59.. Premium biasa. uedan tenan!!

Itu ada yang tulis, kalo ga salah mas Dion? Yang bilang kalo justru premium lebih irit dari pertamax (atau pertamax gak pengaruh), karena emang dari sononya tuh timing pengapian sengaja di set mundur? Ini belum dikonfirm nih.

BTW mana yah MAXX? Katanya mau kasih share hasil kunjungan ke pabrik NMI?
IMHO dari pengalaman beberapa tahun nyetir RB20DET kopling NISSAN memang agak tinggi (dibanding dengan pabrikan lain). Pengalaman waktu test drive Livina 1.5 MT koplingnya relatif lebih keras (dibanding dengan mobil lama). Jadi mungkin saja ada yang masih kagok dan perlu adaptasi untuk main 1/2 kopling ketika menempuh tanjakan. Makanya saya ambil pakai Livina 1.5 AT biar enak kaki kirinya. Dan rasanya baik-baik saja tuh ketika menghadapi tanjakan, tentu saja jangan yang ekstrim ya ... cuman emang TWB-nya kadang bikin keki, karena telat respons.

FC pakai premium bisa 1:12 untuk menempuh jalan-jalan di Yogyakarta, irit (apalagi dibanding dengan mobil lama). Bahkan optimis bisa 1:14 jika gaya nyetirnya dibenerin

Masalah "pinggang" aku rasa karena kursi yang relatif kecil dan tempat duduk yang "terlalu" mendongak, jadi beban kepantat dan lutut agak "ngandul". Mungkin posisi ini enak bagi penumpang yang kakinya bisa bebas tanpa perlu nginjek pedal, tapi bagi sopir gak nyaman. Pada mobil lama kursi sopir yang "ajustable" aku buat flat, nyetir Yogya Bali nonstop gak capek.
johnlegend
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1142
Joined: 02 May 2007, 23:45

Post by johnlegend »

1:14 dalkot? serius nih?

mmh, saya baru lepas jok rotan.. masalah pinggang, menurut saya kyk nya emang ada *untuk sebagian orang.. kyk ngga cocok struktur titik2 penopang badan gitu..* tapi bokap n dd saya.. ngga ada protes apa2..

saya ngerasa tulank belakang bagian bawah *tulang ekor* rada capek.. pas di lurusin gitu enak bener.. pa lagi kl dipijet.. hehehe..
User avatar
WiraSoenaryo
Administrator
Administrator
Posts: 2491
Joined: 08 Aug 2002, 16:07
Location: Surabaya
Daily Vehicle: Toyota Rush TRD
Contact:

Post by WiraSoenaryo »

Our other services
SerayaMotor - SerayaHost - SerayaShop - PakaiNota
Locked
  • Similar Topics
    Replies
    Views
    Last post