Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
Kalau dibandingin Pert. Plus ya menang Pert. Plus, gasoline density nya lebih padat dr liquid gas, otomatis heating valuenya lebih gede.
Ini comparable-nya ke gasoline RON 92-91 & yg. di bawahnya, apalagi saat skg harga Pertamax yg 5550, sedang harga LGV Rp. 3600 SLP (sama2 non subsidi).
Hanya sayang sekali conversion kitnya sgt. mahal, kalau mileage under 30.000 km / tahun utk pemakaian 5 tahun masih belom menunjukkan penghematan signifikan dr segi fuel cost, idealnya Pemerintah bisa mensubsidi conversion kitnya dgn membebaskannya dr bea masuk / PPN.
Dgn tuntutan emisi yg lebih rendah / makan mahalnya harga minyak bumi maka pemasyarakatan LPG idealnya harus segera diwujudkan, juga dgn LPG interval ganti oli / umur busi akan jauhh lebih panjang, tidak akan ada deposit di intake valve.
Konon saat ini sudah ada bbrp jenis mobil yg dicoba menggunakan LGV, Innova, AvXen, etc. Nah tinggal tunggu aja nanti Livina LGV nya
Sorry OOT
betul oom.. udah tingkat akhir di itb.. saya juga udah liat langsung proses kerja LGV-nya.. emang bagus dibanding pertamax.. tapi mungkin skali lagi ya terganting pendistribusian gasnya gimana...
oya, ada minusnya satu lagi.. makan tempat euy.. sekarang baru ngasih subwoofer satu aja dibelakang udah lumayan makan space..gimana ditambah modul mesinnya.. kebetulan mobil gw sama mobil LGV ITB sama..
========== I'm flying with my Siti Powered by L15Z1 N/A
namunac wrote:Salam kenal ...
Jika harga pertamax di kisaran Rp 5600 masih ekonomis menggunakan pertamax daripada premium. Mari kita berhitung dengan asumsi memakai keterangan bung smatic:
Smatic wrote:
- Dalam kota : 13,5 km/liter Pertamax
- Dalam kota : 10,8 km/liter Premium (20% lebih boros dari Pertamax)
dan jumlah pembelian pertamax dan premium sama besar Rp 100.000.
Menggunakan pertamax:
13,5 km/Rp 5600 x Rp 100.000 = 241,1 km
Menggunakan premium:
10,8 km/Rp 4500 x Rp 100.000 = 240 km
Jadi menggunakan pertamax masih lebih menguntungkan daripada menggunakan premium.
Masih banyak eksesnya kalo pake premium.. harus carbon clean 20 ribu km sekali.. sedangkan kalo pake pertamax masih bisa ditahan sampe 30 ribu km.. Belom ekses ekses yang lain..
========== I'm flying with my Siti Powered by L15Z1 N/A
newcomers wrote:All, mau tanya nih kalo mobil gonta-ganti BBM boleh tidak tanpa harus ada penyetelan ulang, contoh 3 bulan lalu pertamax hanya Rp4.750/liter so kan banyak orang yang berpindah dengan mengisi pertamax, but sekarang dimana pertamax sudah Rp5.600/liter orang ada yang balik lagi pake premium, nah kondisi seperti itu sebenarnya diperbolehkan tidak untuk mesin mobil itu sendiri?
Soalnya denger2 dari orang bengkel beda2 semua ada yang bilang mesin harus distel ulang, ada yang bilang tidak masalah tapi tangki harus dikuras dulu, malah ada yang bilang harus dicampur dulu 1/2 premium dan 1/2 pertamax untuk beralih ke jenis BBM yang diinginkandan ada juga yang bilang tidak perlu tindakan apa2 boleh langsung isi sesuka kita kapan saja? sorry agak OOT tapi saya bingung sekali, PLZ Help!!!
NissanLovers wrote:Betull... Jazz sampe sekarang memang orang masih bacanya adalah mobil irit...tapi begitu punya...ternyata banyak temen gw yang kecewa..
katanya gak sama ama promosinya..
gue pake Jazz VTEC cukup ngirit tuh bro.... 1:11 an dalem kota..... luar kota bisa 1:17 non tol......
haha, pecaya gak pecaya, keseringan jalan 150 aja gw bisa tembus 1:11/10.5
lagian jazz ada caranya tersendiri kok kalo mau jalan irit, shift mengikuti petunjuk manual book, bisa tembus 1:15 buat VTEC punya
dia gak pake itungan rpm yah, tapi speedo
1 ke 2: 24kph
2 ke 3: 40kph
3 ke 4: 64kph
4 ke 5: 75kph
kalo diperhatiin, semuanya shift di rpm2800-2900, karena itu buat gigi 5 kalo mau hemat, batasi di 92kph aja
95 kalo gak salah... kalo 100 uda 3000 lebih dikiiit
gw biasanya sih shift setiap 2700-2800, akselerasi uda lumayan, bisa tembus 1:12,37 terakhir gw ngitung (minggu lalu), minumnya super n sempet tarik2an ama temen di kec 120/130kph ditambah kena macet 5 sampai 15 menit di tol kebon jeruk
dulu banget pernah dapet 1:14,11 jalan cuman 90 doang, shift setiap 2500
tp kalo klaim pabrikannya livina uda segitu, gak tau deh bisa sehemat apa kalo dibawa duel irit antara Jazz n Livina
namunac wrote:Salam kenal ...
Jika harga pertamax di kisaran Rp 5600 masih ekonomis menggunakan pertamax daripada premium. Mari kita berhitung dengan asumsi memakai keterangan bung smatic:
Smatic wrote:
- Dalam kota : 13,5 km/liter Pertamax
- Dalam kota : 10,8 km/liter Premium (20% lebih boros dari Pertamax)
dan jumlah pembelian pertamax dan premium sama besar Rp 100.000.
Menggunakan pertamax:
13,5 km/Rp 5600 x Rp 100.000 = 241,1 km
Menggunakan premium:
10,8 km/Rp 4500 x Rp 100.000 = 240 km
Jadi menggunakan pertamax masih lebih menguntungkan daripada menggunakan premium.
Masih banyak eksesnya kalo pake premium.. harus carbon clean 20 ribu km sekali.. sedangkan kalo pake pertamax masih bisa ditahan sampe 30 ribu km.. Belom ekses ekses yang lain..
Betul kata oom datsu
Dari segi kandungan sulphur :
Pertamax series dihasilkan di kilang2 modern spt. Balongan yg mana dilengkapi unit hydrotreater, sehingga kadar sulphurnya hanya sekitar 150 ppm. Juga minyak bumi yg dipakai adalah minyak light sweet crude bersulfur rendah.
Dari segi kandungan additive:
Kandungan additive pd Pertamax series jauh lebih lengkap & cukup drpd Premium.
Utk premium masih ada yg dihasilkan dr kilang Cilacap yg mengolah mid east - sour crude bersulfur tinggi, kalau kebetulan dapat premium dr CIlacap maka kadar sulfurnya jauh di atas 150 ppm.
mesin lipinah termasuk mesin modern kalau tidak salah dipakai juga di latio atau tiida dan dirancang memakai ron 92 keatas. Sedangkan premium ron-nya 88 cocoknya untuk mobil taun lama dan angkot. Lagi pula lipinah mobil bagus diisi premium bahan bakar yang disubsidi rasanya gimana gitu...
Memang mengisi dgn pertamax udah pasti beda kalau isi mobil dgn premium, yang paling terasa adalah perfomansi mobil. Selain itu jika memang mobil di spek kompresinya diatas 10 : 1 dan lebih lagi udah pake catalytic converter (CC), memakai pertamax lebih baik.
Jika kita menambahkan pada premium octane booster, biasanya hanya menambah kadar oktan hanya 3 -5 poin aja. Cek lebih detail untuk jenis-jenis oktan boosternya. Jadi jika spek mobil membutuhkan pertamax RON 92, sedangkan premium hanya RON 87/88, sedangkan oktan boosternya hanya dapat menaikkan maks 3 poin juga percuma.
Ada artikel lagi untuk yg suka menambah oktan booster, terutama utk mobil yg sudah ber CC :
Meski begitu, pemilik kendaraan harus teliti dalam memilih produk octan booster ini. Bacalah terlebih dahulu spesifikasi produk yang ada pada bagian belakang. Masalahnya ada produk yang terbuat dari bahan TEL (Tetra Ethyl Lead). Bahan ini mengandung timbal yang bisa merusak mobil baru yang sudah berteknologi catalytic converter. Pilihlah produk yang komposisi bahan kimianya mengandung unsur MTBE (Methyl Tertier Buthyl Ether), HOMC (High Octane Mogas Component), atau Viscon.
Meski begitu, pemilik kendaraan harus teliti dalam memilih produk octan booster ini. Bacalah terlebih dahulu spesifikasi produk yang ada pada bagian belakang. Masalahnya ada produk yang terbuat dari bahan TEL (Tetra Ethyl Lead). Bahan ini mengandung timbal yang bisa merusak mobil baru yang sudah berteknologi catalytic converter. Pilihlah produk yang komposisi bahan kimianya mengandung unsur MTBE (Methyl Tertier Buthyl Ether), HOMC (High Octane Mogas Component), atau Viscon.
So, kalau mau aman langsung isi pertamax aja.
Benar, idealnya utk mesin2 saat ini diberi BBM RON 91 - 92 yg sudah full additive.
Mengenai OB (Octane Booster) sendiri, MTBE sudah sgt jarang digunakan krn bersifat toxic, MMT masih cukup banyak digunakan walaupun sebetulnya toxic juga. CMIIW
Kompresi berarti 10:1 artinya perlu 10 udara, 1 bensin waktu masuk ke ruang pembakaran. Premium kan ron 88, biasa ron 88 hanya perlu kompresi dibawah 10 udaranya. Tapi ya 10 : 1 masih dalam ambang toleransilah. Bisa premium tapi boros.
Saran ya pake pertamax aja. Innova juga pertamax kok rekomendasi atau rata2 mobil baru juga udah pertamax specnya.
Pertamax livina = 1:11-12 dalam kota
premium livina - 1:9-10 dalam kota
Winata wrote:Kompresi berarti 10:1 artinya perlu 10 udara, 1 bensin waktu masuk ke ruang pembakaran. .
Kompresi 10:1 setahu saya adalah pada kondisi TDC & klep2 tertutup tekanan yg ada di dalam ruang bakar adalah 10 X atmosfir (tek. udara normal), kalau 10,5:1 means 10,5 X tek atmosfir.
Kalau komposisi perbandingan udara campur BBM namanya AFR, mesin gasoline umumnya bekerja pada campuran sekitar 14,7:1 (lambda = 1), walau saat ini mesin2 GDI / GDI - Turbo modern banyak yg bekerja dengan lambda jauh di atas 1.
newcomers wrote:B Ifmarch, kala GLV apa spek kompresinya udah diatas 10:1? sorry I gak pernah perhatiin, trus kompresi 10:1 itu maksudnya apa ya, tlg pencerahannya.
Perbandingan kompresi (compression ratio) adalah perbandingan kompresi (tekanan) diruang bakar saat piston di posisi teratas (TDC/Top Dead Centre) dgn piston di posisi terbawah (BDC/Bottom Dead Centre).
Saat WOT (Wide Open Throttle) ato pedal gas dibejek full ke lantai, tekanan piston di posisi terbawah (BDC) = 1 atm/14,7 psi (= tekanan udara luar) shg klu perbandingan kompresinya 10,5:1 spt mesin HR15DE/GL 1500cc maka tekanan max di ruang bakar saat WOT adalah 10,5 atm/155 psi saat posisi piston di paling atas.
Makin tinggi kompresinya maka efisiensi mesin makin baik (power output max dgn pemakaian bensin irit). Contohnya mesin dgn kompresi 8,5:1 akan mengkonsumsi bensin 50% lebih banyak dp mesin dgn kompresi 10,5:1 pada power output yg sama.
Yup. Tapi jangan terlalu nafsu dan isi Pertamax Plus. Pertamax saja sudah cukup.
Sebab mesin jika perlu say RON91 dan di isi RON 96 misalnya, sama dengan buang duit ke udara. Meskipun cuman beda 100 atau 200 per liter tapi ngapain buang duit sia sia ?
Pula jika sudah bisa 1:10 atau lebih baik, Coba kita hitung. Tiap bulan jalan say 1500 km, Jika pakai Pertamax, biaya sebulan akan jadi :
1500/10X5600 = 840,000
Pakai Premium jadi 1500/10X4500 = 675,000
Beda 165,000 sebulan. Tinggal masing masing deh ini duit mau di permasalahkan atau tidak...
sory baru liat ni topic n mau anya:
kalo kompresinya 10,5:1 berarti pakai bensin yg mana yah? premium? pertamax? pertamax +? shell super (91)? atau shell super extra(95)?
sory kalo stupid question hehehe
Pemakaian bensin oktan tinggi tidak cuman tgt dr perbandingan kompresi ttp juga ditentukan oleh peralatan induksi di intake manifold.
Contohnya klu mesin HR15DE dgn kompresi 10,5:1 sudah cukup menggunakan bensin Pertamax.
Tetapi ketika mesin ini ditambahin kit kompresor IMPUL (bolt-on supercharger IMPUL spt photo dibawah ini) utk menaikan power max HR15DE dari 109 PS ke 144 PS maka perbandingan kompresinya tetap 10,5:1 (tidak berubah). Hanya tekanan ruang bakar saat piston di posisi terbawah (BTC) akan naik misalnya dari 1 atm menjadi 1,4 atm (krn udara masuk di-kompres/dimampatkan oleh kit kompresor IMPUL) shg tekanan max diposisi piston teratas juga akan naik yi 10,5 x 1,4 atm = 14,7 atm (dari originalnya 10,5 atm tanpa IMPUL). Akibat kenaikan tekanan riil di ruang bakar ini maka mesin HR15DE yg sudah dipasangin kit kompresor IMPUL memerlukan bensin oktan yg lebih tinggi lagi spt Pertamax Plus & "efisiensi volumetrik" mesin HR15DE akan bertambah yi dari 72,6 PS/liter silinder menjadi 96 PS/liter silinder (efsiensi mesinnya sendiri tetap sama krn perbandingan kompresinya tidak berubah).
Contoh lainnya Daihatsu YRV Turbo dgn kompresi mesin 8,5:1 tetapi memerlukan bensin Pertamax krn udara masuk sudah di-kompres/dimampatkan oleh Turbocharger tsb.
i c i c...
berarti kalo 10,5:1 tapi dengan teknologi mesin sederhana cukup pertamax (dengan oktan 92) aja yah atau shell super (dengan oktan 91)
nah skrg which one is better???
tapi untuk kasus saya di bali harga pertamax beda dng jakarta, jadi beda harga premium dan pertamax jadi beda jauh...wah jadi gak mampu deh isi pertamax. ada solusi dari teman2??