F30ers (Sharing F30 Owners)

Segala mobil tipe sedan (Baleno, Accord, Corrola, dll).

Moderators: akbarfit, Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze

User avatar
maviacrazy
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 153
Joined: Thu Sep 01, 2016 12:20

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by maviacrazy »

sapifr22 wrote: Thu Jan 04, 2018 10:27 Kalau F30 320d apakah cukup handal dipakai harian dengan jarak tempuh di atas 100 km ?
Sebulan sekitar 3000 km, setahun 35 - 40 ribu.
Bakal dipakai 5 tahunan.

Terima kasih
cukup handal bgt, nih mobil saya pakai harian dan odo dah 30 rb km. jadi setahun 15.000 km.
tp btr lagi mau klaim (not a big major damage) sekalian mau perpanjang garansi.
Mau Bensin Atau Diesel Yang Penting Orangnya SEHAT DULU (amin YRA)
:emo-big_love: :mky_02: :big_love:
sapifr22
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 171
Joined: Sun Sep 11, 2016 17:37

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by sapifr22 »

Kalau kekuatan kaki-kakinya bagaimana ya ?
Apakah pernah ada masalah ?
User avatar
maviacrazy
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 153
Joined: Thu Sep 01, 2016 12:20

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by maviacrazy »

Blom pernah klaim sih, tp besok senin mau ke bengkel sekalian minta cek steering rack or kaki2 nya.
Mau Bensin Atau Diesel Yang Penting Orangnya SEHAT DULU (amin YRA)
:emo-big_love: :mky_02: :big_love:
fuadbandung
Visitor
Visitor
Posts: 2
Joined: Sun Jan 14, 2018 2:27
Daily Vehicle: pajero-sport

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by fuadbandung »

lagi pengen f30 320D
kira2 tahun awal sekali keluar pasaran berapa ya om?
User avatar
maviacrazy
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 153
Joined: Thu Sep 01, 2016 12:20

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by maviacrazy »

Fyi, abis servis ganti kampas rem dan disc brake depan belakang,

Klo gak masih garansi/servis gratis
Lumayan juga nih [emoji28]
IMG_2503.jpg
IMG_2504.jpg




Besok dah rencana minta ganti steering rack (masih free jg). Kata SA nya, klo penyakit seri 3 F30 ini di steering racknya. Kalau shockbreaker, baru bisa diganti klo dah 50rb km or klo dah rusak berat (mobil sy blom masuk 2 kriteria ini jd gak bisa klaim)

Regards,
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
Mau Bensin Atau Diesel Yang Penting Orangnya SEHAT DULU (amin YRA)
:emo-big_love: :mky_02: :big_love:
timelyrush
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 25
Joined: Tue Apr 21, 2015 7:13

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by timelyrush »

maviacrazy wrote: Sun Jan 14, 2018 15:15 Fyi, abis servis ganti kampas rem dan disc brake depan belakang,

Klo gak masih garansi/servis gratis
Lumayan juga nih [emoji28]

IMG_2503.jpg

IMG_2504.jpg





Besok dah rencana minta ganti steering rack (masih free jg). Kata SA nya, klo penyakit seri 3 F30 ini di steering racknya. Kalau shockbreaker, baru bisa diganti klo dah 50rb km or klo dah rusak berat (mobil sy blom masuk 2 kriteria ini jd gak bisa klaim)

Regards,
Wiper 1.5???
User avatar
maviacrazy
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 153
Joined: Thu Sep 01, 2016 12:20

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by maviacrazy »

[emoji28] mayan ya .
Mau Bensin Atau Diesel Yang Penting Orangnya SEHAT DULU (amin YRA)
:emo-big_love: :mky_02: :big_love:
eka00
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 93
Joined: Tue Oct 03, 2017 9:15

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by eka00 »

Hahahaa wiper 1.5, emang beda dgn wiper lainnya kah?
SCBD123
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 70
Joined: Mon Jul 25, 2016 7:39

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by SCBD123 »

saya juga kemarn ganti kampas rem. habis 5 juta aja. [emoji28]
Luxury
Visitor
Visitor
Posts: 2
Joined: Wed Oct 26, 2016 20:43

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by Luxury »

Mau tanya nih, kalau beli f30 dpt kunci nya berapa ya termasuk kunci cadangan.

Sama manual book dan buku servis ga ada yah, kesimpan di iDrive nya??
andrijet
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 785
Joined: Sat May 17, 2014 23:11

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by andrijet »

Luxury wrote: Sat May 12, 2018 18:00 Mau tanya nih, kalau beli f30 dpt kunci nya berapa ya termasuk kunci cadangan.

Sama manual book dan buku servis ga ada yah, kesimpan di iDrive nya??
2 remote identik (ada kunci itu di dalemnya).
Gak ada kunci cadangan.
Buku Servis gak ada.
Manual Book hard copy dapet (di iDrive ada juga).
User avatar
sintoni
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 5684
Joined: Thu Jun 05, 2014 13:03
Daily Vehicle: [cencored]

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by sintoni »

Gile, belum siap berarti ane ngerawat F30 biarpun sudah siap pinang jandanya.

Hahaha.
sprint07
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 286
Joined: Sat May 10, 2014 13:56
Location: Surabaya

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by sprint07 »

sintoni wrote: Sun May 13, 2018 2:46 Gile, belum siap berarti ane ngerawat F30 biarpun sudah siap pinang jandanya.

Hahaha.
eeemmm mahal mana ama piara rx8 om?
User avatar
sintoni
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 5684
Joined: Thu Jun 05, 2014 13:03
Daily Vehicle: [cencored]

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by sintoni »

sprint07 wrote: Sun May 13, 2018 5:19
sintoni wrote: Sun May 13, 2018 2:46 Gile, belum siap berarti ane ngerawat F30 biarpun sudah siap pinang jandanya.

Hahaha.
eeemmm mahal mana ama piara rx8 om?
Mahal ini dong om. Hahaha.

RX8 mah murah aslinya. Hahaha.
Pandabuncit
Visitor
Visitor
Posts: 3
Joined: Mon May 14, 2018 9:43
Location: Jakarta
Daily Vehicle: BMW 328i F30

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by Pandabuncit »

page om2 semua, salam kenal dari nubie

baru minang 328i the 2015 nih beberapa hari yang lalu, awal nya pakai X1 F48 tahun 2018.
gak betah euy pake tuh mobil hahaha.. not so BMW gitu loh :)

328i nya sudah general check up di beres TBS, kudu ganti SA depan, memang sih sudah lemah dan gak enak di kuping tuh "gluduk2nya"
tapi parts nya indent hehehe.. Untung masih garansi, jadi aman deh.
cuma tahun ini kudu di perpanjang warranty nya.

nah pertanyaan ane,
- BeRes mana nih yang paling juara Bengkel nya? jujur sih kemarin ini belum puas :)
- 328i ini cukup dengan pertamax atau harus dengan perrtamax turbo ya?
- cara delete dan add lagu2 ke dalam HD yg ada di iDrive itu piye ya? hehehe
- dapat mobil ini , ban nya tidak RFT, untuk mengantisipasi bocor di Tengah jalan, menurut om2 semua better bawa mesin pompa kecil seperti yg punya MB atau bawa ban cadangan :)) ?

sudah deh itu dulu , kebanyakan nanya ntar disangka maid baru :))

thanks om2
luckywahyup
Visitor
Visitor
Posts: 1
Joined: Sat Feb 10, 2018 18:27

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by luckywahyup »

halo Mas-Mas Senior, Salken.
mau nanya, disini ada yang pernah ganti headlight ke Adaptive LED? terus terang saya kurang puas dengan lampu LED standar di f30 LCI
bodapa
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 104
Joined: Thu Jan 10, 2008 9:05
Location: Jakarta, Indonesia

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by bodapa »

Hallo, sudah lama sebagai silent reader tapi liat topic ini jadi ingin ikut kontribusi...

Pernah minang F30 335i tahun 2012 akhir 2017 lalu, dapat warna hitam dengan jok beige di kilometer yang rendah sekali untuk umur mobilnya (di bawah 10rb km). Saya pikir kalau mobil jarang dipakai logikanya komponen mekanikal tidak akan aus dalam waktu seperti kalau pemakaian normal, ternyata (dalam konteks mobil saya itu) asumsi tersebut tidak tepat...

Catatan: sebelum serah terima mobil sudah di test drive dan sudah di-inspeksi di bengkel resmi, dan pada saat itu divonis tidak ada masalah sama sekali, kecuali klakson mati (dimana saya ganti kurleb 2,5 juta).

Kurang dari sebulan pemakaian, ada bunyi gluduk2 dan klotak2 muncul dari sisi pengemudi. Cek ke bengkel resmi BMW dekat rumah (bukan pas inspeksi pertama kali), ternyata steering rack kena (dan baru diinfokan kalau steering rack adalah penyakit umum F30). Berhubung warranty habis, tidak bisa claim dan harus bayar 40 jutaan belom ongkos pasang!!! Shock kaget luar biasa dengarnya...namun setelah dibantu sama pihak bengkel, dapat good will dari BMW Indonesia berupa potongan sebesar 50%. Total biaya kurang lebih 23 jutaan termasuk pasang dan program ulang.

Baru selang beberapa bulan, kena musibah: menghantam lubang di jalan saat berjalan dengan kecepatan relatif tinggi yang membuat pecah ban. Tidak berasa ada kenapa-kenapa sampai tiba di tujuan; ternyata ban sisi kanan depan sudah kempes total dan dinding ban robek. Untung velg-nya nggak kenapa-kenapa alias masih bundar (verified by balancing machine later on). Well, di situlah pertama kali merasakan benefitnya RFT. Kebetulan posisi berhenti dekat dengan salah satu toko ban yang cukup terkenal di Jakarta, melipirlah ke situ. Tanya ban RFT, dapat shock ke-2: 4 sampai 5 juta untuk satu ban! Pas di-cek, ban-nya masih bawaan pabrik yang umurnya sudah di atas 6 tahun dan karet-karet ban sudah getas...sangat disarankan untuk ganti semuanya. Berhubung safety is number 1 tapi sangat berat sekali harus keluar uang 20 jutaan hanya buat ban, dipilihlah ban non-RFT sebagai penggantinya (tapi masih dengan ukuran yang sama). Total biaya: 1,5 x 4 = 6 juta untuk ban 1 set.

Karena tidak pakai RFT, sementara gak ada ban serep, maka diputuskan untuk beli genuine BMW Mobility Kit (mini compressor + sealing liquid dalam 1 paket) seharga 2,3 juta. Termasuk ban, sudah hampir 9 juta tapi masih jauuuhhh lebih murah ketimbang beli ban RFT 1 set.

Sebulan kemudian, kebetulan harus jemput istri di bandara (pesawat terakhir, jam 10 malam). Oleh karena satu dan lain hal, saya terlambat berangkat menuju bandara...jadi pas lewat tol lingkar luar ngebutlah sejadi-jadinya biar nggak telat sampai di bandara. Di luar performance-nya yang mantap (pertama kali punya mobil mesin 3L turbo inline 6) dan handling yang prima, pas tembus 200 kmh setir terasa bergetar. Feeling saya masih ada masalah di suspensi depan (meskipun seperti yang rekan-rekan di Jakarta ketahui, tol lingkar luar itu tidaklah mulus layaknya autobahn di Jerman, jadi efek karena kontur jalan bisa di-ignore di sini).

Singkat cerita, kembali check ke bengkel (tapi kali ini bengkel spesialis di bilangan Jakarta Selatan). Ternyata control arms atas dan bawah di kedua sisi sebaiknya diganti karena bushing-nya sudah retak dan lemah. Total biaya: sekitar 5 jutaan kalau tidak salah ingat.

Dan...ternyata baik shock mount maupun shock absorber-nya juga harus ganti. Kalau shock absorber-nya sudah lemah; pas ditekan selain mudah nekannya, baliknya lagi ke posisi semula cukup lama. Damping ability-nya sudah drop banget. Dan shock mount-nya sendiri juga sudah oblak. Cilakanya, pada saat itu si bengkel spesialis tidak punya barangnya, karena ternyata 335i menggunakan Adaptive M Suspension yang membutuhkan shock mount dengan spek khusus serta shock absorber adaptive dengan microprocessor di dalamnya. Alhasil harus ke bengkel resmi BMW hanya buat beli spare part.

Shock ke-3: 1 unit shock mount harga resmi-nya hampir 3 jutaan, dan 1 unit shock absorber depan Adaptive M...12 juta-an!! Jadi kalau ganti semua, damage ke kantong bakal menjadi (3 x 2) + (12 x 2) = 6 + 24 = 30 juta...ajegileee...eniwei saya gak bisa berbuat apa-apa untuk shock mount jadi terpaksa beli dari BMW. Namun untuk shock absorber, putar otak cari solusi alternatif. Dapatlah solusinya berupa Bilstein B4 Damptronic, dimana ada yang jual di Jakarta (setelah mencari kesana kemari) dengan harga 18 juta sepasang. Well, better 18 juta than 24 juta kan?

Dan masih ada lagi beberapa part yang harus ganti karena pemakaian dan umur, tapi sifatnya printilan tidak terlalu penting...yang mau saya highlight hanyalah yang di atas ini. Silahkan dihitung sendiri total jenderal biaya yang telah saya keluarkan hanya agar 335i tersebut kembali prima seperti layaknya waktu dia baru...

The moral of the story is: when it comes to a premium European vehicle, ada 1 words of wisdom yang patut dipegang, yang saya dengar setelah akuisisi mobil dan mengalami apa yang saya alami di atas. Apa itu?

"If you cannot afford buying new, you MIGHT NOT be able to afford it second hand as well". Translasi: Kalau memang tidak/belum mampu beli baru, bisa jadi juga tidak/belum mampu beli bekasnya.

Di satu sisi, depresiasi value mobil eropa menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi yang ingin mobil dengan image premium, teknologi premium namun harga lebih "bersahabat". Makanya banyak yang mempertimbangkan beli mobil Eropa bekas dengan tahun agak tua ketimbang mobil Jepang baru gress. Namun, jika tidak bisa menyiasatinya, ujung-ujungnya akan menghabiskan uang yang kalau ditotal bisa saja beli baru-nya. Ini karena selain harga spare part mobil Eropa yang di atas rata-rata mobil negara lain (untuk komponen dengan fungsi yang sama), harganya itu juga tidak mengalami atau minim mengalami depresiasi dengan tingkatan yang sama seperti mobilnya itu sendiri.

Demikian late night sharing dari saya, semoga membantu rekan-rekan SM dalam pertimbangannya ketika hendak membeli mobil Eropa seken... :)
User avatar
Herman7103
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1547
Joined: Sun Oct 02, 2016 23:17
Location: SOUTH SUMATRA
Daily Vehicle: All New Grand Livina CVT

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by Herman7103 »

bodapa wrote:Hallo, sudah lama sebagai silent reader tapi liat topic ini jadi ingin ikut kontribusi...

Pernah minang F30 335i tahun 2012 akhir 2017 lalu, dapat warna hitam dengan jok beige di kilometer yang rendah sekali untuk umur mobilnya (di bawah 10rb km). Saya pikir kalau mobil jarang dipakai logikanya komponen mekanikal tidak akan aus dalam waktu seperti kalau pemakaian normal, ternyata (dalam konteks mobil saya itu) asumsi tersebut tidak tepat...

Catatan: sebelum serah terima mobil sudah di test drive dan sudah di-inspeksi di bengkel resmi, dan pada saat itu divonis tidak ada masalah sama sekali, kecuali klakson mati (dimana saya ganti kurleb 2,5 juta).

Kurang dari sebulan pemakaian, ada bunyi gluduk2 dan klotak2 muncul dari sisi pengemudi. Cek ke bengkel resmi BMW dekat rumah (bukan pas inspeksi pertama kali), ternyata steering rack kena (dan baru diinfokan kalau steering rack adalah penyakit umum F30). Berhubung warranty habis, tidak bisa claim dan harus bayar 40 jutaan belom ongkos pasang!!! Shock kaget luar biasa dengarnya...namun setelah dibantu sama pihak bengkel, dapat good will dari BMW Indonesia berupa potongan sebesar 50%. Total biaya kurang lebih 23 jutaan termasuk pasang dan program ulang.

Baru selang beberapa bulan, kena musibah: menghantam lubang di jalan saat berjalan dengan kecepatan relatif tinggi yang membuat pecah ban. Tidak berasa ada kenapa-kenapa sampai tiba di tujuan; ternyata ban sisi kanan depan sudah kempes total dan dinding ban robek. Untung velg-nya nggak kenapa-kenapa alias masih bundar (verified by balancing machine later on). Well, di situlah pertama kali merasakan benefitnya RFT. Kebetulan posisi berhenti dekat dengan salah satu toko ban yang cukup terkenal di Jakarta, melipirlah ke situ. Tanya ban RFT, dapat shock ke-2: 4 sampai 5 juta untuk satu ban! Pas di-cek, ban-nya masih bawaan pabrik yang umurnya sudah di atas 6 tahun dan karet-karet ban sudah getas...sangat disarankan untuk ganti semuanya. Berhubung safety is number 1 tapi sangat berat sekali harus keluar uang 20 jutaan hanya buat ban, dipilihlah ban non-RFT sebagai penggantinya (tapi masih dengan ukuran yang sama). Total biaya: 1,5 x 4 = 6 juta untuk ban 1 set.

Karena tidak pakai RFT, sementara gak ada ban serep, maka diputuskan untuk beli genuine BMW Mobility Kit (mini compressor + sealing liquid dalam 1 paket) seharga 2,3 juta. Termasuk ban, sudah hampir 9 juta tapi masih jauuuhhh lebih murah ketimbang beli ban RFT 1 set.

Sebulan kemudian, kebetulan harus jemput istri di bandara (pesawat terakhir, jam 10 malam). Oleh karena satu dan lain hal, saya terlambat berangkat menuju bandara...jadi pas lewat tol lingkar luar ngebutlah sejadi-jadinya biar nggak telat sampai di bandara. Di luar performance-nya yang mantap (pertama kali punya mobil mesin 3L turbo inline 6) dan handling yang prima, pas tembus 200 kmh setir terasa bergetar. Feeling saya masih ada masalah di suspensi depan (meskipun seperti yang rekan-rekan di Jakarta ketahui, tol lingkar luar itu tidaklah mulus layaknya autobahn di Jerman, jadi efek karena kontur jalan bisa di-ignore di sini).

Singkat cerita, kembali check ke bengkel (tapi kali ini bengkel spesialis di bilangan Jakarta Selatan). Ternyata control arms atas dan bawah di kedua sisi sebaiknya diganti karena bushing-nya sudah retak dan lemah. Total biaya: sekitar 5 jutaan kalau tidak salah ingat.

Dan...ternyata baik shock mount maupun shock absorber-nya juga harus ganti. Kalau shock absorber-nya sudah lemah; pas ditekan selain mudah nekannya, baliknya lagi ke posisi semula cukup lama. Damping ability-nya sudah drop banget. Dan shock mount-nya sendiri juga sudah oblak. Cilakanya, pada saat itu si bengkel spesialis tidak punya barangnya, karena ternyata 335i menggunakan Adaptive M Suspension yang membutuhkan shock mount dengan spek khusus serta shock absorber adaptive dengan microprocessor di dalamnya. Alhasil harus ke bengkel resmi BMW hanya buat beli spare part.

Shock ke-3: 1 unit shock mount harga resmi-nya hampir 3 jutaan, dan 1 unit shock absorber depan Adaptive M...12 juta-an!! Jadi kalau ganti semua, damage ke kantong bakal menjadi (3 x 2) + (12 x 2) = 6 + 24 = 30 juta...ajegileee...eniwei saya gak bisa berbuat apa-apa untuk shock mount jadi terpaksa beli dari BMW. Namun untuk shock absorber, putar otak cari solusi alternatif. Dapatlah solusinya berupa Bilstein B4 Damptronic, dimana ada yang jual di Jakarta (setelah mencari kesana kemari) dengan harga 18 juta sepasang. Well, better 18 juta than 24 juta kan?

Dan masih ada lagi beberapa part yang harus ganti karena pemakaian dan umur, tapi sifatnya printilan tidak terlalu penting...yang mau saya highlight hanyalah yang di atas ini. Silahkan dihitung sendiri total jenderal biaya yang telah saya keluarkan hanya agar 335i tersebut kembali prima seperti layaknya waktu dia baru...

The moral of the story is: when it comes to a premium European vehicle, ada 1 words of wisdom yang patut dipegang, yang saya dengar setelah akuisisi mobil dan mengalami apa yang saya alami di atas. Apa itu?

"If you cannot afford buying new, you MIGHT NOT be able to afford it second hand as well". Translasi: Kalau memang tidak/belum mampu beli baru, bisa jadi juga tidak/belum mampu beli bekasnya.

Di satu sisi, depresiasi value mobil eropa menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi yang ingin mobil dengan image premium, teknologi premium namun harga lebih "bersahabat". Makanya banyak yang mempertimbangkan beli mobil Eropa bekas dengan tahun agak tua ketimbang mobil Jepang baru gress. Namun, jika tidak bisa menyiasatinya, ujung-ujungnya akan menghabiskan uang yang kalau ditotal bisa saja beli baru-nya. Ini karena selain harga spare part mobil Eropa yang di atas rata-rata mobil negara lain (untuk komponen dengan fungsi yang sama), harganya itu juga tidak mengalami atau minim mengalami depresiasi dengan tingkatan yang sama seperti mobilnya itu sendiri.

Demikian late night sharing dari saya, semoga membantu rekan-rekan SM dalam pertimbangannya ketika hendak membeli mobil Eropa seken... :)
Nice info and thank you for sharing maintenance F30 yg ber umur lebih dari 5 tahun.
:glodak:
HR15DE 2014
adiv
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 51
Joined: Tue Jan 20, 2009 4:49

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by adiv »

bodapa wrote:Hallo, sudah lama sebagai silent reader tapi liat topic ini jadi ingin ikut kontribusi...

Pernah minang F30 335i tahun 2012 akhir 2017 lalu, dapat warna hitam dengan jok beige di kilometer yang rendah sekali untuk umur mobilnya (di bawah 10rb km). Saya pikir kalau mobil jarang dipakai logikanya komponen mekanikal tidak akan aus dalam waktu seperti kalau pemakaian normal, ternyata (dalam konteks mobil saya itu) asumsi tersebut tidak tepat...

Catatan: sebelum serah terima mobil sudah di test drive dan sudah di-inspeksi di bengkel resmi, dan pada saat itu divonis tidak ada masalah sama sekali, kecuali klakson mati (dimana saya ganti kurleb 2,5 juta).

Kurang dari sebulan pemakaian, ada bunyi gluduk2 dan klotak2 muncul dari sisi pengemudi. Cek ke bengkel resmi BMW dekat rumah (bukan pas inspeksi pertama kali), ternyata steering rack kena (dan baru diinfokan kalau steering rack adalah penyakit umum F30). Berhubung warranty habis, tidak bisa claim dan harus bayar 40 jutaan belom ongkos pasang!!! Shock kaget luar biasa dengarnya...namun setelah dibantu sama pihak bengkel, dapat good will dari BMW Indonesia berupa potongan sebesar 50%. Total biaya kurang lebih 23 jutaan termasuk pasang dan program ulang.

Baru selang beberapa bulan, kena musibah: menghantam lubang di jalan saat berjalan dengan kecepatan relatif tinggi yang membuat pecah ban. Tidak berasa ada kenapa-kenapa sampai tiba di tujuan; ternyata ban sisi kanan depan sudah kempes total dan dinding ban robek. Untung velg-nya nggak kenapa-kenapa alias masih bundar (verified by balancing machine later on). Well, di situlah pertama kali merasakan benefitnya RFT. Kebetulan posisi berhenti dekat dengan salah satu toko ban yang cukup terkenal di Jakarta, melipirlah ke situ. Tanya ban RFT, dapat shock ke-2: 4 sampai 5 juta untuk satu ban! Pas di-cek, ban-nya masih bawaan pabrik yang umurnya sudah di atas 6 tahun dan karet-karet ban sudah getas...sangat disarankan untuk ganti semuanya. Berhubung safety is number 1 tapi sangat berat sekali harus keluar uang 20 jutaan hanya buat ban, dipilihlah ban non-RFT sebagai penggantinya (tapi masih dengan ukuran yang sama). Total biaya: 1,5 x 4 = 6 juta untuk ban 1 set.

Karena tidak pakai RFT, sementara gak ada ban serep, maka diputuskan untuk beli genuine BMW Mobility Kit (mini compressor + sealing liquid dalam 1 paket) seharga 2,3 juta. Termasuk ban, sudah hampir 9 juta tapi masih jauuuhhh lebih murah ketimbang beli ban RFT 1 set.

Sebulan kemudian, kebetulan harus jemput istri di bandara (pesawat terakhir, jam 10 malam). Oleh karena satu dan lain hal, saya terlambat berangkat menuju bandara...jadi pas lewat tol lingkar luar ngebutlah sejadi-jadinya biar nggak telat sampai di bandara. Di luar performance-nya yang mantap (pertama kali punya mobil mesin 3L turbo inline 6) dan handling yang prima, pas tembus 200 kmh setir terasa bergetar. Feeling saya masih ada masalah di suspensi depan (meskipun seperti yang rekan-rekan di Jakarta ketahui, tol lingkar luar itu tidaklah mulus layaknya autobahn di Jerman, jadi efek karena kontur jalan bisa di-ignore di sini).

Singkat cerita, kembali check ke bengkel (tapi kali ini bengkel spesialis di bilangan Jakarta Selatan). Ternyata control arms atas dan bawah di kedua sisi sebaiknya diganti karena bushing-nya sudah retak dan lemah. Total biaya: sekitar 5 jutaan kalau tidak salah ingat.

Dan...ternyata baik shock mount maupun shock absorber-nya juga harus ganti. Kalau shock absorber-nya sudah lemah; pas ditekan selain mudah nekannya, baliknya lagi ke posisi semula cukup lama. Damping ability-nya sudah drop banget. Dan shock mount-nya sendiri juga sudah oblak. Cilakanya, pada saat itu si bengkel spesialis tidak punya barangnya, karena ternyata 335i menggunakan Adaptive M Suspension yang membutuhkan shock mount dengan spek khusus serta shock absorber adaptive dengan microprocessor di dalamnya. Alhasil harus ke bengkel resmi BMW hanya buat beli spare part.

Shock ke-3: 1 unit shock mount harga resmi-nya hampir 3 jutaan, dan 1 unit shock absorber depan Adaptive M...12 juta-an!! Jadi kalau ganti semua, damage ke kantong bakal menjadi (3 x 2) + (12 x 2) = 6 + 24 = 30 juta...ajegileee...eniwei saya gak bisa berbuat apa-apa untuk shock mount jadi terpaksa beli dari BMW. Namun untuk shock absorber, putar otak cari solusi alternatif. Dapatlah solusinya berupa Bilstein B4 Damptronic, dimana ada yang jual di Jakarta (setelah mencari kesana kemari) dengan harga 18 juta sepasang. Well, better 18 juta than 24 juta kan?

Dan masih ada lagi beberapa part yang harus ganti karena pemakaian dan umur, tapi sifatnya printilan tidak terlalu penting...yang mau saya highlight hanyalah yang di atas ini. Silahkan dihitung sendiri total jenderal biaya yang telah saya keluarkan hanya agar 335i tersebut kembali prima seperti layaknya waktu dia baru...

The moral of the story is: when it comes to a premium European vehicle, ada 1 words of wisdom yang patut dipegang, yang saya dengar setelah akuisisi mobil dan mengalami apa yang saya alami di atas. Apa itu?

"If you cannot afford buying new, you MIGHT NOT be able to afford it second hand as well". Translasi: Kalau memang tidak/belum mampu beli baru, bisa jadi juga tidak/belum mampu beli bekasnya.

Di satu sisi, depresiasi value mobil eropa menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi yang ingin mobil dengan image premium, teknologi premium namun harga lebih "bersahabat". Makanya banyak yang mempertimbangkan beli mobil Eropa bekas dengan tahun agak tua ketimbang mobil Jepang baru gress. Namun, jika tidak bisa menyiasatinya, ujung-ujungnya akan menghabiskan uang yang kalau ditotal bisa saja beli baru-nya. Ini karena selain harga spare part mobil Eropa yang di atas rata-rata mobil negara lain (untuk komponen dengan fungsi yang sama), harganya itu juga tidak mengalami atau minim mengalami depresiasi dengan tingkatan yang sama seperti mobilnya itu sendiri.

Demikian late night sharing dari saya, semoga membantu rekan-rekan SM dalam pertimbangannya ketika hendak membeli mobil Eropa seken... :)
Very good reminder nih utk yg sedang menimbang² beli mobil eropa yg sdh berumur
farizfsa
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2556
Joined: Tue Nov 10, 2015 2:40
Daily Vehicle: Ford Ranger T7

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by farizfsa »

Kl sy justru hindarin eropa seken km super rendah

Mbl km wajar artinya dipakai, ada perawatan berkala agar mbl tersebut running dgn normal dan wajar

Sampai saat ini bmw f10 2014 sy running fine km 65rb, madalah besar adalah aktuator rem tangan elektrik, biaya 17 jt dan setelah ngomel2 dan goodwill jd cuma 2 jt aja

Sebelumnya pake mercy 3 tahun km pasti nambah 90-100rb km aman2 aja
BMW 520d F10 14 (HRE P40 20" + Yoko Advan Sport + Stage 2 252hp 540nm)
VW Tiguan AS 1.4 21 (Rav 20' + Pirelli Dragon Sport + Stage 2 225 hp 300nm)
greyrevolver
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 75
Joined: Fri Sep 20, 2013 7:26

F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by greyrevolver »

bodapa wrote:
Karena tidak pakai RFT, sementara gak ada ban serep, maka diputuskan untuk beli genuine BMW Mobility Kit (mini compressor + sealing liquid dalam 1 paket) seharga 2,3 juta. Termasuk ban, sudah hampir 9 juta tapi masih jauuuhhh lebih murah ketimbang beli ban RFT 1 set.
Om ,saya penasaran BMW mobility kit ini berguna gak ya? Saya juga sama pakai ban non rft + spare tire,tp akhirnya bagasi penuh bgt dan jadi lebih berat [emoji30][emoji30][emoji30]
ginting
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4324
Joined: Sun Dec 08, 2013 16:05
Location: CIPUTAT
Daily Vehicle: ISUZU MU-X

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by ginting »

bodapa wrote: Sun Mar 03, 2019 17:46 Hallo, sudah lama sebagai silent reader tapi liat topic ini jadi ingin ikut kontribusi...

Pernah minang F30 335i tahun 2012 akhir 2017 lalu, dapat warna hitam dengan jok beige di kilometer yang rendah sekali untuk umur mobilnya (di bawah 10rb km). Saya pikir kalau mobil jarang dipakai logikanya komponen mekanikal tidak akan aus dalam waktu seperti kalau pemakaian normal, ternyata (dalam konteks mobil saya itu) asumsi tersebut tidak tepat...

Catatan: sebelum serah terima mobil sudah di test drive dan sudah di-inspeksi di bengkel resmi, dan pada saat itu divonis tidak ada masalah sama sekali, kecuali klakson mati (dimana saya ganti kurleb 2,5 juta).

Kurang dari sebulan pemakaian, ada bunyi gluduk2 dan klotak2 muncul dari sisi pengemudi. Cek ke bengkel resmi BMW dekat rumah (bukan pas inspeksi pertama kali), ternyata steering rack kena (dan baru diinfokan kalau steering rack adalah penyakit umum F30). Berhubung warranty habis, tidak bisa claim dan harus bayar 40 jutaan belom ongkos pasang!!! Shock kaget luar biasa dengarnya...namun setelah dibantu sama pihak bengkel, dapat good will dari BMW Indonesia berupa potongan sebesar 50%. Total biaya kurang lebih 23 jutaan termasuk pasang dan program ulang.

Baru selang beberapa bulan, kena musibah: menghantam lubang di jalan saat berjalan dengan kecepatan relatif tinggi yang membuat pecah ban. Tidak berasa ada kenapa-kenapa sampai tiba di tujuan; ternyata ban sisi kanan depan sudah kempes total dan dinding ban robek. Untung velg-nya nggak kenapa-kenapa alias masih bundar (verified by balancing machine later on). Well, di situlah pertama kali merasakan benefitnya RFT. Kebetulan posisi berhenti dekat dengan salah satu toko ban yang cukup terkenal di Jakarta, melipirlah ke situ. Tanya ban RFT, dapat shock ke-2: 4 sampai 5 juta untuk satu ban! Pas di-cek, ban-nya masih bawaan pabrik yang umurnya sudah di atas 6 tahun dan karet-karet ban sudah getas...sangat disarankan untuk ganti semuanya. Berhubung safety is number 1 tapi sangat berat sekali harus keluar uang 20 jutaan hanya buat ban, dipilihlah ban non-RFT sebagai penggantinya (tapi masih dengan ukuran yang sama). Total biaya: 1,5 x 4 = 6 juta untuk ban 1 set.

Karena tidak pakai RFT, sementara gak ada ban serep, maka diputuskan untuk beli genuine BMW Mobility Kit (mini compressor + sealing liquid dalam 1 paket) seharga 2,3 juta. Termasuk ban, sudah hampir 9 juta tapi masih jauuuhhh lebih murah ketimbang beli ban RFT 1 set.

Sebulan kemudian, kebetulan harus jemput istri di bandara (pesawat terakhir, jam 10 malam). Oleh karena satu dan lain hal, saya terlambat berangkat menuju bandara...jadi pas lewat tol lingkar luar ngebutlah sejadi-jadinya biar nggak telat sampai di bandara. Di luar performance-nya yang mantap (pertama kali punya mobil mesin 3L turbo inline 6) dan handling yang prima, pas tembus 200 kmh setir terasa bergetar. Feeling saya masih ada masalah di suspensi depan (meskipun seperti yang rekan-rekan di Jakarta ketahui, tol lingkar luar itu tidaklah mulus layaknya autobahn di Jerman, jadi efek karena kontur jalan bisa di-ignore di sini).

Singkat cerita, kembali check ke bengkel (tapi kali ini bengkel spesialis di bilangan Jakarta Selatan). Ternyata control arms atas dan bawah di kedua sisi sebaiknya diganti karena bushing-nya sudah retak dan lemah. Total biaya: sekitar 5 jutaan kalau tidak salah ingat.

Dan...ternyata baik shock mount maupun shock absorber-nya juga harus ganti. Kalau shock absorber-nya sudah lemah; pas ditekan selain mudah nekannya, baliknya lagi ke posisi semula cukup lama. Damping ability-nya sudah drop banget. Dan shock mount-nya sendiri juga sudah oblak. Cilakanya, pada saat itu si bengkel spesialis tidak punya barangnya, karena ternyata 335i menggunakan Adaptive M Suspension yang membutuhkan shock mount dengan spek khusus serta shock absorber adaptive dengan microprocessor di dalamnya. Alhasil harus ke bengkel resmi BMW hanya buat beli spare part.

Shock ke-3: 1 unit shock mount harga resmi-nya hampir 3 jutaan, dan 1 unit shock absorber depan Adaptive M...12 juta-an!! Jadi kalau ganti semua, damage ke kantong bakal menjadi (3 x 2) + (12 x 2) = 6 + 24 = 30 juta...ajegileee...eniwei saya gak bisa berbuat apa-apa untuk shock mount jadi terpaksa beli dari BMW. Namun untuk shock absorber, putar otak cari solusi alternatif. Dapatlah solusinya berupa Bilstein B4 Damptronic, dimana ada yang jual di Jakarta (setelah mencari kesana kemari) dengan harga 18 juta sepasang. Well, better 18 juta than 24 juta kan?

Dan masih ada lagi beberapa part yang harus ganti karena pemakaian dan umur, tapi sifatnya printilan tidak terlalu penting...yang mau saya highlight hanyalah yang di atas ini. Silahkan dihitung sendiri total jenderal biaya yang telah saya keluarkan hanya agar 335i tersebut kembali prima seperti layaknya waktu dia baru...

The moral of the story is: when it comes to a premium European vehicle, ada 1 words of wisdom yang patut dipegang, yang saya dengar setelah akuisisi mobil dan mengalami apa yang saya alami di atas. Apa itu?

"If you cannot afford buying new, you MIGHT NOT be able to afford it second hand as well". Translasi: Kalau memang tidak/belum mampu beli baru, bisa jadi juga tidak/belum mampu beli bekasnya.

Di satu sisi, depresiasi value mobil eropa menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi yang ingin mobil dengan image premium, teknologi premium namun harga lebih "bersahabat". Makanya banyak yang mempertimbangkan beli mobil Eropa bekas dengan tahun agak tua ketimbang mobil Jepang baru gress. Namun, jika tidak bisa menyiasatinya, ujung-ujungnya akan menghabiskan uang yang kalau ditotal bisa saja beli baru-nya. Ini karena selain harga spare part mobil Eropa yang di atas rata-rata mobil negara lain (untuk komponen dengan fungsi yang sama), harganya itu juga tidak mengalami atau minim mengalami depresiasi dengan tingkatan yang sama seperti mobilnya itu sendiri.

Demikian late night sharing dari saya, semoga membantu rekan-rekan SM dalam pertimbangannya ketika hendak membeli mobil Eropa seken... :)
Salut oom....oom termasuk user/owner yang jujur mengenai faktor "minus" dari sebuah tunggangan...selain faktor "plus"
semoga ke depan mobil oom aman sentosa setelah jajannya terpenuhi..

minimal kalau sudah dpt info seperti ini didapat di muka, maka yang mau pinang sudah siap siap dengan segala konsekuensi yang (mungkin) timbul.

btw, kalau menurut saya sih, kata kunci yang oom sampaikan mengingatkan pada petuah oom NR sang legenda kita..
Jij harusnya bukan sekedar "buy the car" tapi "afford the car" (mampu menjangkau itu maknanya bisa beli unit dan mampu juga ngempani segala jajannya)...

btw, kalau mobil europe dan dapat yg penyakitan, memang lagi lagi bener pepatah oom NR bilang "cara cepat jadi dhuafa" wkwkw..

atau minimal diomeli istri..
bodapa
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 104
Joined: Thu Jan 10, 2008 9:05
Location: Jakarta, Indonesia

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by bodapa »

Herman7103 wrote: Sun Mar 03, 2019 23:50Nice info and thank you for sharing maintenance F30 yg ber umur lebih dari 5 tahun.
Sama-sama om, dan maaf kepada rekan-rekan SM kalau postingan saya kepanjangan...
adiv wrote: Sun Mar 03, 2019 23:56Very good reminder nih utk yg sedang menimbang² beli mobil eropa yg sdh berumur
Benar, segala aspek dari calon kendaraan harus dipertimbangkan agar tidak menyesal di kemudian hari...jadi kalau memang harus jajan, sudah siap dengan dananya. Toh ketika mobil sudah dalam kondisi prima, merupakan suatu kepuasan tersendiri ketika mengendarainya, yang belum tentu dapat diberikan oleh merk Jepang/Korea/lainnya.
farizfsa wrote: Sun Mar 03, 2019 23:58 Kl sy justru hindarin eropa seken km super rendah

Mbl km wajar artinya dipakai, ada perawatan berkala agar mbl tersebut running dgn normal dan wajar

Sampai saat ini bmw f10 2014 sy running fine km 65rb, madalah besar adalah aktuator rem tangan elektrik, biaya 17 jt dan setelah ngomel2 dan goodwill jd cuma 2 jt aja

Sebelumnya pake mercy 3 tahun km pasti nambah 90-100rb km aman2 aja
Selama ini saya berasumsi kalau kilometer rendah berarti umur komponennya masih lebih lama ketimbang mobil yang rutin jalan meskipun tahun produksi dan jual-nya sama. Ternyata asumsi saya salah...pun demikian perlu saya highlight bahwa komponen yang perlu diganti di mobil saya hanyalah seputar kaki-kaki saja...mesin, transmisi dan lainnya aman sentosa (considering mesin inline 6 3000cc direct injection twin scroll turbo serta transmisi ZF AT 8 percepatan).
greyrevolver wrote: Mon Mar 04, 2019 0:53 Om ,saya penasaran BMW mobility kit ini berguna gak ya? Saya juga sama pakai ban non rft + spare tire,tp akhirnya bagasi penuh bgt dan jadi lebih berat [emoji30][emoji30][emoji30]
Di saya berguna banget. Kenapa? Dasarnya memang apes, gak ada seminggu beli itu mobility kit, ban kiri belakang kena sekrup tajam dan bocor. Ketahuan pas di mall, urusan sudah kelar dan mau pulang. Begitu dekat dengan mobil merasa aneh, koq kaya miring body-nya. Ternyata ban tersebut sudah kempes-pes...langsung kepakai deh itu mobility kit. Pertamanya saya coba dulu compressor-nya tanpa pakai sealing liquid, ternyata bisa...ban ngisi lagi dengan baik sampai ke tekanan yang dianjurkan. Namun sekrup saya biarkan menancap. Dari mall langsung lari ke toko ban terdekat untuk ditambal dalam (karena saya tidak percaya dengan tambal tusuk dari luar). Gak kebayang kalau gak ada mobility kit pada saat itu...
ginting wrote: Mon Mar 04, 2019 2:39 Salut oom....oom termasuk user/owner yang jujur mengenai faktor "minus" dari sebuah tunggangan...selain faktor "plus"
semoga ke depan mobil oom aman sentosa setelah jajannya terpenuhi..

minimal kalau sudah dpt info seperti ini didapat di muka, maka yang mau pinang sudah siap siap dengan segala konsekuensi yang (mungkin) timbul.

btw, kalau menurut saya sih, kata kunci yang oom sampaikan mengingatkan pada petuah oom NR sang legenda kita..
Jij harusnya bukan sekedar "buy the car" tapi "afford the car" (mampu menjangkau itu maknanya bisa beli unit dan mampu juga ngempani segala jajannya)...

btw, kalau mobil europe dan dapat yg penyakitan, memang lagi lagi bener pepatah oom NR bilang "cara cepat jadi dhuafa" wkwkw..

atau minimal diomeli istri..
Benar sekali...dan ini tidak hanya berlaku buat mobil Eropa second, namun juga mobil baru merk apapun. Jangan hanya harga mobilnya saja yang jadi pertimbangan, tapi "Total Cost of Ownership" dari akuisisi, maintenance sampai pada saatnya dilepas nanti. Bicara maintenance, minimal harus cari informasi mengenai interval dan biaya service rutin di bengkel resmi untuk dijadikan patokan, dengan sebelumnya memperkirakan berapa lama mobil akan dipakai sebelum akhirnya dilepas kembali. Orang-orang kecenderungannya hanya memikirkan harga baru + diskon (kalau beli baru) dan harga jual kembali namun biaya pemakaian dan pemeliharaan kurang diperhatikan.

Makanya saya cukup salut buat merk yang transparan sama biaya service rutin-nya. Biasanya terpampang di dinding ruang Service Advisor bengkel resmi dalam bentuk seperti menu di restoran. Di situ konsumen yang sedang service bisa memperkirakan dalam jangka waktu tertentu ke depan berapa kira-kira biaya service-nya.

Mungkin ini tidak berlaku buat yang beli mobil Eropa dari baru karena sudah ada service contract dalam durasi tertentu (misalnya 5 tahun untuk BMW Service Inclusive) sehingga hanya tinggal isi bensin saja. Namun kita berlogika saja...mana ada pihak APM/principal yang benar-benar menggratiskan biaya maintenance? Pasti sudah mereka perkirakan dan hitung dengan matang kemungkinan biayanya berapa, dan biaya ini dimasukkan ke dalam harga baru kendaraan. Kalau di-analisa, bisa jadi antara mobil yang tanpa service contract dan dengan service contract ujung-ujungnya akan memiliki total cost of ownership yang sama. Hanya saja yang pakai service contract konsumen-nya sudah bayar duluan untuk 5 tahun ke depan.
User avatar
sintoni
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 5684
Joined: Thu Jun 05, 2014 13:03
Daily Vehicle: [cencored]

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by sintoni »

bodapa wrote: Sun Mar 03, 2019 17:46 Hallo, sudah lama sebagai silent reader tapi liat topic ini jadi ingin ikut kontribusi...

.
.
.
.
.

Demikian late night sharing dari saya, semoga membantu rekan-rekan SM dalam pertimbangannya ketika hendak membeli mobil Eropa seken... :)
Makasih sudah bantu sharing om, jadi bisa bantu kasi gambaran buat ane yang belom pernah main mobil dari benua lain.

Rasanya Biem yang ane masih aman buat ane mentok cuma E46 aja mungkin ya.

:mky_05:
User avatar
phakbola
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 193
Joined: Sat Dec 12, 2015 14:43

Re: F30ers (Sharing F30 Owners)

Post by phakbola »

bodapa wrote: Sun Mar 03, 2019 17:46 Di satu sisi, depresiasi value mobil eropa menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi yang ingin mobil dengan image premium, teknologi premium namun harga lebih "bersahabat". Makanya banyak yang mempertimbangkan beli mobil Eropa bekas dengan tahun agak tua ketimbang mobil Jepang baru gress. Namun, jika tidak bisa menyiasatinya, ujung-ujungnya akan menghabiskan uang yang kalau ditotal bisa saja beli baru-nya. Ini karena selain harga spare part mobil Eropa yang di atas rata-rata mobil negara lain (untuk komponen dengan fungsi yang sama), harganya itu juga tidak mengalami atau minim mengalami depresiasi dengan tingkatan yang sama seperti mobilnya itu sendiri.

Demikian late night sharing dari saya, semoga membantu rekan-rekan SM dalam pertimbangannya ketika hendak membeli mobil Eropa seken... :)
Thanks for sharing. Semoga mobilnya gak ngagetin lagi. Dikasi reminder lagi neh buat bungkus janda 981. Btw, total uang kagetnya 62,8jt :mrgreen: