Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
ChZ wrote: ↑Sun Jun 17, 2018 3:05
Masalahnya lcgc kebanyakan suspensinya emg gak didesain bwt jalan di atas 120 km/h... + Dikasi ban ceking supaya irit bbm... Ya disaster akhirnya di tangan inexperienced driver... Sy dah coba berbagai LCGC dan udah khatam dengan Ayla MT krn sering dititipin temen... Serem sih dibawa di tol.
Tp setuju Kijang ama Pajero ban gede juga ngeri dibawa kenceng... Bukan masalah bannya sih... Memang peruntukannya beda.
Lcgc banyakan formatnya citycar... Ya idealnya city use... Meski nyatanya susah mau ideal d indonesia... public transport masih banyak PR.
Pokoknya ya semua klo dipake di luar kewajaran pasti ga beres... LCGC dipake ngebut di tangan inexperienced driver udah namanya cari mati.
Akhirnya ada yg cukup lengkap menjabarkan.. ya kl pajero ya, hmm lari 140 dah biasa sih liat di tol tapi balik lagi ke drivernya memang.
pengendiesel wrote: ↑Sun Jun 17, 2018 1:39
Banyak banget yang memojokkan LCGC
Lanehogger...lcgc
Gak safety...lcgc
Driver berbahaya...lcgc
Semua yang jelek...lcgc
Sama nambah kemacetan om. Oh ya om tau kan datsun awal ga ada airbag? Di negara tetangga padahal airbag adalah wajib
Ya kayaknya sering salah kaprah bahwa kita sudah nyetir >= 100 km/jam boleh terus di jalur kanan. Kenyataan di jalan tol ya gitu.
Tapi susah juga kadang, tol sudah 3 jalur paling kiri dikuasai truk, tengah ya mobil santai seperti yg biasa saya lakukan (80-100 km/j) dan jalur kanan dikuasai sama raja ngebut. Nah kadang saya sering merasa terjepit dalam posisi jalur 1 dan jalur 2 terlalu banyak mobil yg pelan (di bawah 60 km/j tapi juga pindah ke jalur 3 banyak yg ganas ngedim (intinya mental pembalap, ga boleh ada mobil di depan dia)
pengendiesel wrote: ↑Sun Jun 17, 2018 1:39
Banyak banget yang memojokkan LCGC
Lanehogger...lcgc
Gak safety...lcgc
Driver berbahaya...lcgc
Semua yang jelek...lcgc
owe malah sering liat dijalan yang jadi lanehogger malah allfart, pajero, portuner, dan sejenisnya.
Sama om...tapi kenapa jarang yg memojokkan mobil2 macam gini?
Sekalinya LCGC yang kejadian, langsung dibully dari depan, belakang, kiri, kanan, atas, bawah
Hmmm...kenapa topik lanehogger vs pembalap makin sering muncul di topik2 SM? Kali ini di topik kecelakaan di jalan tol, nyambungnya lanehogger vs pembalap lagi
Dan pada merasa paling ngerti/betul dalam mengartikan peraturan lalin
pengendiesel wrote:Hmmm...kenapa topik lanehogger vs pembalap makin sering muncul di topik2 SM? Kali ini di topik kecelakaan di jalan tol, nyambungnya lanehogger vs pembalap lagi
Dan pada merasa paling ngerti/betul dalam mengartikan peraturan lalin
Hmmm...
Meski tidak merasa personal, saya hanya berusaha menjabarkan fakta saja om.
Di tol, paling banyak rambu ini:
1. GUNAKAN LAJUR KIRI.
2. LAJUR KANAN HANYA UNTUK MENDAHULUI.
3. DILARANG MENDAHULUI DARI KIRI
4. 60 100 (dalam lingkaran).
Silahkan di artikan aja sendiri.
No offence ya om.
pengendiesel wrote:Hmmm...kenapa topik lanehogger vs pembalap makin sering muncul di topik2 SM? Kali ini di topik kecelakaan di jalan tol, nyambungnya lanehogger vs pembalap lagi
Dan pada merasa paling ngerti/betul dalam mengartikan peraturan lalin
Hmmm...
Meski tidak merasa personal, saya hanya berusaha menjabarkan fakta saja om.
Di tol, paling banyak rambu ini:
1. GUNAKAN LAJUR KIRI.
2. LAJUR KANAN HANYA UNTUK MENDAHULUI.
3. DILARANG MENDAHULUI DARI KIRI
4. 60 100 (dalam lingkaran).
Silahkan di artikan aja sendiri.
No offence ya om.
No problem om, saya cuma ingin menekankan...daripada saling tuding lanehogger vs pembalap dan cari2 kesalahan pihak lain, kenapa kita nggak introspeksi diri kita masing2 saja?
Apakah saya sudah di jalur dan kecepatan yang semestinya?
Apakah saya sudah menaati batas kecepatan minimum dan maksimum?
Hallloooo...peraturan batas kecepatan dan penggunaan jalur ini dibuat dengan tujuan keselamatan.
Apakah saya sudah jaga jarak aman dengan kendaraan sekitar?
Apakah keamanan dan keselamatan sudah jadi prioritas pertama saya?
Kalo semua pengemudi bisa seperti ini semoga angka kecelakaan bisa turun
Suspensi mobil nya ga bukan spec utk high speed, jd ga terkendali deh mobilnya kalo nemu jalan bumpy di tol. Kadang emang nemu di tol, mobil lcgc jalan 100kmh++ dan zigzag utk salip2. Miris liatnya. Yang penting harus mawas diri..
Wah, saya jadi inget nyalip Mobilio lane-hogger. Mungkin dia sudah mentok limiter di 155? CMIIW . Pernah juga nyalip dari kiri Avanza lane hogger yang ngerasa paling kenceng @1xx-an... Lupa, years ago
Lajur kanan itu hanya untuk mendahului. Membahayakan banyak orang kalo cruising di lajur kanan. Lucunya, tadi malam yang kosong adalah lajur kiri. Bumpy sih, tapi masih manageable di Calya.
Calya A/T 2017 (2022-now)
OS PX 2014 (2022-now)
Kluger Grande 2004 (Jan 2023-Jun 2024)
pengendiesel wrote:Hmmm...kenapa topik lanehogger vs pembalap makin sering muncul di topik2 SM? Kali ini di topik kecelakaan di jalan tol, nyambungnya lanehogger vs pembalap lagi
Dan pada merasa paling ngerti/betul dalam mengartikan peraturan lalin
Hmmm...
Meski tidak merasa personal, saya hanya berusaha menjabarkan fakta saja om.
Di tol, paling banyak rambu ini:
1. GUNAKAN LAJUR KIRI.
2. LAJUR KANAN HANYA UNTUK MENDAHULUI.
3. DILARANG MENDAHULUI DARI KIRI
4. 60 100 (dalam lingkaran).
Silahkan di artikan aja sendiri.
No offence ya om.
No problem om, saya cuma ingin menekankan...daripada saling tuding lanehogger vs pembalap dan cari2 kesalahan pihak lain, kenapa kita nggak introspeksi diri kita masing2 saja?
Apakah saya sudah di jalur dan kecepatan yang semestinya?
Apakah saya sudah menaati batas kecepatan minimum dan maksimum?
Hallloooo...peraturan batas kecepatan dan penggunaan jalur ini dibuat dengan tujuan keselamatan.
Apakah saya sudah jaga jarak aman dengan kendaraan sekitar?
Apakah keamanan dan keselamatan sudah jadi prioritas pertama saya?
Kalo semua pengemudi bisa seperti ini semoga angka kecelakaan bisa turun
Naah.. ini saya setuju. Mari Om2 member SM sebagai pelopor keselamatan berlalu lintas (dan pelopor roadtrip jalan2). Apalagi mobilnya udh ditempel stiker SM, malu donk kalo melanggar aturan. Mari bersama2 kita ciptakan berlalu lintas yg tertib, selamat dan aman. Siapa tau diawali dari member SM bisa menyebar ke komunitas yg lain utk menciptakan berlalu lintas yg tertib, aman, selamat dan kondusif.
Makin banyak yg mati malah makin bagus kan?
Ngurangi populasi sampah didunia.
Biarin aja pada lari 150 160 km/h itu lmpv, lcgc, city car, kaleng khong guan. gw dukung sepenuh hati. Motor bebek jg biarin aja pada lari 130 140 dijalan raya. Mantap.
alexdonovan wrote: ↑Sun Jun 17, 2018 11:12
Wah, saya jadi inget nyalip Mobilio lane-hogger. Mungkin dia sudah mentok limiter di 155? CMIIW . Pernah juga nyalip dari kiri Avanza lane hogger yang ngerasa paling kenceng @1xx-an... Lupa, years ago
Lajur kanan itu hanya untuk mendahului. Membahayakan banyak orang kalo cruising di lajur kanan. Lucunya, tadi malam yang kosong adalah lajur kiri. Bumpy sih, tapi masih manageable di Calya.
Ya kalo ada pelampiasan kita nyingkir aja lah... toh ujungnya orang hidup juga sama, ke akhirat, gak perlu dipercepat saya rasa.
Balik Datsun Go yang kecelakaan ~ turut berduka cita kepada driver dan keluarga semoga tetap kuat. Memang nyetir tuh urusannya penuh konsentrasi, dan akhir-akhir ini semakin banyak orang yang tidak konsen pas nyetir (entah ngantuk, cari alamat, baca WA atau malah liat GPS...dll).
Buat PJR, saya lihat pasang guardrailnya dah benar (lapisannya gak kebalik kayak pernah kejadian di Amrik), jadi ya memang apes dah ketemu ujung yang terbuka. Kalo bukan ketemu ujungnya mestinya masih ok. LCGC atau bukan, ketemu guardrail ya pasti masuk besinya. Mau S-Class W140 ketemu guardrail nembus kaca ya tetep gak ketahan.
Menyingkapi lanehogger ~ tata krama di jalan tetap berlaku. Kalo yang belakang lebih cepat (entah karena lagi ngetest tarikan mobil atau memang lebih cepat atau remnya blong atau emergency vehicle dll...) dan kita menghambat/lbh lambat, silakan cari tempat paling aman buat minggir ke jalur kiri (kalo di toll/jalan) atau ya kiri sampe pinggir jalan (dan berhenti ~ kalau memang itu yang paling aman). Kalau belum memungkinkan untuk minggir, ya silakan kasih kode ke mobil belakang memang kita belum bisa.
Persoalan peliknya, umumnya jalan bebas hambatan di negeri ini hanya dua jalur,, jalur kiri itu isinya truck yang sangat lambat dan permukaannya banyak berlubang / tidak mulus banyak tambalan.
Mengalah pada pembalap dengan bergeser ke paling kiri rasanya justru bukan pilihan terbaik, karena rasanya resiko ditabrak pembalap lebih rendah daripada resiko celaka terguncang guncang buruknya lajur paling kiri dan ban menghantam lubang.
Saat saya melaju di atas 100, saya tak pernah mengusir pengendara lain yang lebih lambat yang sudah melaju 100km/jam atau lebih di depan saya. Jika memungkinkan, saya akan overtake secara aman dari sebelah kiri karena buat saya pengendara di depan saya itu tidak salah, mengapa harus saya usir ke jalur jalan yang buruk karena saya terburu-buru dan melanggar aturan melebihi kecepatan yang diijinkan?
Yah.... Pendapat saya pasti ditentang oleh para pembalap jalan bebas hambatan.
Maaf masih melenceng dari topik disini.
Ivano wrote: ↑Sun Jun 17, 2018 8:48
Hmmm...
Meski tidak merasa personal, saya hanya berusaha menjabarkan fakta saja om.
Di tol, paling banyak rambu ini:
1. GUNAKAN LAJUR KIRI.
2. LAJUR KANAN HANYA UNTUK MENDAHULUI.
3. DILARANG MENDAHULUI DARI KIRI
4. 60 100 (dalam lingkaran).
Silahkan di artikan aja sendiri.
No offence ya om.
No problem om, saya cuma ingin menekankan...daripada saling tuding lanehogger vs pembalap dan cari2 kesalahan pihak lain, kenapa kita nggak introspeksi diri kita masing2 saja?
Apakah saya sudah di jalur dan kecepatan yang semestinya?
Apakah saya sudah menaati batas kecepatan minimum dan maksimum?
Hallloooo...peraturan batas kecepatan dan penggunaan jalur ini dibuat dengan tujuan keselamatan.
Apakah saya sudah jaga jarak aman dengan kendaraan sekitar?
Apakah keamanan dan keselamatan sudah jadi prioritas pertama saya?
Kalo semua pengemudi bisa seperti ini semoga angka kecelakaan bisa turun
Naah.. ini saya setuju. Mari Om2 member SM sebagai pelopor keselamatan berlalu lintas (dan pelopor roadtrip jalan2). Apalagi mobilnya udh ditempel stiker SM, malu donk kalo melanggar aturan. Mari bersama2 kita ciptakan berlalu lintas yg tertib, selamat dan aman. Siapa tau diawali dari member SM bisa menyebar ke komunitas yg lain utk menciptakan berlalu lintas yg tertib, aman, selamat dan kondusif.
Nah ini yg perlu, lebih baik disiplin & mawas diri sendiri dulu krn toh keselamatan prioritas utama buat yg waras di jalan.
Usul u/ para momod SM tolong dibuat trit safety driving, atau kalau pernah ada di bangkitkan lagi.
Konstruksi tol waru-porong dan sebaliknya memsng parah
Banyak gundukan2 aspal,sering lampu esc nyala2 ketika lewat situ,padahal cuma 100kph
Ati2 aja lah.apalagi bawa kluarga
exflowly wrote: ↑Sun Jun 17, 2018 18:40 Menyingkapi lanehogger ~ tata krama di jalan tetap berlaku. Kalo yang belakang lebih cepat (entah karena lagi ngetest tarikan mobil atau memang lebih cepat atau remnya blong atau emergency vehicle dll...) dan kita menghambat/lbh lambat, silakan cari tempat paling aman buat minggir ke jalur kiri (kalo di toll/jalan) atau ya kiri sampe pinggir jalan (dan berhenti ~ kalau memang itu yang paling aman). Kalau belum memungkinkan untuk minggir, ya silakan kasih kode ke mobil belakang memang kita belum bisa.
THIS! Yg saya bold, itu etika yg seharusnya dilakukan di toll indo..
Intinya jangan bikin bumpet flow kendaraan di toll.. kalau ada jarak lowong dengan mobil didepannya (>10 meter), lebih bijak kasih jalan mobil dibelakangnya.
tapi balik lagi ke drivernya memang.
. Pernah juga nyalip dari kiri Avanza lane hogger yang ngerasa paling kenceng @1xx-an... Lupa, years ago
ojoh samve mavok vrohh !
