JAKARTA – Pertumbuhan kendaraan bermotor menciptakan peluang bisnis baru dalam industri periklanan. Saat ini setidaknya ada delapan perusahaan yang memanfaatkan hal tersebut, satu di antaranya PT Transhub Jaring Media melalui merek Karads.
Founder & CEO Karads I Made Harta Wijaya mengatakan potensi bisnis ini terbilang besar. Berdasarkan data yang dimiiki perusahaan saat ini ada sekitar 135.000 unit mobil yang diperuntukkan sebagai taksi dalam jaringan di area Jabodetabek.
“Artinya peluang menjadikan mobil sebagai media iklan alternatif besar sekali. Lalu dari sisi kue iklan juga sangat besar yang bisa diambil dari turunnya pemasangan iklan di billboard [papan reklame],” katanya di Jakarta, Selasa (23/5).
Satu di antaranya yang tengah dilakukan perusahaan adalah dengan mengkaji kerja sama yang bisa dilakukan dengan perusahaan taksi dalam jaringan. Selama ini kerja sama tersebut hanya dalam bentuk perseorangan dengan pengemudi, bukan dengan korporasi.
Model bisnis ini sudah dijalankan sejak Juni 2016 dan mulai beroperasi 6 bulan setelahnya atau pada Desember 2016. Hingga saat ini sudah ada 2.000 unit mobil yang terdaftar sebagai rekan kerja. Dia menargetkan hingga akhir tahun akan bertambah hingga 7.000 unit mobil.
Karakter dari rekan Karads terbilang beragam. Namun dia memastikan bahwa 60% di antaranya adalah orang-orang yang menggunakan mobilnya untuk berkerja. Setengah dari orang-orang tersebut mengisi data diri sebagai pekerja kantoran.
“Tapi itu kebanyakan mereka berkerja di kantoran, tidak hanya diam di kantor. Mungkin bagian dari sales [tenaga penjual],” kata Made.
Sementara itu karakter pengguna jasa Karads lebih mudah diidentifikasi. Biasanya mereka adalah pelaku usaha besar yang ingin mencoba media baru, pengusaha dengan alokasi dana iklan kecil, dan perusahaan yang baru meluncurkan produk.
Made optimistis seiring dengan pertumbuhan industri otomotif dan juga penurunan iklan melalui papan reklame, media alternatif seperti yang dia jalankan akan jadi primadona. Apalagi saat ini banyak pengusaha baru yang terus bertambah setiap tahun. “Usaha yang baru berdiri mereka akan cari media alternatif yang harganya terjangkau.”
Karads mengklaim memiliki rumus sendiri untuk menghitung efektivitas iklan di setiap mobil. Berbekal GPS, perusahaan ini memetakan trayek dari setiap mitra kerja. Analisa selama 3—4 bulan pertama saat didirkan juga membuat Karads optimistis mampu menawarkan hal yang berbeda dari iklan luar ruang lain.
Selain Karads, Ubiklan, Stiar, Klana, Karta, WrapMobil, DoQar, dan StickEarn juga bergerak di bidang yang sama. Konsep yang mereka usung relatif sama, yakni merekrut para pengemudi mobil dan motor untuk kemudian memasang iklan di kendaraan masing-masing. Para pemilik kendaraan akan mendapat penghasilan sesuai jarak yang mereka tempuh dengan kendaraan yang didaftarkan.
http://ramadan.bisnis.com/read/20170524 ... 20Otomotif
Adakah yang sudah ikut?
pakai perusahaan yg mana?
bagaimana penghasilannya?
sesuai dengan BBM/usaha yg di keluarkan?
------
baru 1-2 bulan ini StickEarn masuk makassar
sehari mesti nemu 2-5 mobil yang sudah terpasang iklan (masih traveloka)
tertarik sebenernya, tp mobil ane brio, yg ada skrg mpv 3 row av-xen, er3 & mobilinyong