Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
Jerome wrote:saat toyota, honda lg jor2 an ngeluarin model baru, honda BR-V keluar, toyota Sienta bentar lg keluar, daihatsu btr lg bikin agya/ayla 3 row
Ford mlh cabut & stop jualan, ntar di jalan isinya lambang H sm elipse itu aja ,
wajar org kaget Ford cabut dgn penjualan msh 6000an, jauh lbh baik dibanding duo korea yg msg2 cm 2000/thn
klo kek Proton gt cabut, wajar lah penjualan cm brpa ratus, brand image di benak org gk ada
GM tutup pabrik nya doank krn gk efisien dgn penjualan cm 1000an utk operate plant mending import
Ford cm jualan doank, klo kt tmn2 disini gk ada resiko investasi, klo gk laku tinggal stop import ganti model lain,
brand image jg msh kuat, pd tau lah ecosport, fiesta, everest, focus gt, produk br jg msh ada, mlh org udh pd nggu2
FMI tidak merugi, sekali lagi hanya tidak efisien yang dianggap haram oleh Amerika yang punya model bisnis sangat ketat. Secara matematis ekonomis pun, mana mungkin FMI merugi. Bisa kita ambil gambaran kondisi FMI sejauh ini.
Dengan total karyawan seperti disebutkan Reuters hanya berjumlah 35 orang, tentu ini sebuah organisasi yang ramping untuk model pengelolaan Agen Pemegang Merek (APM). Namun, masih juga dianggap terlalu boros oleh Amerika.
FMI juga tanpa investasi apapun dalam menjalankan bisnisnya di Indonesia. Jaringan dealer-dealernya yang tersebar di seluruh Indonesia pun, bermitra dengan pengusaha lokal.
Satu lagi, selama ini FMI memasarkan mobil-mobil di Indonesia dengan cara mengimpor dari Thailand. Langkah ini memanfaatkan program ASEAN Free Trade Area (AFTA), sehingga dalam proses impor mobil tidak dikenakan Bea Masuk alias nol persen.
Lalu dimana ruginya? Ya memang tidak rugi, hanya tidak efisien. Dan mengingat Indonesia bukan pasar penting bagi Ford Motor Co, penutupan FMI menjadi logis menurut cara berfikir bisnis Amerika yang selalu mengedepankan profit berlebih. Sebab, kalau cuma tidak merugi namun tidak untung, untuk apa jualan?
FMI korban kebijakan ala amerika ?
ya namanya tipikal american capitalist, ga perduli apa kek yg penting tiap tutup tahun cuan harus naik, dan saya baru tau penjualan ford gede juga ya, lebih gede daripada korean
ga heran sampe ada gossip itu dealer mau masukin sendiri
30%?tipi o on kok dipercaya.heran aku sama editornya tipi oon.pada sambil tidur paling klo ngedit.gak hanya sekali dua kali
Sayangnya gak semua bengkel umum nerima ford,ya smakin terkoreksilah harga secondnya
Hrsnya bisa dituntut itu sama customer n investornya
Palinggak buyback lah:-))
yaseinotulip wrote:Kira-kira kasus ford ini bakalan berimbas jg ke penurunan penjualan merk2 non mainstream ngga ya?
sepertinya efek psikologis bakalan cukup terasa ya, kasus Ford ini secara tidak langsung menggiring balik konsumen ke "merk itu-itu aja"..kalo pun yang pilih non mainstream, ya itu palingan karena hobi atau ikatan emosional saja..
ini berlaku ke merk mobil yang dipakai harian dan umum yaa..merk mewah sepertinya tidak termasuk..(kecuali Volvo yang udah gak ada sales rep lagi)
#menolaklupa
"If you think education is expensive, try the cost of ignorance"
Betul nih dengan merek seperti ford ini yang pulang kampung dan gak mampu bertahan. Sepertinya akan mempengaruhi penjualan mobil merek non mainstream karena konsumen juga jadi pada takut.
Jakarta, KompasOtomotif — Keputusan Ford untuk menghentikan bisnisnya secara sepihak di Indonesia menuai reaksi kaget sejumlah pemegang saham dan ribuan konsumen. Menanggapi kondisi ini, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, langkah Ford itu tidak akan berpengaruh signifikan terhadap gejolak industri otomotif nasional.
“Ford hanya mengimpor mobil dari pabriknya di Thailand, maka tidak akan ada dampaknya bagi industri otomotif nasional,” ujar Saleh di Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Menurut Saleh, selama Ford berbisnis di Indonesia, tidak pernah mendapat dukungan dari industri komponen lokal. Kondisi ini berbeda dengan merek-merek lain yang ikut membangun struktur industri komponen lokal.
“Sudah tentu Ford kalah bersaing karena kompetitornya memproduksi komponen di Indonesia. Para pabrikan itu membangun industri komponen di sini karena mereka bervisi panjang, serius. Maka, ayo jadikan Indonesia basis produksi jika ingin menangi persaingan, jangan hanya menjadikan pasar saja,” kata Menteri Saleh.
Upaya pemerintah
Pemerintah terus berupaya mendorong pengembangan industri komponen untuk mendongkrak industri otomotif. Industri komponen di dalam negeri mendapat insentif berupa Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) untuk impor bahan baku pembuatan komponen.
Langkah itu berpengaruh pada harga jual kendaraan bermotor yang menggunakan komponen tersebut. Pemerintah juga memberikan insentif lain untuk produk-produk otomotif produksi dalam negeri yang hemat bahan bakar.
“Maka, kami pacu terus industri dan investasi otomotif, termasuk komponen. Ini disambut positif oleh pabrikan yang terus memproduksi di Indonesia, ekspansi, dan menambah kapasitas produksi," kata Saleh.
Selain itu, investasi di sektor otomotif juga terus mengalir ke Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa pasar lokal masih besar potensinya. "Investasi di bidang otomotif terus membaik dan tumbuh. Buktinya, Wuling yang bekerja sama dengan General Motors, Mitsubishi, Isuzu, Toyota, dan lain-lain malah berinvestasi terus,” kata Menperin.
Investasi mereka, kata Saleh, yaitu Wuling sedang membangun pabrik di Karawang senilai 750 juta dollar AS atau sekitar Rp 10 triliun dan pada 2017 mulai produksi, sedangkan Mitsubishi Rp 6 triliun dan Isuzu Rp 3,5 triliun.
Industri komponen tidak hanya memperdalam struktur industri, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, mendongkrak kualitas SDM, dan mengembangkan industri lainnya, seperti baja.
intinya secara tidak langsung secara psikologis menggiring konsumen ke merk yang udah pasti aja
#menolaklupa
"If you think education is expensive, try the cost of ignorance"
Jakarta, KompasOtomotif — Keputusan Ford untuk menghentikan bisnisnya secara sepihak di Indonesia menuai reaksi kaget sejumlah pemegang saham dan ribuan konsumen. Menanggapi kondisi ini, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, langkah Ford itu tidak akan berpengaruh signifikan terhadap gejolak industri otomotif nasional.
“Ford hanya mengimpor mobil dari pabriknya di Thailand, maka tidak akan ada dampaknya bagi industri otomotif nasional,” ujar Saleh di Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Menurut Saleh, selama Ford berbisnis di Indonesia, tidak pernah mendapat dukungan dari industri komponen lokal. Kondisi ini berbeda dengan merek-merek lain yang ikut membangun struktur industri komponen lokal.
“Sudah tentu Ford kalah bersaing karena kompetitornya memproduksi komponen di Indonesia. Para pabrikan itu membangun industri komponen di sini karena mereka bervisi panjang, serius. Maka, ayo jadikan Indonesia basis produksi jika ingin menangi persaingan, jangan hanya menjadikan pasar saja,” kata Menteri Saleh.
Upaya pemerintah
Pemerintah terus berupaya mendorong pengembangan industri komponen untuk mendongkrak industri otomotif. Industri komponen di dalam negeri mendapat insentif berupa Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) untuk impor bahan baku pembuatan komponen.
Langkah itu berpengaruh pada harga jual kendaraan bermotor yang menggunakan komponen tersebut. Pemerintah juga memberikan insentif lain untuk produk-produk otomotif produksi dalam negeri yang hemat bahan bakar.
“Maka, kami pacu terus industri dan investasi otomotif, termasuk komponen. Ini disambut positif oleh pabrikan yang terus memproduksi di Indonesia, ekspansi, dan menambah kapasitas produksi," kata Saleh.
Selain itu, investasi di sektor otomotif juga terus mengalir ke Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa pasar lokal masih besar potensinya. "Investasi di bidang otomotif terus membaik dan tumbuh. Buktinya, Wuling yang bekerja sama dengan General Motors, Mitsubishi, Isuzu, Toyota, dan lain-lain malah berinvestasi terus,” kata Menperin.
Investasi mereka, kata Saleh, yaitu Wuling sedang membangun pabrik di Karawang senilai 750 juta dollar AS atau sekitar Rp 10 triliun dan pada 2017 mulai produksi, sedangkan Mitsubishi Rp 6 triliun dan Isuzu Rp 3,5 triliun.
Industri komponen tidak hanya memperdalam struktur industri, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, mendongkrak kualitas SDM, dan mengembangkan industri lainnya, seperti baja.
intinya secara tidak langsung secara psikologis menggiring konsumen ke merk yang udah pasti aja
Jadi inget kejadian bbrp saat yg lalu saat miting antar pelaku usaha elektronik. Ane dpt kbr dr pabrik kalo pemerintah mengharuskan setiap brand mempunyai 20 perwakilan resmi service center di minimum 20 propinsi. Yg mana lgs para pelaku importir elektronik yg ngk punya pabrikan lgs ketar ketir krn macem mana mrk mau buka perwakilan krn mrk resource dan dananya kan terbatas. Jadi jgn2 ini juga mrpk tindak lanjut yg similar
Asfur wrote:
Jadi inget kejadian bbrp saat yg lalu saat miting antar pelaku usaha elektronik. Ane dpt kbr dr pabrik kalo pemerintah mengharuskan setiap brand mempunyai 20 perwakilan resmi service center di minimum 20 propinsi. Yg mana lgs para pelaku importir elektronik yg ngk punya pabrikan lgs ketar ketir krn macem mana mrk mau buka perwakilan krn mrk resource dan dananya kan terbatas. Jadi jgn2 ini juga mrpk tindak lanjut yg similar
kebijakan2 itu bukannya utk melindungi konsumen ya om? sekaligus menyerap tenaga kerja juga. jadi keliatan mana merk yg serius berinvestasi di Indonesia bukan sekedar jual barang.
buat ane yg org awam sih liatnya gitu.
Asfur wrote:
Jadi inget kejadian bbrp saat yg lalu saat miting antar pelaku usaha elektronik. Ane dpt kbr dr pabrik kalo pemerintah mengharuskan setiap brand mempunyai 20 perwakilan resmi service center di minimum 20 propinsi. Yg mana lgs para pelaku importir elektronik yg ngk punya pabrikan lgs ketar ketir krn macem mana mrk mau buka perwakilan krn mrk resource dan dananya kan terbatas. Jadi jgn2 ini juga mrpk tindak lanjut yg similar
kebijakan2 itu bukannya utk melindungi konsumen ya om? sekaligus menyerap tenaga kerja juga. jadi keliatan mana merk yg serius berinvestasi di Indonesia bukan sekedar jual barang.
buat ane yg org awam sih liatnya gitu.
Sama aku jg melihat nya sperti itu bukan kah itu langkah baik dri pemerintah, Indonesia pasar yg menjajikan jd harus ada timbal balik nya buat kita juga
ucoksimartole wrote:Ditjen perlindungan konsumen kemendag. Ada yg mau coba?
tuh org baru kmaren hub sy minta tlg kalo bisa ... sy bilang sy bkn lobbyist ....coba novanto atau reza sj ....lgpula sy sdh tdk mau urusan bginian yg indo
Iya bener om, cuman kan kalo yg ngk mau pusing macam ford maybe ada deal2 yg di urusan politik permobilan, ngk mau pusing yah tinggal cabut dia. Kalo dr sisi elektronik, yah tentu semakin banyak ass nya semakin bagus.
Asfur wrote:
Jadi inget kejadian bbrp saat yg lalu saat miting antar pelaku usaha elektronik. Ane dpt kbr dr pabrik kalo pemerintah mengharuskan setiap brand mempunyai 20 perwakilan resmi service center di minimum 20 propinsi. Yg mana lgs para pelaku importir elektronik yg ngk punya pabrikan lgs ketar ketir krn macem mana mrk mau buka perwakilan krn mrk resource dan dananya kan terbatas. Jadi jgn2 ini juga mrpk tindak lanjut yg similar
kebijakan2 itu bukannya utk melindungi konsumen ya om? sekaligus menyerap tenaga kerja juga. jadi keliatan mana merk yg serius berinvestasi di Indonesia bukan sekedar jual barang.
buat ane yg org awam sih liatnya gitu.
Sama aku jg melihat nya sperti itu bukan kah itu langkah baik dri pemerintah, Indonesia pasar yg menjajikan jd harus ada timbal balik nya buat kita juga
kalo perusahaan elektronik kebutuhan sehari2 perorang/rumah mungkin masih agak masuk akal..tp kalo otomotif kayaknya susah deh, secara visi dan misi tiap merk bisa beda2..bahkan ada yang ngotot gak mau nambah pabrik takut kualitasnya turun...
#menolaklupa
"If you think education is expensive, try the cost of ignorance"
menurut saya, kalau pemerintah ingin memperbaiki pabrikan mobil/otomotif di indonesia, lebih baik pajak mobil baru diturunkan, pajak mobil lama dinaikkin, tujuannya supaya masyarakat lebih prefer beli mobil baru, yang menurut saya merangsang tingkat penjualan mobil baru. disinilah, pentingnya pemerintah menguatkan aturan yang mewajibkan adanya pbrik di indonesia.
selama konsumen terus membeli kendaraan baru, maka pabrik akan dapat keuntungannya, akibatnya tenaga kerja dan industri pendukung akan lebih subur. terus, mesin turbo dan mesin diesel canggih, mobil hybrid juga jangan dikenakan bea masuk tambahan, supaya mobil yang hemat bbm.
dengan begitu pemerintah akan dapat pemasukkan dari pajak penghasilan pabrikan, industri pendukung serta mendapatkan pertumbuhan ekonomi.
semoga mimpi jadi kenyataan,
ucoksimartole wrote:Ditjen perlindungan konsumen kemendag. Ada yg mau coba?
tuh org baru kmaren hub sy minta tlg kalo bisa ... sy bilang sy bkn lobbyist ....coba novanto atau reza sj ....lgpula sy sdh tdk mau urusan bginian yg indo
yg bikin rusak hrs yg bikin betul
unreliable as usual
Emg the two f***boy supremes ini didengar? Sama Trump aja ala kadarnya.