C2C CC, Teknologi Untuk Atasi Kemacetan

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
handling
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2297
Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09

C2C CC, Teknologi Untuk Atasi Kemacetan

Post by handling »

KEMACETAN adalah bagian dari kehidupan sehari-hari warga kota besar dan sekitarnya. Berjam-jam waktu dihabiskan di jalan raya. Perjalanan yang pada saat lalu lintas lengang hanya memerlukan waktu 30 menit bisa menjadi satu setengah hingga dua jam lebih. Perjalanan ke tempat tujuan yang dalam keadaan biasa hanya memerlukan waktu 30-40 menit bisa menjadi lebih dari dua jam jika keliru mengambil rute. Padatnya lalu lintas menjadikan alur lalu lintas tersendat, atau bahkan tidak jarang berhenti, hanya karena ada satu mobil yang mogok.

SERING kali kendaraan memadati satu rute tertentu, sedangkan rute lain lengang. Sebab itu, pemilihan rute yang tepat menjadi kata kunci dalam membuat perjalanan menjadi lebih singkat. Repotnya, justru hal itulah yang paling sulit dilakukan.

Beberapa stasiun radio mencoba memecahkan persoalan itu dengan memberikan informasi mengenai keadaan lalu lintas pada jam-jam sibuk, yakni pada pagi hari saat orang berangkat kerja dan pada sore hari ketika orang pulang kerja. Namun, tampaknya hal itu tidak banyak membantu. Sebab, informasi lalu lintas lebih banyak hanya dari ruas-ruas jalan utama, dan tidak ada informasi mengenai keadaan lalu lintas di rute-rute alternatif yang dapat dipilih.

Dengan demikian, yang sering terjadi adalah pengemudi menghindari ruas jalan yang macet untuk kemudian terjebak di ruas jalan alternatif yang sama macetnya, atau bahkan lebih parah.

Untuk mengatasi hal-hal seperti itulah, pada akhir Desember lalu di Wolfsburg, Jerman, enam perusahaan mobil terkemuka Eropa, yakni Audi, BMW, DaimlerChrysler, Fiat, Renault, dan Volkswagen, bahu-membahu dalam Car 2 Car Communication Consortium (C2C CC). Salah satu tujuannya mengembangkan suatu standar industri Eropa bagi komunikasi dari mobil ke mobil (komunikasi antarmobil), serta komunikasi antara mobil dan fasilitas infrastruktur komunikasi luar (external communication infrastructure). Bukan itu saja, C2C CC berencana untuk mendorong dialokasikannya suatu frekuensi radio yang diperlukan untuk memungkinkan terlaksananya hal itu, serta mengembangkan dan menguji coba sistem komunikasi radio yang cocok untuk itu.

DENGAN bantuan komunikasi mobil ke mobil, kelancaran alur lalu lintas bisa dioptimalkan, dan jika dimungkinkan juga akan meningkatkan keamanan (safety) berlalu lintas.

Sebagai contoh, jika sebuah mobil menghadapi situasi kritis, seperti kemacetan, kabut tebal, salju yang licin, atau bahkan kecelakaan, mobil akan meneruskan informasi tersebut kepada pengguna jalan yang akan menuju ke lokasi itu. Dengan demikian, pengemudi mobil- mobil yang sedang atau akan menuju ke lokasi tersebut dapat memutuskan memutar balik dan mencari jalan alternatif, atau terus bertahan di jalurnya, jika ia mempunyai kepentingan yang mendesak di lokasi itu.

Mobil-mobil papan atas dilengkapi dengan sensor untuk mendeteksi kehadiran kabut yang tebal. Dengan demikian, jika sensor mendeteksi kehadiran kabut yang tebal, sensor itu secara otomatis akan menyalakan lampu kabut. Keputusan sensor untuk menghidupkan lampu kabut itu melalui sistem komunikasi antarmobil diteruskan kepada mobil-mobil yang berada di sekitar lokasi sehingga pengemudi mengetahui akan kehadiran kabut tebal di wilayah tersebut.

Pada jaringan informasi spontan itu, setiap mobil dapat menjalankan perannya sebagai pengirim, penerima, atau penerus (router). Hal itu menjadikan rantai informasi dapat dibangun. Dengan bantuan proses yang dikenal dengan nama multihopping (multiloncatan), informasi dapat disebar dan dapat mencakup jarak yang ekstra jauh.

Pertukaran data antarmobil itu dimungkinkan oleh jaringan ad-hoc (khusus). Komunikasi jarak dekat antarmobil itu secara spontan diciptakan dan berlangsung tanpa bantuan dari infrastruktur komunikasi eksternal. Teknologi itu didasarkan pada teknologi komunikasi nirkabel LAN (local area network).

Efisiensi komunikasi mobil ke mobil itu akan meningkat dengan meningkatnya jumlah mobil di pasar yang dilengkapi dengan perangkat tersebut. Secara terpisah, bisa saja teknologi itu dikembangkan untuk melakukan komunikasi antara mobil dan infrastruktur komunikasi eksternal. Dan, diperkirakan sistem itu akan mencakup fault diagnostic (diagnosis kesalahan) dan men-down load peta-peta digital.

GAGASAN untuk mengembangkan komunikasi mobil ke mobil (antarmobil) untuk menghindari kemacetan lalu lintas itu pertama kali dilontarkan oleh BMW. Pada awal Oktober 2003, BMW menggelar proyek BMW ConnectedDrive yang pada intinya menjajaki kemungkinan komunikasi kendaraan-ke-kendaraan (vehicle-to- vehicle communication).

Lewat proyek itu, BMW berharap kendaraan-kendaraan buatannya dapat saling berkomunikasi untuk tukar-menukar informasi mengenai situasi lalu lintas, keadaan cuaca, atau kondisi jalan melalui teknologi nirkabel LAN.

Informasi lalu lintas seperti itu akan melengkapi pelayanan telematik di masa depan, dengan menghubungkan kendaraan yang satu dan yang lain dalam jaringan ad-hoc. Pelayanan telematik yang tersedia saat ini adalah sistem navigasi yang digunakan di dalam mobil.

"Jika 10 persen dari seluruh kendaraan yang terdapat di Jerman dapat berkomunikasi secara langsung satu sama lain, kami akan mendapatkan manfaat dari informasi lalu lintas di seluruh Jerman," kata Dr Burkhard Goeschel, anggota Dewan Pengembangan BMW AG, saat itu.

Sebab, mobil akan bertindak sebagai sensor di tengah-tengah aliran lalu lintas. Mobil-mobil saling menukar data yang diterimanya secara langsung melalui sensor. Sebuah sistem komputer pintar akan memutuskan untuk memancarkan peringatan mengenai kemacetan lalu lintas kepada mobil-mobil lain atau tidak.

Dengan mengukur kecepatan dan koordinat lokasi yang dihasilkan sistem navigasi, mobil- mobil bertindak sebagai sensor yang mencatat dan memonitor aliran lalu lintas, serta mengomunikasikannya kepada mobil- mobil lain yang berada di dekatnya. Teknologi itu diharapkan tidak hanya melancarkan aliran lalu lintas jalan raya di kota besar, tetapi juga di ruas- ruas jalan di pinggiran dan kota-kota kecil.