
perkenankan ane untuk bercerita sedikit tentang negara tetangga kita terutama soal automotive.... yang jaraknya 7 jam perjalanan kalo ditempuh dengan pesawat dari bandara Soekarno-Hatta

Baiklah, langsung kita mulai saja....
==========================
Di bulan Mei ada BBM dari nyokap waktu ane lg makan siang di depot sebelah kos-kosan :
N : "ente mw ikut ke Japan gak?"
C : "meh. ciyus ke Japan??" *tumben ngajakin ke luar negeri, biasa paling mentok kalo nggak Jekardah ya Surabayah.*
N : "yep. tour"
C : "owh.... errrrr...." *sedikit galau krn ane nggak terbiasa naik pesawat diatas 1 jam... jadi kebayang seberapa pegelnya*
N : "begimane woi?"
C : "errr... ya uda ane ikut dah"
Perjalanan ane kali ini dimulai tanggal 26 Juli - 1 Agustus 2014, presented by Dwidaya Tour dengan rombongan +- 25 orang. tanggal 26 ane ke Jekardah untuk transit sehari.
Jam 23.30 kami berangkat ke Nippon... menggunakan pesawat Boeing 777-300ER milik Garuda Indonesia

Tanggal 27 Juli jam 09.00 waktu Japan, kami tiba di Narita Airport Tokyo.
............. dan langsung menuju Tokyo Disneyland

ane nggak akan berbuih-buih menceritakan perjalanan ane dari hari 1 ke hari 5, ane hanya akan menceritakan beberapa hal yang menarik, utamanya soal Motoring Life dan Japanese Lifestyle. Sebagai tambahan ane akan tambahkan beberapa tempat wisata yang wajib dikunjungi kalo ke Japan.
=========================
Japanese Life
Bicara motoring culture tentu kita tidak akan lepas dari budaya orang Jepang itu sendiri. Karena itu ijinkan saya menceritakan sedikit-banyak budaya orang Jepang.
Culture.
Seperti yang kita ketahui bahwa orang Jepang itu sangat menghargai budaya mereka sendiri. Kontras ya? dengan kita? Yang dikit-dikit bangga kalo pake barang luar negeri. Nope. Jepang sangat bangga dengan budaya mereka sendiri. Industri dan Ekonomi mereka sangat maju, tapi mereka nggak lantas lupa daratan.
Kenapa saya bisa bilang begini? Simple. Peninggalan budaya mereka dirawat dengan sangat baik. Osaka Castle yang umurnya ratusan tahun tidak terlihat seperti istana reot yang udah kropos dimana-mana, masih terlihat kokoh dan berdiri tegap di tengah - tengah kota Osaka. Plus, kebersihannya dijaga betul, padahal di sekeliling banyak orang jual makanan entah es krim, takoyaki, dll. Kuil - kuil tradisional seperti Kiyomizu temple, Asakusa temple, dan Heian Shrine, atau tempat wisata seperti Fuji Mountain pun benar - benar dirawat dengan baik, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Kenapa saya bilang masyarakat juga? Kalo masyarakat nggak ikut menjaga tanpa buang sampah sembarangan, mereka nggak akan bisa seperti itu. Pengunjung tempat - tempat tersebut itu sangat banyak. Sepertinya mindset untuk tidak buang sampah sembarangan udah jadi kesadaran mereka sendiri. Bukti kalau bahkan masyarakat Jepang sangat menghormati kebudayaan mereka, tidak hanya pemerintahnya saja yang gerak.
Jadiiiii ane berpesan, ente jangan berharap Indonesia berubah kalo masih doyan buang sampah di kali yak. Mau presidennya Avatar pun tetep aja nggak bisa bersih kalo ente doyan buang sampah di kali

Silahkan nikmati jepretan amatir dari kamera HP ane di bawah.
Asakusa Temple


Kiyomizu Temple

Heian Shrine




airnya... meh... jernih banget..

Mt. Fuji Level 5 : 3776m dpl


Osaka Castle



another fresh water again.... serasa pengen minum... ciyus


penjaja makanan di sekitar Osaka castle, nggak ada sampah blas, bersih.
Plus, Jepang selain menjaga kebersihan kotanya dari sampah, juga sangat banyak menanam pohon. Setiap kali ane liwat tol selalu disambut oleh pepohonan rimbun di kanan dan kiri.... ahhh... what a great view. Pantes udara mereka bersih. Mereka boleh punya banyak pabrik dan banyak mobil, tetapi nggak lupa merawat lingkungan.

Nah, mungkin saking mereka mencintai kebudayaan mereka, mereka juga pengen tourist merasakan hidup jadi orang Jepang asli. Di hari kedua ane nginap di Kaiji Inn di Kawaguchi, hotel yang bernuansa Jepang. Tidur di atas tatami room. Lebih jelasnya, lihat foto di bawah.


Plus, kita dinner pake yukata, dan makanannya pun local Japanese food. Miso, Tofu, Salmon, Tamagoyaki, Tempura, Udon, dll. The same goes with the breakfast. Menunya sama lagi.
Di penginapan ini ada Onsen, onsen itu semacam tempat berendem air panas. Konon katanya berendem di onsen punya banyak manfaat untuk kesehatan. Tempatnya berupa kolam berisi air panas. Kita masuk telanjang bulet tanpa selembar kain pun. Sebelum ke Onsen, harus siram badan terlebih dahulu, baru berendem.
Sepertinya itu bukti kalo Japanese sangat mencintai budaya mereka, bahkan tourist pun diajak merasakan budaya mereka

People
Orang Jepang terkenal akan loyalitas, totalitas, dan disiplin mereka. Jadi mereka nggak cuma modal tampang unyu tapi jutek. Udah unyu, sopan, baik lagi, what could be better?

Loyality
Soal loyalitas, orang Jepang sangat menomorsatukan hal ini. Orang Jepang terkenal lebih setia sama boss mereka daripada istri mereka

Saking seriusnya mereka kejar karir, usia pernikahan di Jepang itu 30+. Saking lambatnya pertumbuhan penduduk, orang Jepang kalo punya anak disubsidi sama pemerintah, susu juga disubsidi. Ngeri ya? Kenapa nggak orang Indonesia aja dipindah kesana


Totality & Discipline
Totalitas waktu kerja pun sangat dijunjung tinggi. Orang Jepang itu terkenal profesional soal kerja. Mereka sangat tepat waktu, miss waktu pun hitungan 1-2 menit aja. Di Indonesia telat 1-2 menit itu masih terhitung on time. Kalo mereka bilang 30 menit, ya 30 menit beneran. Kalo mereka bilang 3 menit ya 3 menit beneran. Kita ketemu jam 4 ya jam 4.00 beneran, bukan 4.55 atau 4.59 kayak orang Indonesia.

Belum lagi, mereka sangat total dalam pekerjaannya. Nggak ada tuh melayani orang dengan cemberut-cemberut nggak jelas karena capek. Mereka tetep semangat, tetep senyum ramah walaupun cuacanya panas terik. Gak pernah ane liat ada nonikz yang cemberut apalagi marah-marah karena panas, tetep senyum aja sambil nyambut tamu.
Ane sampe jadi sungkan sendiri, saking totalnya mereka dengan pekerjaan mereka. They are giving their best for the job. Apalagi kalo cewek unyu.... rasanya pengen ane temenin ajah....


The Shinkansen.
Kereta supercepat Shinkansen pun lahirnya di Jepang, saking mereka sangat menghargai waktu, infrastruktur dan transportasi publik pun dibangun. Bahkan kata tour guide ane, mereka lagi ngembangin kereta yang bisa lari 500 km/h. Anjir! 320km/h pun nggak cukup buat mereka, masih mau bangun yang 500 km/h.


Nah, ini penampakan asli Shinkansen. To be honest, penampilannya seperti pesawat yang dipotong sayapnya. Finally i really can see and feel legendary train, seperti mimpi saja. Dari Tokyo ke Shizuoka hanya butuh waktu 12 menit. Dengan kata lain, kalo kita konversi 320 km/h dan waktu 12 menit alias 1/5 jam, maka Shinkansen menempuh jarak 64 km hanya dalam 12 menit! Gap waktu antar shinkansen hanya hitungan detik, sekitar 18 detik. Kereta ini sangat panjang.... dan 320 km/h nggak terasa dari dalam kabin, cuma terasa spt 120 km/h. Padahal kalo dari luar udah keras bener bunyinya, sampe bergema getaran suaranya keluar stasiun. Bahkan petugas dengan senang hati akan mengingatkan untuk jaga jarak dengan tidak berdiri melebihi garis kuning di stasiun, yang menandakan jarak aman sekitar +- 2 meter dari rel.
Shinkansen sendiri jangkauannya hampir seluruh kota-kota penting di Jepang. Andaikan Indonesia punya Shinkansen... Smg-Sby cuma sejam via jalur darat

Plus, di stasiun sendiri ada yang berjualan bento untuk bekal dimakan di perjalanan, saking sibuknya mereka nggak ada waktu buat berenti makan pas kerja.
So... my fastest speed on earth iz 320 km/h on a Shinkansen. Atau setara supercar sekelas Lambo Gallardo dan Audi R8. Twice as fast as me SX-4's top speed. Ore wa sugoii!

Convenience Stores and Vending Machines
Nah, ini 2 hal paling mainstream yang sering ditemui di Jepang. Sebenernya kalo convenience stores mah Indonesia nggak kalah banyak kok, lha itu yang inisial I dan A yang selalu bejejer mesra di tiap pinggiran jalan. Bedanya kalo di Jepang adanya La**on dan Se**l. 2 2nya juga ada di Jakarta, La**on masih satu atap dengan si A, dan Se**l kan franchise dari Amrik. Katanya sih, se**l yang konsepnya kafe cuma ada di Indonesia ajah


Vending machines di mt. Fuji.
Self-Service
Berbeda dengan Indonesia yang serba manja apa-apa dilayanin, di Jepang semua serba self-service (kecuali restoran

Packaging
Nah! Mungkin saking totalnya mereka dalam bekerja, jadi semua barang packagingnya harus bagus. Ambil contoh waktu ane belanja majalah di sebuah lapak, majalahnya dibungkus rapi. Waktu ane belanja Tomica di Ginza, itupun juga dijadiin satu, dikasih wadah sendiri. Terkadang saking rapinya mereka bikin packaging bikin gak tega bukanya


Foods
Bicara Jepang nggak lengkap tanpa bicara makanannya. Local foods mereka biasanya ikan mentah seperti ikan salmon atau tuna. Biasa dihidangkan bersama dengan Tamago (telur), Tofu, Seaweed, dan Miso, dengan bumbu seperti soy sauce dan wasabi. Jangan kaget dimarih nggak ada cabe rawit


Yang lucu, sepertinya orang Jepang sangat menyukai es krim. terbukti di setiap objek wisata selalu banyak penjual es krim

Walk & Bike to Work
Sudah jadi rahasia umum kalo orang Jepang lebih memilih jalan kaki atau naik sepeda ke tempat kerja ketimbang pakai mobil. The fact, it is. Tarif parkir mahal, bensin mahal, pajak mahal. Mobilnya siiiih nggak mahal.... wong produk mereka sendiri mahal dimana.... apalagi K-cars. Pakenya yang mahal. Makanya mereka kalau nggak penting-penting amat ya mending jalan atau bersepeda.... kalo hari kerja, mereka taruh sepedanya di stasiun, lalu pergi ke kantor naik kereta.
Landscape
Tata kota di Jepang sangat rapi, dan kebersihan sangat dijaga disini. Infrastruktur jalanan pun benar-benar dibangun dengan rapi. Jalan layang sangat banyak, bahkan bertumpuk-tumpuk macam kue lapis



Landscape jalanan di Tokyo.

The Rainbow Bridge

Fuji TV Station
Jujur, ane kagum dengan Tokyo. Kota besar padat penduduk tapi bisa rapi dan nggak macet. Infrastrukturnya juga sangat tertata rapi. Ane berharap one day Indonesia bisa seperti ini

Function over Form
Seperti yang ane jelaskan, orang Jepang itu workaholic, jadi mereka menomorsatukan fungsi daripada bentuk. Termasuk rumah - rumah di Jepang, tidak ada yang namanya real estate atau perumahan mewah, yang ada ya apartemen atau rumah-rumah di pinggir jalan biasa. Gap antara orang kaya dan miskin nggak berasa di Jepang. Sejelek apapun rumahnya minimal ada mobil 1 kok. Walaupun ga ada garasinya




Shopping district
Konsep shopping district ini sangat menarik. Kalo di Indonesia : "ente belanja di mana bro?" "di mall [cencored]"... kalo di Jepang jawabannya "wah ane belanja di .... District". Jadi memang lokasi yang diperuntukkan untuk shopping. Mall pun ada di sana.

Ginza Shopping District

Shinjuku
Shopping district sendiri sangat banyak di Jepang, dan surga belanja untuk para wanita.... tapi neraka buat para pria dan golongan ISTI (Ikatan Suami Takut Istri). karena bakal disuruh jadi jongos sementara buat bawain belanjaan


Recycled Garbage

Tempat khusus untuk sampah - sampah daur ulang seperti koran...
========================
Japanese Motoring Culture.
Setelah bicara kultur Jepang, rasanya nggak lengkap kalo nggak bahas Otomotif. Karena SM kan forum Otomotif

Tentu kita tau, Japan adalah negara pemain otomotif yang sangat serius. Eropa boleh berbangga dengan kecanggihan mobil-mobilnya seperti BMW, Mercedes, Audi, VW, Porsche, Lambo, dll... ya kita tidak memungkiri, karena di Japan sendiri spesies mobil-mobil ini banyak. Nggak kalah banyak dengan mobil mereka sendiri.
Tapi ketika kita dengar Toyota? Honda? Nissan? Subaru? Mitsubishi? atau Madcat.... err Mazda? dst dst? They rule the streets of the world. Negara mana yang di jalanannya nggak dipenuhi Toyota atau Honda? Even Amerika yang terkenal sangat nasionalis dan freak-ish dengan V8 Muscles nya pun, best selling carsnya Toyota. Walaupun belakangan Toyota dilanda banyak masalah product defect di Amerika.
Nggak usah jauh-jauh ke Amerika, di Indonesia yang dominan mobil apa sih? Toyota. Avanza, Innova, Fortuner, Yaris, Rush, dll.
Nah, di Japan sendiri, Toyota juga sangat merajai jalanan Japan, berikut dengan produk-produk lain seperti Nissan, Honda, Mazda, Subaru... Walaupun nggak memungkiri Mercedes dan BMW juga sangat banyak disana.
Sebelum berangkat, ane sudah punya bayangan, Japanese streets udah pasti penuh dengan mobil yang dijuluki "pussies" oleh Madcat (baca=hybrid)......
and these photos will prove that i'm not wrong.

Toyota Prius... Mobil yang sangat mainstream dan pasti menginvasi otak kita begitu orang bilang "Hybrids!"

Honda Jazz(Fit) Hybrid.

Le'Sus RX450h

yet another Priuses....

Toyota Aqua.... yang di photo tipe G'Spot... errr... G'Sports.

Honda Civic Hybrid....

Harrier Hybrid....

Lexus HS250h

Accord Hybrid.

PRIUSSSSSS.....

Japanese really love the environment eh? Udah Japanese street full of hybrids and electrics, mereka pun lebih suka naik sepeda / jalan kaki / public transport. Gimana nggak bersih kotanya?
Negara yang katanya "menguasai" jalanan di dunia dengan produk otomotif mereka, mereka sendiri justru nggak hobi pake mobil. Motor? Kalo nggak skuter listrik ya skutik besar, sportbikes, atau MoGe macam Harley. Nggak heran memang jalanan mereka sangat tenang dan nggak semrawut. Nggak ada "paduan suara" klakson.



Beberapa kawasaki Ninja yang sempet ane pergokin.
Gak bisa dipungkiri Hybrids cukup laku bagi orang Jepang yang notabene pecinta lingkungan... walaupun ane tetep berpegang pada slogan Madcat : "Hybrids are for pussies"

Tapiiii.... walaupun begitu nggak sedikit juga petrolheads dimarih. Tetep saja, some of petrolheadz still live here. Mobil-mobil seperti Evolution, WRX STi, Golf GTI, Porsche, AMG, bahkan Mustang pun ada. Berikut hasil car spotting ane selama 5 hari..... tidak bisa dipungkiri juga Japan banyak horang kayah yang pake exotic cars macem Porsche atau Lambo....

Evolution V, right at the entrance of Narita Airport

Evolution X, at Ginza streets, Tokyo

FD3S RX-7, at Disney Sea, Tokyo.

Subaru Legacy Wagon GT, at Tokyo.

Mazda Miata NC *colek salah 1 member dimarih*

Subaru Impreza. Yang ini norak entah knp.

Mazda RX-8 SE3P FL dan BMW Z4

Golf GTI

Alfa Romeo 156 Wagon. Surprisingly, Alfa cukup populer disini. *lirik salah 1 member penboi Alfa*

Toyota MarkX... yang surprisingly cukup mainstream juga disono.

Ford Mustang!

Another FD3S RX-7.... yang udah di modifikasi tentu saja.

Impreza WRX STi

Alfa Romeo Giulietta..... yang terkenal karena bisa jatohin pesawat kargo di FnF6



Honda Legend.

Celica GT-FOUR

C63 AMG

Lambo Murcielago
Bahkan...... SUV - SUV seperti ini juga banyak.

LR Defender

Chevy Suburban
Kalo yang ini, tempat favorit para petrolheads :

JUNKYARD!
Fakta-fakta unik tentang Mobil di Japan :
- In fact, selera mobil di Jepang dan Indonesia itu mirip. Mereka suka MPV dan mobil kecil (K-Car dan K-truck). Terbukti yang paling laku selain Hybrids adalah MPV dan K-Cars. Perbedaannya mereka don't care about form, karena itu kotak sabun laris manis. Bahkan K-Car juga banyak bentuknya kotak sabun. Mungkin karena alasan practicality. Konon, orang Jepang kebanyakan waktunya dihabiskan untuk kerja, karena itu mungkin sama seperti dimarih, untuk orang yang "nglaju" dari luar kota, mobil udah macam rumah kedua. Sering sekali saya liat Alphard kabin belakangnya berantakan barang.
- No Korean Cars and Chinese Cars are sold here. Jujur, ane notice di hari kedua, sepanjang perjalanan, nggak ada satupun Hyundai atau Kia seliweran, apalagi Geely atau Chery. Entah kenapa, tapi menurut analisa ane, ini logical. Korean dan Chinese cars jualan di Japan, bisa kaput. Selain kualitas yang parah, orang Jepang pun sangat nasionalis, sementara mobil Korea dan China kalo masuk Japan harganya mirip-mirip, semurah-murahnya tetep lebih murah Kei-Car dan Kei-Truck.... bisa kita bayangkan beratnya Hyundai/Kia kalo dijual di Jepang. Wong produk mereka sendiri lebih bagus, kok milih produk negara tetangga yang lebih jelek

- Mobil lowest trim lebih laku. Bukti kalo Japanese lebih mengedepankan fungsi daripada gengsi. Kalau orang Indonesia kan gengsi duluan, makanya mobil full-spek sangat laku. Di Japan, Honda Fit yang pake steel wheels lebih banyak dari yang alloy wheels. Ertiga... err.. Mazda8/ Mazda MPV yang laku pun base trim....

itu Ertiga... errr... Mazda8... kata pakarnya yang base trim AWD. No sunqoof.
- Setiap SPBU selalu merangkap tempat service. SPBU di Jepang selalu ada minimal bengkel kecil untuk sekedar servis ringan. Bahkan selalu merangkap convenience store. Ini mungkin didasari oleh kesibukan orang Jepang yang saking sibuknya, nggak ada waktu ke bengkel, jadi mungkin sekali isi bensin sekalian servis ringan atau cuci mobil.

Eneos

Shell
- UsedCars sangat murah. ane pernah ngeliat di sebuah sentra mobkas di Jepang, Alphard ANH10 cuma dihargai sekitar 600.000 JPY. Jika dikurskan sekitar 70juta. Nissan 350Z cuma dihargai sekitar 1.080.000 JPY alias 130juta-an. Di negara maju, hal seperti ini sudah sangat jamak. Makanya, nggak ada mobil yang bener-bener dominan penjualannya. Lha wong semahal apapun, RVnya jeblok kok. Mindset mereka mobil itu barang habis pakai, sedangkan Di Indonesia, mobil itu barang investasi, jadi beli mobil udah mikir ngejual.

Salah 1 sentra UsedCars mereka. Kebanyakan dibiarin outdoor begini.

UsedCars Audi.

UsedCars BMW.

bahkan kehebatan packaging mereka pun dilakukan waktu jualan MobKas. Dekorasinya unik.
- Mereka sangat menghargai pejalan kaki. Setiap ada zebra cross, mobil-mobil tertib nungguin orang nyebrang. Mobil di belakangnya pun nggak klaksonin. Awesome! Di Indonesia mau dipraktekin, mobil belakang kita udah ribut klaksonin mulu. Bahkan berenti di belakang zebra cross pun kita kudu nyalain hazard kalo gak mau resiko ditubruk dari belakang. Di Nihon gak perlu nyalain Hazard, semua udah tau kalo di zebra cross ya ente berenti nunggu yg jalan/naik sepeda.
- Parking Area super-luas. Bahkan untuk bus yang angkut turis disediakan parkir khusus. Di amusement park macam Disneyland atau Universal Studios, mobil tertata rapi parkirnya, dan masih banyak parking space padahal amusement park nya udah sangat berjubel manusia. Di Japan kayaknya ente jalan kaki lebih macet daripada ente naik mobil. Nggak ada tuh yang namanya ente kudu berantem sama tukang parkir buat dapetin parkir. Di Indonesia? Mau parkir di mall aja berantem dan ngumpatin tukang parkir dulu.
- Parking area yang disewakan. Ada beberapa jasa penyedia lahan parkir di Japan dengan tarif yang berbeda - beda. untuk ukuran 60 menit biasanya dihargai 200 JPY alias 24ribu rupiah. Beh. Mahal ya? Di Indonesia ente pada parkir di mall 3 jam 10rebu aja pada ngamuk-ngamuk

- Hampir semua public vehicles seperti bus dan taxi dilengkapi GPS. Ane bahkan pertama bingung ketika liat kokpit bus yang ane tumpangi selama di Nihon. Kok ada HU LCD, ada HU single DIN, lah ternyata LCDnya itu GPS. Dan ane ngelirik beberapa bus lain juga format peletakan Navigationnya sama. Mungkin saking gedenya Jepang dan jalannya juga bertumpuk-tumpuk, mereka suka kesasar kalo nggak pake GPS

- Window tint bagian depan selalu transparan. Entah apa maksudnya, kabin bagian depan mobil selalu keliatan jelas, jadi kita bisa liat orang lagi ngapain waktu nyetir, entah lagi makan, lagi nguap, lagi ngelamun, lagi ngupil, boker, atau *iya iya* di dalem mobil....

- Hampir semua mobil di Jepang nggak dikunci. Ini serius. Ente parkir pinggir jalan pun nggak ada mereka pake alarm. Sering banget keliatan mobil lagi diparkir pintu kebuka ditinggal-tinggal sama yang punya. Gila! Mereka balik rumah pun mobil nggak di-alarm, ya ditutup doang terus langsung masuk gt ajah. Bahkan convertibles pun parkir tanpa harus tutup atap. Di kita alarm doang nggak cukup, udah dikunci setir pun tetep aja dicolong

- Kebanyakan rumah di Jepang nggak ada garasinya. Ciyusan lagi. Mereka biasa parkir di tempat terbuka, atau car port doang. Car portnya aja pendek banget, ane yang bukan maling pun berani kalo manjat car portnya.
- Bus dan Truck mereka semua kinclong-kinclong dan nggak ada asapnya! Ane nggak lebay, Bus dan Truck dimarih sangat bersih dan terawat, body mulus kayak bodinya member AKB48, nggak ada "kentut" nya pula. Nggak ada ceritanya bus bodi keropos dan asap hitam pekat masih jalan, semua udah di-scrap. Getaran enjin pun halus lho, padahal kita kalo pake bus AKAP di Indonesia, semewah apapun getaran enjin dan suara enjin tetep terdengar kasar mau ente duduk paling depan, paling belakang, atau di atap. Bus yang ane naikin kemaren blas nggak ada suaranya, padahal dari luar kedengeran getaran khas dieselnya. Pertama ane malah kirain ini bus ikut-ikutan hybrid, kan gak lucu


- Dealer Mobil kebanyakan jauh dari kesan mewah. Biasanya jadi satu sama kantor. Ane waktu di Nagoya lewat diler Honda, mereka cuma majang Honda N-Box, yang dikelilingin folder-folder bejibun dan meja kantor. Entah karena harga tanah mahal makanya efisiensi mereka lakukan dengan seperti itu. Diler mewah ya cuma diler mobil mewah aja, itupun space nya terbatas. Ane lewat diler Ferarri mereka cuma majang 2-3 mobil dengan space terbatas, ada dealer Porsche bahkan parkir mobilnya dempet-dempetan, entah masukinnya begimane.

Salah 1 dealer Mitsubishi.
- Mobil nggak boleh berenti sembarangan. Bayangin, untuk hal seperti ini saja mereka sangat patuh pada peraturan. Beberapa kali kita harus jalan rada jauh dari tempat tujuan karena nggak boleh berenti sembarangan. Apalagi ini bus. Bus biasanya dapet "parking spot" khusus kalo di pinggir jalan. Ya pantes mereka nggak kenal macet gara-gara ada angkot ngetem sembarangan atau bus berenti sembarangan.
- Macet? Oh jelas ada. I mean, negara yang penduduknya banyak mana yang gak pernah merasakan macet? Sehebat-hebatnya tata kota tetep aja yang namanya macet pasti ada. Tapi seberapa parah dong? Macet di Jepang sih paling mentok cuma "padat merayap", bukan "berenti total" kayak kita. Plus, mereka kalopun macet masih teratur, nggak ada serobot-serobotan jalur

==================================
Ahh... it's quite a lot eh? Masih banyak yang belum ane ceritain....


bonus :



