Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
ilhami wrote: ↑Mon Dec 03, 2018 1:25
Pemakai 4x4 dan cc besar mungkin bukan pemakai setia non subsidi. Jadi ada asumsi bahwa 4x4 dan cc besar lebih boros sehingga pemakainya pakai subsidi. Dan pemerintah mengantisipasi nya dengan pajak yang tinggi.
cmiiw lho..
Harus'nya pemerintah sekalian suruh pabrikan bikin Boil'nya ga bisa minum BBM subsidi aja klo gitu
Kaya sekarang pabrikan pada claim mobil2 setengah eM yang beredar bisa minum BBM subsidi
Baik itu H tegak, Triple Elips mau pun Triple Diamond, malah saling claim aman sentosa
Jadi yang punya juga mikir2 kasih minum seadanya, Subsidi jadi tepat sasaran malah
Sebenarnya dampaknya lebih ke pabriknya. Kalau mobilnya sama sekali tidak bisa minum bbm subsidi, mobilnya tidak laku, pabrik bangkrut, pegawai pabrik mobil dari sales sampai supplier nya bisa kena PHK.
ilhami wrote: ↑Mon Dec 03, 2018 1:25
Pemakai 4x4 dan cc besar mungkin bukan pemakai setia non subsidi. Jadi ada asumsi bahwa 4x4 dan cc besar lebih boros sehingga pemakainya pakai subsidi. Dan pemerintah mengantisipasi nya dengan pajak yang tinggi.
cmiiw lho..
Iya, BBM subsidi kebanyakan enggak tepat Sasaran klo dipikir2
Klo Standar Euro 4 uda ditetapkan pemerintah, Diesel Modern masih minum SolBus?
Secara baru bensin yang masuk Euro 4 sekarang ini, mobil2 cenggo cc Euro 4 bisa Pertalite?
ilhami wrote: ↑Tue Dec 04, 2018 3:40
Sebenarnya dampaknya lebih ke pabriknya. Kalau mobilnya sama sekali tidak bisa minum bbm subsidi, mobilnya tidak laku, pabrik bangkrut, pegawai pabrik mobil dari sales sampai supplier nya bisa kena PHK.
Macam pajero sport yg mobil nya ga laku
Jd mending impor dari thai aja
Pabrik nya mending bikin xpander
Ntar xpander ga laku lama2 pegawai nya disuruh bikin pempek aja
ilhami wrote: ↑Mon Dec 03, 2018 1:25
Pemakai 4x4 dan cc besar mungkin bukan pemakai setia non subsidi. Jadi ada asumsi bahwa 4x4 dan cc besar lebih boros sehingga pemakainya pakai subsidi. Dan pemerintah mengantisipasi nya dengan pajak yang tinggi.
cmiiw lho..
Iya, BBM subsidi kebanyakan enggak tepat Sasaran klo dipikir2
Klo Standar Euro 4 uda ditetapkan pemerintah, Diesel Modern masih minum SolBus?
Secara baru bensin yang masuk Euro 4 sekarang ini, mobil2 cenggo cc Euro 4 bisa Pertalite?
Nah ini nih lucu emg. Pemerintah maksa bisa Euro 4, tapi bensin yang euro 4 baru p turbo.
Jadi pabrikan harus keluarin mesin euro 4 yang bisa negak bensin subsidi entah euro brp wkwk
ilhami wrote: ↑Tue Dec 04, 2018 3:40
Sebenarnya dampaknya lebih ke pabriknya. Kalau mobilnya sama sekali tidak bisa minum bbm subsidi, mobilnya tidak laku, pabrik bangkrut, pegawai pabrik mobil dari sales sampai supplier nya bisa kena PHK.
Macam pajero sport yg mobil nya ga laku
Jd mending impor dari thai aja
Pabrik nya mending bikin xpander
Ntar xpander ga laku lama2 pegawai nya disuruh bikin pempek aja
tapi banyak yang cekokin 4N15 pakai SolBus, entah gimana 5 tahun ke depan
Klo ditanya pasti jawaban'nya Hidup ini Pilihan, mau tantangan atau tidak, wkwkwk
ilhami wrote: ↑Mon Dec 03, 2018 1:25
Pemakai 4x4 dan cc besar mungkin bukan pemakai setia non subsidi. Jadi ada asumsi bahwa 4x4 dan cc besar lebih boros sehingga pemakainya pakai subsidi. Dan pemerintah mengantisipasi nya dengan pajak yang tinggi.
cmiiw lho..
Iya, BBM subsidi kebanyakan enggak tepat Sasaran klo dipikir2
Klo Standar Euro 4 uda ditetapkan pemerintah, Diesel Modern masih minum SolBus?
Secara baru bensin yang masuk Euro 4 sekarang ini, mobil2 cenggo cc Euro 4 bisa Pertalite?
Nah ini nih lucu emg. Pemerintah maksa bisa Euro 4, tapi bensin yang euro 4 baru p turbo.
Jadi pabrikan harus keluarin mesin euro 4 yang bisa negak bensin subsidi entah euro brp wkwk
ini aturan paling aneh memang, PertaBo aja masih enggak rata, kalah penyaluran sama PertaDex bahkan
Memang aneh Standar pemerintah, Euro 4 tapi BBM yang beredar rata2 malah ga mampu memenuhi standar
ilhami wrote: ↑Tue Dec 04, 2018 3:40
Sebenarnya dampaknya lebih ke pabriknya. Kalau mobilnya sama sekali tidak bisa minum bbm subsidi, mobilnya tidak laku, pabrik bangkrut, pegawai pabrik mobil dari sales sampai supplier nya bisa kena PHK.
Macam pajero sport yg mobil nya ga laku
Jd mending impor dari thai aja
Pabrik nya mending bikin xpander
Ntar xpander ga laku lama2 pegawai nya disuruh bikin pempek aja
Pajero sport nggak laku? Bukannya setahun kurang lebih 20 ribu unit ya?
Dan alasan pajero sport dikalahin untuk jadi cbu lagi bukannya karena xpander sedunia cuma dibuat di plant Indonesia? Jadi memang murni alasan ngejar momen xpander saja?
Back to diesel, mungkin PR pertamina perlu untuk pemerataan distribusi dex. Banyak pemakai diesel pribadi milih biosolar selain urusan harga juga liat distribusi pom yang ada sedia dex.
ilhami wrote: ↑Tue Dec 04, 2018 3:40
Sebenarnya dampaknya lebih ke pabriknya. Kalau mobilnya sama sekali tidak bisa minum bbm subsidi, mobilnya tidak laku, pabrik bangkrut, pegawai pabrik mobil dari sales sampai supplier nya bisa kena PHK.
Macam pajero sport yg mobil nya ga laku
Jd mending impor dari thai aja
Pabrik nya mending bikin xpander
Ntar xpander ga laku lama2 pegawai nya disuruh bikin pempek aja
Pajero sport nggak laku? Bukannya setahun kurang lebih 20 ribu unit ya?
Dan alasan pajero sport dikalahin untuk jadi cbu lagi bukannya karena xpander sedunia cuma dibuat di plant Indonesia? Jadi memang murni alasan ngejar momen xpander saja?
Back to diesel, mungkin PR pertamina perlu untuk pemerataan distribusi dex. Banyak pemakai diesel pribadi milih biosolar selain urusan harga juga liat distribusi pom yang ada sedia dex.
PertaBo enggak rata aja berani suruh mesin Petrol ke Euro 4, ini aja yg memenuhi standar
Kembali ke ANPS import karena memenuhi kuota Xpander ke Seluruh Dunia, biar ga kelihangan moment
Untuk ANPS ma Triton pembuatan kembali berpusat ke Thailand, Mitsubishi Pusat mau Efisiensi Produksi
ilhami wrote: ↑Tue Dec 04, 2018 3:40
Sebenarnya dampaknya lebih ke pabriknya. Kalau mobilnya sama sekali tidak bisa minum bbm subsidi, mobilnya tidak laku, pabrik bangkrut, pegawai pabrik mobil dari sales sampai supplier nya bisa kena PHK.
Macam pajero sport yg mobil nya ga laku
Jd mending impor dari thai aja
Pabrik nya mending bikin xpander
Ntar xpander ga laku lama2 pegawai nya disuruh bikin pempek aja
Bagus kalau diturunkan dengan clausul isinya harus sesuai dengan BBM yg direcommend (e.g. Dex)
Sekali cekok yg subsidi, engine auto breakdown/turun mesin
pernahmiskin wrote: ↑Mon Dec 17, 2018 9:51
Tenang aja, ga usah terlalu Paranoid akan euro 4..
Nanti d google, jg bakal ada tips n trick jg share bagaimana cara mensiasati euro 4 d mobil.
Kalaupun ga bisa disiasati, terima nasib aja pakai bbm sesuai yg di anjurkan pabrikan.
Kalau kapasitas dompet ga memungkin'kan untuk isi bbm sesuai anjuran pabrikan.
Berarti memang blm kapasitasnya untuk memiliki mobil..
Pabrikan sini selalu bilang bisa bbm subsidi, bahkan untuk mesin anps dakar dan ancr-v turbo, klo ga bilang gitu mungkin takut ga dapat jualan, wkwkwk
Dr pengalaman sy, oknum sales jg asal mangap bilang bisa pakai solbus om.
Kalau d bilang bisa sih memang bisa, tp kalau konsumen awam teknis, bakalan repot jangka panjang..
Untung sy join SM, jd sedikit banyak nambah ilmu positif.
Jangan menghina kalau masih bisa di hina
Jangan merendahkan kalau masih bisa di rendahkan
Jangan sok kaya, kalau masih punya hutang