Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Forum untuk mengobrol hal-hal bebas.
Bisa dibuka oleh visitor dan member.

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
Pugman
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1435
Joined: Sat Aug 16, 2014 4:39

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by Pugman »

Pengertian Loyal disini sampai pada batas apa ya? Karena konsumen loyal punya beberapa tingkatan
1. yang selalu beli produk dari produsen tertentu tapi hanya untuk dirinya sendiri
2. yang selalu beli produk dari produsen tertentu untuk dirinya dan keluarganya
3. yang selalu beli produk dari produsen tertentu untuk dirinya, keluarganya dan mempengaruhi orang lain secara wajar untuk juga membeli.
4. Kriteria no.3 ditambah black campaign terhadap produk kompetitor.

Konsumen kategori 1 sampai 3 menurut saya wajar, karena interaksi seperti ini terbentuk dengan sendirinya.
Yang mengganggu adalah kategori no.4 yang biasa disebut fanboy.

Saya sendiri termasuk konsumen yang lebih mementingkan value entah dari mana produsennya, untuk produk bukan makanan, saya hampir ga pernah beli produknya market leader, kecuali hanya 1 produk yang mau tidak mau saya beli karena saya bekerja diperusahaan itu.
Contohnya
Mobil : Saya suka mobil yang nyaman suspensinya, handling bagus dan tidak harus tajam seperti mobil sport, tenaga cukup tidak under power bensin lebih tidak masalah yang penting sesuai dengan CC dan tenaga yang dihasilkan dan kebetulan ada di mobil non mainstream.

PC dan Gadget : disini saya termasuk yang pakai merek tertentu, Saya dari dulu suka PC/notebook yang pakai prosesor AMD daripada Intel, karena harga Prosesor dan board lebih murah, HP saya Sony dari sejak K700 sampai seri Z dan ga pernah beli produk market leader mulai dari dominasi Nokia ganti BB lalu sekarang Samsung. Kegemaran saya terhadap HP Sony ternyata ada pengaruhnya karena beberapa keluarga saya tanpa saya pengaruhi juga ikut beli.

Motor : Saya punya 1 S dan 4 Y

Elektronik : ada LG, Toshiba, Philips dan Sharp dirumah.
antekakio
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 400
Joined: Wed Sep 18, 2013 2:26
Location: Di atas genteng
Daily Vehicle: CX-5

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by antekakio »

saya mau tanya sama TS, sudah menikah? kalau sudah kenapa memilih dg yg sekarang dan masih setia sama pasangan sekarang? padahal diluar sana banyak yg lebih cantik/ganteng,lebih cerdas, lebih baik, lebih penyayang, lebih nurut bahkan lebih bagus "service" nya....


----------------------------------------------------------------------------------------

hidup cuma sekali, bagi sebagian besar masyarakat indonesia beli mobil apalagi brand new itu bisa jadi kesempatan sekali seumur hidup. makanya mereka beli/loyal dg yang familiar bagi mereka, yg menurut mereka bakal bisa mereka siksa kapanpun tanpa perlu kuatir apapun, kalaupun rusak mulai dari bengkel level beres sampai bengkel tepi jalan sanggup utk handle, service seadanya, sparepart mulai dari ori sampai kw100 berteberan sampai pelosok.


bagi mereka mobil itu penyambung kaki; handling, akselerasi, fitur, kenyamanan bla bla bla itu nomor sekian, yang penting bagi mereka adalah fungsinya mengantarkan mereka dari point a ke point b tanpa harus kehujanan dan kepanasan, tanpa harus memikirkan hal2 yg gakpenting, tanpa harus mikir ini mechatronicnya bakal kena dalam waktu dekat gak yaa.. ,ini olinya harus top up tiap 5000km, ini kalau rusak nanti kena berapa yaaa, kalau itunya rusak parts nya mesti inden gak yaa,....ini brand bakal kabur gak ya....

salahkan mereka berpikir seperti itu? nope. yang bagus bagi mereka gak sama dg yg bagus bagi kita. kriteria menilai bagus dan yg paling value bagi tiap individu berbeda2.

dan ingat, istri anda bisa jadi jelek menurut saya, kenapa anda masih loyal sama istri anda? :mky_03:
pengendiesel
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1558
Joined: Sun May 22, 2016 4:20

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by pengendiesel »

Hukum Pareto, 20% pemain menguasai 80% pasar dan 80% pemain memperebutkan 20% pasar.
Ditambah sifat dasar manusia yang cenderung cari aman dengan berada di dalam kerumunan, jadi deh beberapa brand tetap berkuasa di Indo.
Contoh nyata jedug putu, penjualannya merajalela terus.

Khusus otomotif di Indo, agak ironis juga.
Kendaraan yang penjualannya yahud sebagian besar adalah kendaraan yang sederhana dan apa adanya. Terpenting part ori sampe kw100 yang murah meriah, membuat depresiasinya beda jauh dengan kendaraan bagus, sparepart reliable tapi harga sedikit lebih mahal.

IMHO, customer kita masih terbatas di kuantitas, blm mau melihat ke kualitas. Mindsetnya adalah : kalo rusak, gimana cara benerinnya dengan cara yang semurah mungkin. Yg penting bisa jalan lagi, 6 bulan part yang sama minta diganti lagi itu urusan belakang. Toh sparepart mahal juga bukan jaminan nggak bisa rusak lagi.

Saya sekarang lagi pake merk T dan IMO beres T menang di kuantitas (paling banyak di seantero nusantara). Gimana kualitasnya? Saya masih jauh lebih nyaman dan respect di beres N.
Tapi ya memang, kuantitas ini yang dicari customer Indo. Dan, T membangun brandingnya sudah puluhan tahun dengan biaya yang sudah gak keitung lagi.

Geser sedikit ke warna mobil. Apapun mobilnya, belakangan ini warnanya 90% paling item, putih dan sebagian silver. Sisa 10% warna2 lainnya.
Hal ini betul2 bikin pemandangan di jalan jadi monoton :big_slap:
Apakah semua pembeli mobil memang paling doyannya warna2 item,putih,silver? Ataukah pilih warna tsb karena ingin berada di dalam kerumunan sehingga mudah untuk dijual kembali?
Senargitar
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 317
Joined: Fri Dec 11, 2015 12:21

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by Senargitar »

casabalancas wrote: Sat Sep 15, 2018 5:11 Salah satunya yang kentara di Indonesia banyak mobil yang beredar, tidak hanya market leader yang mesinnya sudah 3 generasi mobil dipakai dan mobilnya tetap laku2 saja, padahal di Luar Negerinya sudah keluar mesin barunya. Walaupun mungkin hal tersebut terpaksa dilakukan ATPM karena kualitas bensin kita masih jelek
artinya engine nya bagus dong sudah 3 generasi dan masih diterima pasar, artinya sudah battle proven, jaminan mekanik sudah faham dg engine dan permasalahannya, jaminan sparepartnya tersedia luas. dan gak selamanya mesin baru itu bagus.

ingat kasus awal2 ganti teknologi mesin dari KD series ke GD series yg baru? awal2 kena jedug dan putu dan banyak konsumen akhirnya bilang mending tetap pasang mesin kd series aja daripada ganti ke GD tp bermasalah.
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15537
Joined: Tue Oct 08, 2013 14:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by ChZ »

antekakio wrote: Sat Sep 15, 2018 5:43 saya mau tanya sama TS, sudah menikah? kalau sudah kenapa memilih dg yg sekarang dan masih setia sama pasangan sekarang? padahal diluar sana banyak yg lebih cantik/ganteng,lebih cerdas, lebih baik, lebih penyayang, lebih nurut bahkan lebih bagus "service" nya....


----------------------------------------------------------------------------------------

hidup cuma sekali, bagi sebagian besar masyarakat indonesia beli mobil apalagi brand new itu bisa jadi kesempatan sekali seumur hidup. makanya mereka beli/loyal dg yang familiar bagi mereka, yg menurut mereka bakal bisa mereka siksa kapanpun tanpa perlu kuatir apapun, kalaupun rusak mulai dari bengkel level beres sampai bengkel tepi jalan sanggup utk handle, service seadanya, sparepart mulai dari ori sampai kw100 berteberan sampai pelosok.


bagi mereka mobil itu penyambung kaki; handling, akselerasi, fitur, kenyamanan bla bla bla itu nomor sekian, yang penting bagi mereka adalah fungsinya mengantarkan mereka dari point a ke point b tanpa harus kehujanan dan kepanasan, tanpa harus memikirkan hal2 yg gakpenting, tanpa harus mikir ini mechatronicnya bakal kena dalam waktu dekat gak yaa.. ,ini olinya harus top up tiap 5000km, ini kalau rusak nanti kena berapa yaaa, kalau itunya rusak parts nya mesti inden gak yaa,....ini brand bakal kabur gak ya....

salahkan mereka berpikir seperti itu? nope. yang bagus bagi mereka gak sama dg yg bagus bagi kita. kriteria menilai bagus dan yg paling value bagi tiap individu berbeda2.

dan ingat, istri anda bisa jadi jelek menurut saya, kenapa anda masih loyal sama istri anda? :mky_03:
Bwakakakkak :mky_07: :mky_07:

+1, pengalaman nge review mobil dimarih ya segimana-gimanapun sebuah mobil tetep aja ada yang cocok dan pake ntuh mobil...

Makanya, pertanyaan yang lebih penting dijawab itu

"mobil bagus itu yang kayak gimana?"

Dari puluhan member SM dimari jawabannya pasti sangat beragam. Apalagi orang luar yang gak ngikutin mobil. Krn masing-masing orang berbeda dalam mendefinisikan bagus/jelek sesuai kebutuhannya... Kalo nggak cocok ya otomatis dibilang jelek.
Senargitar wrote: Sat Sep 15, 2018 5:54
casabalancas wrote: Sat Sep 15, 2018 5:11 Salah satunya yang kentara di Indonesia banyak mobil yang beredar, tidak hanya market leader yang mesinnya sudah 3 generasi mobil dipakai dan mobilnya tetap laku2 saja, padahal di Luar Negerinya sudah keluar mesin barunya. Walaupun mungkin hal tersebut terpaksa dilakukan ATPM karena kualitas bensin kita masih jelek
artinya engine nya bagus dong sudah 3 generasi dan masih diterima pasar, artinya sudah battle proven, jaminan mekanik sudah faham dg engine dan permasalahannya, jaminan sparepartnya tersedia luas. dan gak selamanya mesin baru itu bagus.

ingat kasus awal2 ganti teknologi mesin dari KD series ke GD series yg baru? awal2 kena jedug dan putu dan banyak konsumen akhirnya bilang mending tetap pasang mesin kd series aja daripada ganti ke GD tp bermasalah.
Bagi sebagian dan mayoritas orang, kemudahan servis dan suku cadang itu priceless dan masuk pertimbangan rasional. Buat orang yang punya cuma 1 mobil dan dipake terus, repot kalo mesti nginep di bengkel nunggu spare part :mky_01: klo bisa masuk hari itu keluar hari itu juga. Bayangin taksi onlen ga narik sehari karena onderdil gak ready...

GD yang sekarang masih putuan nggak sih? Katanya udah bener yak...
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
ABEDUL
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 226
Joined: Sat Oct 15, 2016 22:21

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by ABEDUL »

Sy bukan orang management, jdi entahlah bisa di sebut seperti apa.
Untuk kendaraan khususnya mobil, mobil pertama adalah sedan vios bekas ayah untuk kendaraan sehari-hari sekolah sma (kelas 12) sampai pertengahan kuliah.
Sy ingat kata ayah sy 'dgn mobil ini kamu bisa nabung' dan ternyata benar adanya. Sy kuliah sembari kerja dan akhirnya terkumpul lah pundi-pundi.
Sy ingin naik kelas dari vios, tpi juga tdk mau buat susah sy di kemudian hari. Maka, sy beli altis 2012. Sy tdk peduli dgn image mobil yang 'ke bapak an', krn sy belajar dari mobil sebelum nya yg hampir tdk pernah buat susah sy. Sampai akhirnya saat ini kebeli juga camry XV50 PFL dan FL.
Dilihat dari dulu sy beli mobil dari merek Toyota, bukan berarti sy Fanboy atau fanatic garis berat, hanya sj sy tdk mau ambil pusing di kemudian hari. Enak dan tdk enak, nyaman dan tdk nyaman untuk line up mobil yg pernah di beli dapat di katakan biasa sj, nothing special.
Malah, sy tdk pernah mau beli yg ber chassis ladder frame spt kijang dan Fortuner.
Bicara resale value, sy tdk pernah ambil pusing.

Semua mobil yg di pakai di rumah, bermerk Toyota dari big MPV alphard, 2 sedan camry, dan satu veloz buat keperluan rumah tangga. Terserah mau di kata apa, toh mobil yg kami punya biasa sj gak ada yg special, sekelas alphard pun biasa sj.

Hp n gadget, sy pilih yg biasa sj. Sampai saat ini sy hanya pakai xiaomi seri 4x dan iphone se.
Sy pilih xiaomi krn battery nya, lama betul untuk habis.
iphone krn kamera nya sj. Gak lebih gak kurang.

Electronic yg biasa kami beli n pasang merk panasonic, sy hanya tahu ini sj yg keawetan nya cukup. Untuk model bentuknya sy katakan agak old school, gak menarik sama sekali.
casabalancas
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 600
Joined: Mon Oct 02, 2017 10:20
Location: Jakarta

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by casabalancas »

Tapi kalau untuk masalah perawatan saya setuju sihh Our Market leader memang paling mudah dan murah dirawat, walaupun taktiknya mereka selama masa garansi mobil harus dirawat di BeRes nya yang tiap tahun harga parts&jasa nya BeRes jarak harganya makin jauh dibanding beli di toko onderdil biasa, kalaupun harus ke BeRes, di Jkt tiap kecamatan ada, di Provinsi lain hampir tiap kotanya ada dealernya juga
User avatar
andyez86
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 928
Joined: Sat May 21, 2016 12:08
Location: Solo
Daily Vehicle: Innova

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by andyez86 »

ABEDUL wrote: Sat Sep 15, 2018 6:44 Sy bukan orang management, jdi entahlah bisa di sebut seperti apa.
Untuk kendaraan khususnya mobil, mobil pertama adalah sedan vios bekas ayah untuk kendaraan sehari-hari sekolah sma (kelas 12) sampai pertengahan kuliah.
Sy ingat kata ayah sy 'dgn mobil ini kamu bisa nabung' dan ternyata benar adanya. Sy kuliah sembari kerja dan akhirnya terkumpul lah pundi-pundi.
Sy ingin naik kelas dari vios, tpi juga tdk mau buat susah sy di kemudian hari. Maka, sy beli altis 2012. Sy tdk peduli dgn image mobil yang 'ke bapak an', krn sy belajar dari mobil sebelum nya yg hampir tdk pernah buat susah sy. Sampai akhirnya saat ini kebeli juga camry XV50 PFL dan FL.
Dilihat dari dulu sy beli mobil dari merek Toyota, bukan berarti sy Fanboy atau fanatic garis berat, hanya sj sy tdk mau ambil pusing di kemudian hari. Enak dan tdk enak, nyaman dan tdk nyaman untuk line up mobil yg pernah di beli dapat di katakan biasa sj, nothing special.
Malah, sy tdk pernah mau beli yg ber chassis ladder frame spt kijang dan Fortuner.
Bicara resale value, sy tdk pernah ambil pusing.

Semua mobil yg di pakai di rumah, bermerk Toyota dari big MPV alphard, 2 sedan camry, dan satu veloz buat keperluan rumah tangga. Terserah mau di kata apa, toh mobil yg kami punya biasa sj gak ada yg special, sekelas alphard pun biasa sj.

Hp n gadget, sy pilih yg biasa sj. Sampai saat ini sy hanya pakai xiaomi seri 4x dan iphone se.
Sy pilih xiaomi krn battery nya, lama betul untuk habis.
iphone krn kamera nya sj. Gak lebih gak kurang.

Electronic yg biasa kami beli n pasang merk panasonic, sy hanya tahu ini sj yg keawetan nya cukup. Untuk model bentuknya sy katakan agak old school, gak menarik sama sekali.

prinsip spt inilah yg common sy lihat...beli produk brand T yang ngga pernah nyusahin dipakai sehari2.....termasuk saya....tp untuk yg terakhir ini cukup kecewa dgn after sales Toyota...bengkel dgn jaringan yg cukup luas di jateng DIY after sales nya ampas bgt....problem di mbl saya ngga kelar2
lemonadelovers
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1555
Joined: Sat Apr 26, 2014 4:42

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by lemonadelovers »

Intinya semua tergantung kepada selera pembeli dan itu sangat subyektif
V engine enthusiast:
V6: VQ35DE{|}CVT
V8: 1UR-FSE{|}8AT

predecessor
V6: 2GR-FE{|}6AT
silentIm2
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 759
Joined: Mon Feb 02, 2015 3:47

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by silentIm2 »

Waduh.., reaksinya agak mixed ya.. Saya mohon maaf kalo ada yang merasa tersinggung, sungguh bukan maksud saya sengaja. Thanks om T0mcat dah rephrase bahasanya yang lebih bagus.

Saya cuma rephrase dan intisarikan dari blog-blog ini:

https://lifehacker.com/brand-loyalty-is ... 1731199227
https://jalopnik.com/be-into-the-car-no ... 1824296373
https://www.makeuseof.com/tag/brand-loy ... ductivity/

Noh judulnya kalo diartikan literal artinya loyalitas merek hanya untuk ****, memang kalo di sini jadinya menyinggung.

Anggap aja kritik ke masing masing,bahwa dibalik our shiny things like bikes, cars, gadgets, jewels, itu semua pada akhirnya adalah komoditi produk.
Jadi objektiflah menilai sebuah produk dari suatu perusahaan dan komparasikan dengan pesaing2-saingnya. Jadilah raja seperti layaknya customer, bukan jadi ATM mereka. Perusahaan itu pada prinsipnya dibuat untuk mengambil keuntungan. Ga ada yang salah dengan itu. Tapi kita juga harus sadar kita itu bisa pilih2, ga mesti itu2 saja.

Seperti setiap komoditi berarti setiap produk ada +/- nya, mungkin dari harga, kualitas, reputasi, dll. Selalu pertimbangkan, apa memenuhi kebutuhan saya, apa harga segini worth it dibanding pesaingnya yang lebih murah misalnya, apa yang didapat di produk ini yang ga didapat di produk lain.
antekakio wrote: Sat Sep 15, 2018 5:43 dan ingat, istri anda bisa jadi jelek menurut saya, kenapa anda masih loyal sama istri anda?
Jelek itu relatif, lets leave it at that. Lagian istri bukan brand ya, bukan produk perusahaan tertentu dan hal yang bisa dibeli. :big_deal:
ChZ wrote: Sat Sep 15, 2018 2:36 Ngebangun brand awareness itu tidak dalam semalem, oom... dan ketika sebuah produk/brand disukai/digemari, sangatlah wajar kalau makin lama akan makin banyak loyalisnya.

Di sinilah kenapa ada BRANDING. Brand Image. Semua itu untuk membangun kepercayaan orang.
Membangun Brand itu kewajiban penjual om. It's totally okay dan strategi bisnis 101. Tapi setiap ada keputusan finansial major seperti beli mobil, sudahkah kustomer mempertimbangkan semua brand yang ada dengan produk yang masuk keinginan mereka? Kalo market leader dirasa lebih banyak plusnya meskipun dengan biaya tambahan ya ok ok aja. Tapi kalo tidak? Misalnya memilih antara Rush, Terios, Expander, Cortez, misalnya sudahkah mempelajari mobil 250 juta dapet mobil yang kayak gimana? Expander desain OK, FWD berarti irit, Rushteri RWD+ body on frame berarti lebih kuat, tapi tarikan agak lemot dan agak boros. Bantingan live axle umumnya ga seenak semi independen maupun independen. Kalo pilih Cortez dapat mobil upgrade kelas, FWD+ transmisi lebih banyak gigi berarti cukup irit, suspensi independen berarti nyaman, tapi resale gimana? Apa saya mending pilih resale kuat biar nanti pas jual ga nyesel, ato pilih kenyamanan biar pas make ga nyesel? Apa ga nyesel trobel di jalan? (walopun mobil sekarang relatif cukup reliabel sih biarpun merek 2nd tier). Kritis kayak gini lho om.
ChZ wrote: Sat Sep 15, 2018 3:02 skrg ane liatnya justru fenomena yang terjadi itu terbalik oom...

konsumen brand non-mainstream ini (maaf) ibarat orang yang sakit ati sama brand mayoritas karena produk yang dia pakai atau pilih tidak se-laku produk mainstream...

lalu ngatain yang beli produk mainstream "beli merek" , "ditipu brand" , "overprice" , "dibegoin ATPM" ... lah kemana aje selama ini, such things exist nak...

pdhl ada hal-hal di luar barangnya sendiri yang jadi pertimbangan rasional seseorang dalam memilih... termasuk ya dalam hal ini, RESALE VALUE. ane speak disini sebagai kalangan yang masih mikir harga jual kembali waktu ngejual mobil krn sdh merasakan betapa sulitnya ngejual mobil yang "kurang" populer termasuk beli mobil yang kurang populer dengan harga murah meriah wkwkwkwkwk....
Sorry ya saya ga bilang seperti yang om bilang. Saya cuma mengingatkan kalo kita bisa jadi konsumen yang lebih kritis lho. Resale value rendah? ya, memang resale value itu market yang menentukan. Bukan ATPM, bukan owner juga. Tapi dengan makin banyak customer kritis, pasar mobkas a.k.a resale value juga makin dinamis, ujung2nya yang untung khan customer juga.
Past: 1NZ-FE XP90, EX250-J, L15A GE8
Current: Z20 NLP C140
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15537
Joined: Tue Oct 08, 2013 14:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by ChZ »

silentIm2 wrote: Sat Sep 15, 2018 10:58 Waduh.., reaksinya agak mixed ya.. Saya mohon maaf kalo ada yang merasa tersinggung, sungguh bukan maksud saya sengaja. Thanks om T0mcat dah rephrase bahasanya yang lebih bagus.

Saya cuma rephrase dan intisarikan dari blog-blog ini:

https://lifehacker.com/brand-loyalty-is ... 1731199227
https://jalopnik.com/be-into-the-car-no ... 1824296373
https://www.makeuseof.com/tag/brand-loy ... ductivity/

Noh judulnya kalo diartikan literal artinya loyalitas merek hanya untuk ****, memang kalo di sini jadinya menyinggung.

Anggap aja kritik ke masing masing,bahwa dibalik our shiny things like bikes, cars, gadgets, jewels, itu semua pada akhirnya adalah komoditi produk.
Jadi objektiflah menilai sebuah produk dari suatu perusahaan dan komparasikan dengan pesaing2-saingnya. Jadilah raja seperti layaknya customer, bukan jadi ATM mereka. Perusahaan itu pada prinsipnya dibuat untuk mengambil keuntungan. Ga ada yang salah dengan itu. Tapi kita juga harus sadar kita itu bisa pilih2, ga mesti itu2 saja.

Seperti setiap komoditi berarti setiap produk ada +/- nya, mungkin dari harga, kualitas, reputasi, dll. Selalu pertimbangkan, apa memenuhi kebutuhan saya, apa harga segini worth it dibanding pesaingnya yang lebih murah misalnya, apa yang didapat di produk ini yang ga didapat di produk lain.
antekakio wrote: Sat Sep 15, 2018 5:43 dan ingat, istri anda bisa jadi jelek menurut saya, kenapa anda masih loyal sama istri anda?
Jelek itu relatif, lets leave it at that. Lagian istri bukan brand ya, bukan produk perusahaan tertentu dan hal yang bisa dibeli. :big_deal:

Membangun Brand itu kewajiban penjual om. It's totally okay dan strategi bisnis 101. Tapi setiap ada keputusan finansial major seperti beli mobil, sudahkah kustomer mempertimbangkan semua brand yang ada dengan produk yang masuk keinginan mereka? Kalo market leader dirasa lebih banyak plusnya meskipun dengan biaya tambahan ya ok ok aja. Tapi kalo tidak? Misalnya memilih antara Rush, Terios, Expander, Cortez, misalnya sudahkah mempelajari mobil 250 juta dapet mobil yang kayak gimana? Expander desain OK, FWD berarti irit, Rushteri RWD+ body on frame berarti lebih kuat, tapi tarikan agak lemot dan agak boros. Bantingan live axle umumnya ga seenak semi independen maupun independen. Kalo pilih Cortez dapat mobil upgrade kelas, FWD+ transmisi lebih banyak gigi berarti cukup irit, suspensi independen berarti nyaman, tapi resale gimana? Apa saya mending pilih resale kuat biar nanti pas jual ga nyesel, ato pilih kenyamanan biar pas make ga nyesel? Apa ga nyesel trobel di jalan? (walopun mobil sekarang relatif cukup reliabel sih biarpun merek 2nd tier). Kritis kayak gini lho om.

Sorry ya saya ga bilang seperti yang om bilang. Saya cuma mengingatkan kalo kita bisa jadi konsumen yang lebih kritis lho. Resale value rendah? ya, memang resale value itu market yang menentukan. Bukan ATPM, bukan owner juga. Tapi dengan makin banyak customer kritis, pasar mobkas a.k.a resale value juga makin dinamis, ujung2nya yang untung khan customer juga.
Ane ga spesifik nyebut situ loh wkwkwk... Maksudnya ada beberapa oknum di SM dan umumnya di forum sebelah yang suka pake istilah "kemakan merek" atau "ditipu APM", lha apakah ngeluarin duit 300juta itu segampang pipis keluar berlian :mky_01:

Pertanyaannya, maap nih, sudah konsekuensi logis orang lebih paham merek spt honda toyota suzuki mitsubishi krn mereka sudah puluhan taun... Sementara wuling, mazda, chevrolet... Ane jadi inget dulu 2008 punya captiva dibilang "hah? Mobil apa itu?"

Makanya ketika mitsu offer xpander dan pajero, gak perlu waktu lama untuk ngebangun brand image. Brand image sudah terbentuk kalo tiga berlian itu mobil tangguh. Apalagi bawa bawa nama Pajero.

Kritis? Menurut ane orang yang beli "merek" itu kritis dan rasional kok. Krn yang beli mobil milihnya lama ya cuma di SM aja, rata-rata orang di sekitar saya yang bukan hobi mobil merasa "ribet" buat milih mobil berdasarkan bq, fitur, dll... mereka liat, suka, tes drive ya sukur sukur, beli.

Dan jujur, klo soal resale value susah... Di pasar manapun saya liat tetep aja ada brand yang resale value nya lebih kuat dan kalo ngomong di luar negeri ga gitu, saya rasa ga juga. Tetep ngomongin depresiasi kok.

Tantangannya balik ke produsen, klo mau dikenal dan laku, ya mesti kenal pasar. Knp toyota laris di indonesia, maruti laris di india, honda laris di north america, vw laris di german... Pasar akan bergeser dengan sendirinya kok dan pabrikan akan terus berusaha berkompetisi untuk mendapatkannya. Xpander merupakan contoh yang bagus.

Penyakit kita di SM adalah mencoba menjudge masyarakat mayoritas dengan standar kita masing-masing. I've learned that sejak sering bikin review dan sering dihujat...
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
User avatar
Pugman
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1435
Joined: Sat Aug 16, 2014 4:39

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by Pugman »

ChZ wrote: Sun Sep 16, 2018 2:52
silentIm2 wrote: Sat Sep 15, 2018 10:58 Waduh.., reaksinya agak mixed ya.. Saya mohon maaf kalo ada yang merasa tersinggung, sungguh bukan maksud saya sengaja. Thanks om T0mcat dah rephrase bahasanya yang lebih bagus.

Saya cuma rephrase dan intisarikan dari blog-blog ini:

https://lifehacker.com/brand-loyalty-is ... 1731199227
https://jalopnik.com/be-into-the-car-no ... 1824296373
https://www.makeuseof.com/tag/brand-loy ... ductivity/

Noh judulnya kalo diartikan literal artinya loyalitas merek hanya untuk ****, memang kalo di sini jadinya menyinggung.

Anggap aja kritik ke masing masing,bahwa dibalik our shiny things like bikes, cars, gadgets, jewels, itu semua pada akhirnya adalah komoditi produk.
Jadi objektiflah menilai sebuah produk dari suatu perusahaan dan komparasikan dengan pesaing2-saingnya. Jadilah raja seperti layaknya customer, bukan jadi ATM mereka. Perusahaan itu pada prinsipnya dibuat untuk mengambil keuntungan. Ga ada yang salah dengan itu. Tapi kita juga harus sadar kita itu bisa pilih2, ga mesti itu2 saja.

Seperti setiap komoditi berarti setiap produk ada +/- nya, mungkin dari harga, kualitas, reputasi, dll. Selalu pertimbangkan, apa memenuhi kebutuhan saya, apa harga segini worth it dibanding pesaingnya yang lebih murah misalnya, apa yang didapat di produk ini yang ga didapat di produk lain.
antekakio wrote: Sat Sep 15, 2018 5:43 dan ingat, istri anda bisa jadi jelek menurut saya, kenapa anda masih loyal sama istri anda?
Jelek itu relatif, lets leave it at that. Lagian istri bukan brand ya, bukan produk perusahaan tertentu dan hal yang bisa dibeli. :big_deal:

Membangun Brand itu kewajiban penjual om. It's totally okay dan strategi bisnis 101. Tapi setiap ada keputusan finansial major seperti beli mobil, sudahkah kustomer mempertimbangkan semua brand yang ada dengan produk yang masuk keinginan mereka? Kalo market leader dirasa lebih banyak plusnya meskipun dengan biaya tambahan ya ok ok aja. Tapi kalo tidak? Misalnya memilih antara Rush, Terios, Expander, Cortez, misalnya sudahkah mempelajari mobil 250 juta dapet mobil yang kayak gimana? Expander desain OK, FWD berarti irit, Rushteri RWD+ body on frame berarti lebih kuat, tapi tarikan agak lemot dan agak boros. Bantingan live axle umumnya ga seenak semi independen maupun independen. Kalo pilih Cortez dapat mobil upgrade kelas, FWD+ transmisi lebih banyak gigi berarti cukup irit, suspensi independen berarti nyaman, tapi resale gimana? Apa saya mending pilih resale kuat biar nanti pas jual ga nyesel, ato pilih kenyamanan biar pas make ga nyesel? Apa ga nyesel trobel di jalan? (walopun mobil sekarang relatif cukup reliabel sih biarpun merek 2nd tier). Kritis kayak gini lho om.

Sorry ya saya ga bilang seperti yang om bilang. Saya cuma mengingatkan kalo kita bisa jadi konsumen yang lebih kritis lho. Resale value rendah? ya, memang resale value itu market yang menentukan. Bukan ATPM, bukan owner juga. Tapi dengan makin banyak customer kritis, pasar mobkas a.k.a resale value juga makin dinamis, ujung2nya yang untung khan customer juga.
Ane ga spesifik nyebut situ loh wkwkwk... Maksudnya ada beberapa oknum di SM dan umumnya di forum sebelah yang suka pake istilah "kemakan merek" atau "ditipu APM", lha apakah ngeluarin duit 300juta itu segampang pipis keluar berlian :mky_01:

Pertanyaannya, maap nih, sudah konsekuensi logis orang lebih paham merek spt honda toyota suzuki mitsubishi krn mereka sudah puluhan taun... Sementara wuling, mazda, chevrolet... Ane jadi inget dulu 2008 punya captiva dibilang "hah? Mobil apa itu?"

Makanya ketika mitsu offer xpander dan pajero, gak perlu waktu lama untuk ngebangun brand image. Brand image sudah terbentuk kalo tiga berlian itu mobil tangguh. Apalagi bawa bawa nama Pajero.

Kritis? Menurut ane orang yang beli "merek" itu kritis dan rasional kok. Krn yang beli mobil milihnya lama ya cuma di SM aja, rata-rata orang di sekitar saya yang bukan hobi mobil merasa "ribet" buat milih mobil berdasarkan bq, fitur, dll... mereka liat, suka, tes drive ya sukur sukur, beli.

Dan jujur, klo soal resale value susah... Di pasar manapun saya liat tetep aja ada brand yang resale value nya lebih kuat dan kalo ngomong di luar negeri ga gitu, saya rasa ga juga. Tetep ngomongin depresiasi kok.

Tantangannya balik ke produsen, klo mau dikenal dan laku, ya mesti kenal pasar. Knp toyota laris di indonesia, maruti laris di india, honda laris di north america, vw laris di german... Pasar akan bergeser dengan sendirinya kok dan pabrikan akan terus berusaha berkompetisi untuk mendapatkannya. Xpander merupakan contoh yang bagus.

Penyakit kita di SM adalah mencoba menjudge masyarakat mayoritas dengan standar kita masing-masing. I've learned that sejak sering bikin review dan sering dihujat...
Hihi hi hi.. Saya jadi ingat beberapa waktu lalu dan bukan cuma 1x, pertama waktu berkunjung kerumah saudara, mungkin karena mobil saya jarang, mereka hanya baca brand mobil saya Mazda, lalu bertanya Mazda itu Amerika atau Eropa? Dengan senyum saya jawab, Oh bukan ini dari Jepang. Mungkin mereka berfikir demikian karena mobil saya sebelumnya dari Eropa.
Lalu dikantor saya, beberapa teman saya yang sudah menjelang pensiun dan tidak tahu soal automotif juga bertanya hal serupa. Artinya brand awareness ini memang sangat Penting untuk sebuah perusahaan.
casabalancas
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 600
Joined: Mon Oct 02, 2017 10:20
Location: Jakarta

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by casabalancas »

pengendiesel wrote: Sat Sep 15, 2018 5:47 Hukum Pareto, 20% pemain menguasai 80% pasar dan 80% pemain memperebutkan 20% pasar.
Ditambah sifat dasar manusia yang cenderung cari aman dengan berada di dalam kerumunan, jadi deh beberapa brand tetap berkuasa di Indo.
Contoh nyata jedug putu, penjualannya merajalela terus.

Khusus otomotif di Indo, agak ironis juga.
Kendaraan yang penjualannya yahud sebagian besar adalah kendaraan yang sederhana dan apa adanya. Terpenting part ori sampe kw100 yang murah meriah, membuat depresiasinya beda jauh dengan kendaraan bagus, sparepart reliable tapi harga sedikit lebih mahal.

IMHO, customer kita masih terbatas di kuantitas, blm mau melihat ke kualitas. Mindsetnya adalah : kalo rusak, gimana cara benerinnya dengan cara yang semurah mungkin. Yg penting bisa jalan lagi, 6 bulan part yang sama minta diganti lagi itu urusan belakang. Toh sparepart mahal juga bukan jaminan nggak bisa rusak lagi.

Saya sekarang lagi pake merk T dan IMO beres T menang di kuantitas (paling banyak di seantero nusantara). Gimana kualitasnya? Saya masih jauh lebih nyaman dan respect di beres N.
Tapi ya memang, kuantitas ini yang dicari customer Indo. Dan, T membangun brandingnya sudah puluhan tahun dengan biaya yang sudah gak keitung lagi.

Geser sedikit ke warna mobil. Apapun mobilnya, belakangan ini warnanya 90% paling item, putih dan sebagian silver. Sisa 10% warna2 lainnya.
Hal ini betul2 bikin pemandangan di jalan jadi monoton :big_slap:
Apakah semua pembeli mobil memang paling doyannya warna2 item,putih,silver? Ataukah pilih warna tsb karena ingin berada di dalam kerumunan sehingga mudah untuk dijual kembali?
Setuju Om, keren tanggapannya dan dasar teorinya masuk juga. Ironis memang. Apalagi masalah warna, yang saya bingung konsumen2 premium pun yang uangnya tidak berseri dan harusnya tidak usah pusing masalah resale value milihnya 3 warna tersebut, beberapa tipe Merc. Benz yang ready stok hanya 3 warna tersebut, abu2 dan warna2 lain harus inden dan mungkin cashback nya kecil sekali.

Kebetulan keluarga saya pakai ANKI, waktu launching di 2015 akhir warna andalan ANKI di brosur adalah jade green dan light bronze seperti champagne, tadinya saya mau pilih warna champagne itu malah tidak ready stock. Lucu juga, mau beli mobil sesuai brosur malah barangnya susah, akhirnya pilih abu2.

Maaf sedikit menambahkan, sekarang abu2 sudah mulai jadi warna favorit ke 4 Om.

Mungkin PR bagi produsen mobil di Indonesia selain menggoyang Market leader adalah mewarnai jalanan2 Indonesia.
pengendiesel
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1558
Joined: Sun May 22, 2016 4:20

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by pengendiesel »

casabalancas wrote: Sun Sep 16, 2018 3:44
Setuju Om, keren tanggapannya dan dasar teorinya masuk juga. Ironis memang. Apalagi masalah warna, yang saya bingung konsumen2 premium pun yang uangnya tidak berseri dan harusnya tidak usah pusing masalah resale value milihnya 3 warna tersebut, beberapa tipe Merc. Benz yang ready stok hanya 3 warna tersebut, abu2 dan warna2 lain harus inden dan mungkin cashback nya kecil sekali.

Kebetulan keluarga saya pakai ANKI, waktu launching di 2015 akhir warna andalan ANKI di brosur adalah jade green dan light bronze seperti champagne, tadinya saya mau pilih warna champagne itu malah tidak ready stock. Lucu juga, mau beli mobil sesuai brosur malah barangnya susah, akhirnya pilih abu2.

Maaf sedikit menambahkan, sekarang abu2 sudah mulai jadi warna favorit ke 4 Om.

Mungkin PR bagi produsen mobil di Indonesia selain menggoyang Market leader adalah mewarnai jalanan2 Indonesia.
Hehehe...saya punya pengalaman mirip.
Kapan hari TD ANPS dan tanya warna silver. Sales kasih info kalo silver harus pesan dulu ke pabrik dan karena ini pesan ke pabrik, artinya diskon nggak bisa segede item/putih yg ready stock :mky_04:

Nah mungkin utk sebagian besar konsumen kalo dihadapkan kondisi spt ini, akan cenderung masuk ke pilihan warna item/putih karena diskon lebih gede dan lebih aman karena akan berada di dalam kerumunan.
Boring banget kan :big_bored: makin banyak mobil warna item/putih hahaha.

CMIIW, glory colournya Toyota jarang ada yg laku om hahaha

Kalo di luar negeri gimana ya? Apakah pilihan mobil dan warna mobil semonoton di Indo? Feeling saya kok jauh lebih bervariasi.
Ak01382
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 128
Joined: Thu Apr 27, 2017 14:43
Location: Jakarta
Daily Vehicle: Toyota

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by Ak01382 »

Baca2 komen diatas jd senyum sendiri.
Pengalaman pribadi punya ipar fanboy H tegak garis keras. Ada yg iseng tanyab bagus mana brv ama xpander. Langsung nyamber beArVe donk.
Ngomel merk T punya istri boros bensinnya dibanding mobil L(CGC)ux nya doi, giliran boilnya mau dipake sejuta alasan keluar.

Sangking sayangnya (atau blm lunas kali yak) mbl ngedeprok aja di garasi ga keluar2x.
Mimpi apa yak dapat ipar kaya gn. Nasib nasib (lah curcol)

Back to topic. Sebenarnya pasar indonesia tuh unik krn mbl dianggap atau di-usahakan sbg alat investasi.
Maunya beli baru sekian. Jual kalo bs diatas harga beli.
Mungkin dulu sempat kejadian pada saat avanza 1st gen.
Atau yg belakangan ini pas inden expander mengular.
Padahal kan mobil itu depresiasinya banyak. Begitu uda keluar dr dealer itungannya uda 10-30persen menyusut nilainya.
User avatar
Winz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2599
Joined: Wed Aug 16, 2017 8:07
Location: Bali, Indonesia
Daily Vehicle: ANPS+XpC

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by Winz »

pengendiesel wrote: Sun Sep 16, 2018 7:29
casabalancas wrote: Sun Sep 16, 2018 3:44
Setuju Om, keren tanggapannya dan dasar teorinya masuk juga. Ironis memang. Apalagi masalah warna, yang saya bingung konsumen2 premium pun yang uangnya tidak berseri dan harusnya tidak usah pusing masalah resale value milihnya 3 warna tersebut, beberapa tipe Merc. Benz yang ready stok hanya 3 warna tersebut, abu2 dan warna2 lain harus inden dan mungkin cashback nya kecil sekali.

Kebetulan keluarga saya pakai ANKI, waktu launching di 2015 akhir warna andalan ANKI di brosur adalah jade green dan light bronze seperti champagne, tadinya saya mau pilih warna champagne itu malah tidak ready stock. Lucu juga, mau beli mobil sesuai brosur malah barangnya susah, akhirnya pilih abu2.

Maaf sedikit menambahkan, sekarang abu2 sudah mulai jadi warna favorit ke 4 Om.

Mungkin PR bagi produsen mobil di Indonesia selain menggoyang Market leader adalah mewarnai jalanan2 Indonesia.
Hehehe...saya punya pengalaman mirip.
Kapan hari TD ANPS dan tanya warna silver. Sales kasih info kalo silver harus pesan dulu ke pabrik dan karena ini pesan ke pabrik, artinya diskon nggak bisa segede item/putih yg ready stock :mky_04:

Nah mungkin utk sebagian besar konsumen kalo dihadapkan kondisi spt ini, akan cenderung masuk ke pilihan warna item/putih karena diskon lebih gede dan lebih aman karena akan berada di dalam kerumunan.
Boring banget kan :big_bored: makin banyak mobil warna item/putih hahaha.

CMIIW, glory colournya Toyota jarang ada yg laku om hahaha

Kalo di luar negeri gimana ya? Apakah pilihan mobil dan warna mobil semonoton di Indo? Feeling saya kok jauh lebih bervariasi.
Tahun lalu pas saya mau beli ANPS silver ma grey diskonnya bisa lebih gede 5jt loh, beda jadi sekitar 8jt ma white, saya tanya sama sales klo ga laku koq ttp stock, katanya dari MMKSI wajib ambil warna, bronze baru ga wajib, coba iseng main ke dealer lain yg ready warna silver atau grey, diskonnya lebih besar

Cuma uda kesengsem ma quartz white pearl ya sudah ditebus aja walau pun lebih mahal dari silver atau grey lagi 8jt, hitam ma putih diskon’nya sama besar pas waktu saya ambil itu
pengendiesel
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1558
Joined: Sun May 22, 2016 4:20

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by pengendiesel »

Winz wrote: Sun Sep 16, 2018 9:23
Tahun lalu pas saya mau beli ANPS silver ma grey diskonnya bisa lebih gede 5jt loh, beda jadi sekitar 8jt ma white, saya tanya sama sales klo ga laku koq ttp stock, katanya dari MMKSI wajib ambil warna, bronze baru ga wajib, coba iseng main ke dealer lain yg ready warna silver atau grey, diskonnya lebih besar

Cuma uda kesengsem ma quartz white pearl ya sudah ditebus aja walau pun lebih mahal dari silver atau grey lagi 8jt, hitam ma putih diskon’nya sama besar pas waktu saya ambil itu
Oh gitu ya om, thanks infonya. Nanti kalo sudah serius ambil ANPS coba saya push ke salesnya.
Kayaknya tergantung ketersediaan stok yang ada di dealer...
User avatar
b8099ok
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 2794
Joined: Wed Nov 18, 2009 4:14
Location: Jakarta
Daily Vehicle: 2020 All New Xpander Pickup

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by b8099ok »

Ane selalu menyarankan utk beli anps bagi yg demen ngebut pake suv diesel. Dgn tujuan supaya parts KW utk anps makin banyak dan apabila ada cacat produk jd ada temennya utk complain dan memaki" atpm 🙏
FWD + RWD + 4WD = :big_cat:
964
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 150
Joined: Sat Feb 24, 2018 9:31

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by 964 »

Kalo saya pribadi, saya buang kata loyal, fanatik dan sejenisnya, untuk sebuah kendaraan, apapun alasannya, kendaraan ya kendaraan, saya manusia.

Tapi dalam penggunaan, perawatan, dan penilaian tetap menggunakan asas berperikendaraan, empati, akal sehat, dan keindahan, hahahaa
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15537
Joined: Tue Oct 08, 2013 14:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by ChZ »

Pugman wrote: Sun Sep 16, 2018 3:43
Hihi hi hi.. Saya jadi ingat beberapa waktu lalu dan bukan cuma 1x, pertama waktu berkunjung kerumah saudara, mungkin karena mobil saya jarang, mereka hanya baca brand mobil saya Mazda, lalu bertanya Mazda itu Amerika atau Eropa? Dengan senyum saya jawab, Oh bukan ini dari Jepang. Mungkin mereka berfikir demikian karena mobil saya sebelumnya dari Eropa.
Lalu dikantor saya, beberapa teman saya yang sudah menjelang pensiun dan tidak tahu soal automotif juga bertanya hal serupa. Artinya brand awareness ini memang sangat Penting untuk sebuah perusahaan.
Untuk brand yang pasang-surut musiman lakunya nasibnya bakal gini, yang kenal ya yang tinggal di kota besar aja :mky_01:

apalagi yang hobi ganti-ganti ATPM dan buka-tutup pabrik... bekas salah asuhan...

image di masa lalu juga pengaruh... cth mobil korea dan tiongkok... anak millenial yang lahir di atas taun 2000 bakal bingung knp orang tuanya antipati sama mobil dari dua negara ini...
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
iwing
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1397
Joined: Tue Feb 23, 2016 2:09

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by iwing »

ChZ wrote: Mon Sep 17, 2018 3:26
image di masa lalu juga pengaruh... cth mobil korea dan tiongkok... anak millenial yang lahir di atas taun 2000 bakal bingung knp orang tuanya antipati sama mobil dari dua negara ini...
betul. saya sampai skrg masih gak yakin sama brand wuling dan sebangsanya meskipun sudah ditunjang sama 'iklan' yang pake ini itu blablabla yang wow. jadi kalo misal mo beli mobil ya udah hampir pasti merk itu gak bakalan saya beli. cuma entah nanti era anak saya kelak
pengendiesel
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1558
Joined: Sun May 22, 2016 4:20

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by pengendiesel »

Secara nggak sadar, ternyata saya sekarang juga jadi loyalis produsen mobil :mky_01:

Bukan ke merk, tapi ke negara, jepang. Kalo sekarang cari mobil, selalu ngeliriknya yang jepang terus. Gak kepikir negara2 lain.
Yurop belum siap mindset, mental dan dompetnya.
Korea, masih belum ada minat pindah ke sono.
China...hmmm, apalagi.
Amerika, mirip yurop kali ya.

Baru nyadar kalo ternyata saya kolot juga :ungg:
VIPSERIES
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 254
Joined: Tue May 05, 2015 1:19
Location: Shangri-La Residences

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by VIPSERIES »

Kayak begini maksudnya?

Image

:ngacir:
User avatar
alvin23
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1965
Joined: Mon Jan 01, 2007 2:58
Location: CGK-BDO-JOG

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by alvin23 »

VIPSERIES wrote: Mon Sep 17, 2018 13:48 Kayak begini maksudnya?

Image

:ngacir:
:mky_07: :mky_07: :mky_07: :mky_07:

sori om chz
Rocky R ADS CVT 2021
964
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 150
Joined: Sat Feb 24, 2018 9:31

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by 964 »

pengendiesel wrote:Secara nggak sadar, ternyata saya sekarang juga jadi loyalis produsen mobil :mky_01:

Bukan ke merk, tapi ke negara, jepang. Kalo sekarang cari mobil, selalu ngeliriknya yang jepang terus. Gak kepikir negara2 lain.
Yurop belum siap mindset, mental dan dompetnya.
Korea, masih belum ada minat pindah ke sono.
China...hmmm, apalagi.
Amerika, mirip yurop kali ya.

Baru nyadar kalo ternyata saya kolot juga :ungg:



Just for fun

Cuma joke aja, saya pun punya penilaian mobil berdasarkan negaranya

1. Amerika : Power - sama seperti karakter negaranya yg menonjolkan power di segala sisi, sampai [cencored] aja identik dengan [cencored], hahahaa

2. Inggris : aristokrat - mirip negaranya yg kerajaan.

3. Jerman : pinter - presiden kita yg identik pintar saja ditempa di negara ini.

4. Italia : artistik - seniman banyak lahir di negara ini dan masih ingat kan gerakan renaissance yg mempengaruhi agama, politik dan kebudayaan akarnya dari sini.

Itu dulu deh, capek ngetiknya, hahhaaa