Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Forum untuk mengobrol hal-hal bebas.
Bisa dibuka oleh visitor dan member.

Moderators: akbarfit, Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze

silentIm2
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 758
Joined: 02 Feb 2015, 10:47

Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by silentIm2 »

Bukan hal yang aneh dalam hidup kita menemui orang yang sangat loyal terhadap merk, ga terkecuali teman dan keluarga TS. Istri saya cuma suka Ind*mie. Teman saya motornya selalu H*nda. Makan fried chicken selalu di KF*. Saya sempat zaman Steve Jobs ikut jadi iSheep, walaupun yang kebeli cuma Iphone. Member2 SM di sini selalu rekomendasi merk tertentu, ato minimal Jepangan.

Sadarlah kawan2 SM, mereka adalah produk korporasi.

Brand loyalty membuat monopoli. Monopoli membuat perusahaan malas dan pelit inovasi ke konsumen. Kualitas produk dan jasa menurun sementara harganya jadi mahal. Liat PLN, Pertamina, PDAM, dan BUMN2 lain jaman monopoli? Mati lampu kena pemadaman bergilir, ya kita cuma pasrah. Air keluar dari PDAM ga jernih ya kita pasrah. Kena BBM busuk kita pasrah. Giliran tagihan telat bayar kita kena denda. Liat samsung dengan bom galaxy note 7 nya. Tapi kita tetap beli Samsung. Padahal buat yang mengikuti Android, Samsung sendiri gabung Android Alliance belakangan. Dulu Apple bikin iphone 4 dengan antena cacat, tapi tetap aja kita beli Iphone yang sangat sangat mahal.

Kita sering mengsalahkaprahkan antara 'produk bagus' dan 'familiar'. Kadang sekeluarga karena dari dulu mobilnya merknya T, saat merk sebelah menawarkan produk dengan fitur lebih baik dan harga lebih murah, kita tidak mau mencoba. Karena mobil adalah investasi mahal, banyak dari kita yang mampu cuma 1 kali seumur hidup.

Kita harus kritis dalam memilih produk. Kalau yang gratisan aja macam Pilkada ato Pemilu kita kritis, yang pakai duit masa' kita ga mau? Jadilah 'smart' customer, dan stop termakan brand loyalty.

Good morning SM, cuma post iseng di pagi hari.
Last edited by WiraSoenaryo on 15 Sep 2018, 11:27, edited 1 time in total.
Reason: Merubah judul topik untuk memperhalus kata.
Past: 1NZ-FE XP90, EX250-J, L15A GE8
Current: Z20 NLP C140
patrickstar
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 521
Joined: 26 Aug 2013, 12:50

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by patrickstar »

kalo saya nyari yg realistis, maklum kelas cere.
realistis kamsudnya : harga sesuai kantong, enak dipakai, bandel, komponen gampang, support & servicenya bagus.
tapi ternyata syarat-syarat tsb akhirnya mengarah ke brand itu-itu aja :(
Santai dijalan, nikmati hidup.
KielConstantine
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2507
Joined: 03 Jul 2013, 13:23
Location: Indonesia

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by KielConstantine »

Halooo ane mau nyumbang opini unek2 pribadi. Kita omongin ttng mobil yah... yg itu itu aja dibeli sebagian banyak orang...

Endless polemik dari dulu kan?

Opinion #1 :
Mau mobil enak, fun to drive, driver oriented, tenaga gede, jinba ittai, driving pleasure, Das beste oder Nichts , vorsprung durch technik, there is no subtitute, dsb dsb. Kendala di sparepart mahal, aftersales service kurang, daya tahan setiap parts mobil (mechanical & electrical) jg dipertanyakan. Intinya kita was was bakal knapa2 mobilnya. Reliability issues bahasa kerennya. Blom lg pas mau dijual, harga trjun bebas ke jurang kekelaman. Lol.

Opinion #2 :
Sementara, mobil yg bandel, awet, irit, perawatan mudah, spareparts trsebar, banyak mekanik pinggir jalan bs kerjain, harga jual bagus. Daya tahan unit mobilnya jg kuat, reliable, peace of mind. Malah cenderung plain, boring, lemot, miskin fitur, transmisi kg sigap, posisi duduk kg enak, bentuk kg appealing, banyak di jalan, kg ada spesial2nya.

Ini gambaran umum aja ya.

Ada sih bbrapa unit yg special.
Contoh Civic FD 2.0 : reliable khas honda, bulletproof. Harga sparepart trjangkau. Mobilnya sndiri fun to drive, keren, handling bagus, power cukup kencang.

-----------
Klo gw sih realistis aja. Klo punya wang banyak buat salurin hasrat petrol head ya gpp pilih nomor #1. Kg ada salahnya toh nikmati hasil kerja kita selama ini. Rewarding yourself lah. Moso ngumpulin duit terus kerja keras tiap hari, kg nikmatin hasil.

Klo masih baru2 rintis karir, ngembangin usaha, dll dll intinya aliran wang lebih butuh u/ kebutuhan hidup hari2. Ya bisa ke option nomor #2. Yg pasti brandnya itu itu aja. Ya gapapa tohh. Nanti klo udh banyak wang bisa beralih ke option #1 ...

Atau sprti beberapa teman yg ane kenal. Wang banyak se abrek2 tp ttp low profile pilihan kendaraannya hehehehehe. Katanya "takut dikira orang berduit. Ntar banyak yg dateng minjem duit, males ngeladenin" wkwkwkwwkwkwk

Balik ke decision masing2 aza.
S̶h̶e̶e̶r̶ ̶D̶r̶i̶v̶i̶n̶g̶ ̶P̶l̶e̶a̶s̶u̶r̶e̶
Sheer Repairing Pleasure :big_smoking:
User avatar
Bulgogi
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 916
Joined: 08 Mar 2016, 19:16

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by Bulgogi »

Dari zaman alm kakek saya, alm ayah saya, sampe saya sendiri selalu pake truk mitsu colt kuning..

Saya malah piara 2 ekor..








Berarti saya bodoh ya..
User avatar
alvin23
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1958
Joined: 01 Jan 2007, 09:58
Location: CGK-BDO-JOG

Re: Bodoh jika hanya loyal ke 1 merek

Post by alvin23 »

I agree but disagree to om TS.

Betul bahwa itu semua produk korporasi
yg menarik dari pembahasan om TS itu adalah hubungan brand loyalty terhadap monopoli

Saya pikir itu ibarat Rat Race sih yang semuanya dirangkum dalam "power tends to corrupt"

Produk A bagus-->Konsumen Puas-->Produk A sales paling tinggi-->Profit jadi paling tinggi-->Pesaing kalah secara quantity dan profit margin-->Pesaing mulai menyingkir/buat produk baru-->Disini titik kritisnya, Produk A keenakan diatas, atau mau Invest berkelanjutan terhadap Produk A baru dan kepentingan konsumen?-->Keenakan diatas, bisa saja disalip pesaing yang buat produk baru,
Produk A invest dan cocok sama selera konsumen-->Makin loyal konsumen sampai pada titik pesaing keluar dari pasar-->Monopoli

Permasalahan dari Monopoli/Oligopoli ya too much power hold by Seller, tapi at the same time ya semua seller berusaha sebaik mungkin supaya bisa mendominasi kan wkwkwk

Pusing? saya juga pusing wkwk

Cuma mau bilang
Monopoli/dominasi pasar/loyalty bisa juga karena performa suatu perusahaan yang exceptional dan cocok buat konsumen apalagi kalo monopolinya diraih secara "Market force"
Monopoli juga bisa karena dipaksa, ini biasanya yang cenderung jd buruk, PDAM, PLN dll.
Rocky R ADS CVT 2021
mike22
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1431
Joined: 15 Nov 2010, 17:28
Daily Vehicle: K24 RM3

Re: Bodoh jika hanya loyal ke 1 merek

Post by mike22 »

Lebih tepat mungkin gini kali ya, loyal boleh fanatik jangan.
Kan bisa aja setelah nyoba sekian macam merk tapi yg cocok tetep itu-itu aja.

Oh ya, pilkada gratis? Hmm engga bisa dibilang gitu juga sih, karena bagi orang yang mau dipilih tentu harus keluar ongkos sekian banyak (uang saksi, cetak banner/kaos/iklan, uang konsumsi, kampanye, dll) dan tentu memang seharusnya yg mau memilih harus kritis dan selektif. Kalo engga kritis saya rasa percuma ada pemilu langsung.
jeepTruck
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 45
Joined: 26 Oct 2017, 19:08

Re: Bodoh jika hanya loyal ke 1 merek

Post by jeepTruck »

Saya orang Indonesia, bukan di Jawa..
Di keluarga besar dari dulu :

Sebelum tahun 70 .. kereta pake kuda 'pribadi' ada dua ekor..

70-73 jeep willys pake engkol tangan, jendela frame kayu.. dan terpal bisa dilipat..

74-80 chevrolet c 50 truck bak kayu..

77 - .. mitsubushi colt diesel , hijau?, kuning, coklat muda ps 136?..

79 - 88 chevrolet luv..

90-.. L300 pick up, box, daihatsu taft, Fuso roda 6 dan 10, Hino..

2007.. CRV
2012.. Nissan Juke (wkwk)
2013.. Daihatsu Terios
2014.. Mitsubishi Triton
2016.. HRV

Merk Toyot hanya dlm mimpi, mo beli LC 200 harus ngorbanin 3 Fuso roda 10 , itupun dapet nyang bekas... reality nanti fj40 aja deh.. masih ada tulisan el si nya.. wkwk..

Mungkin keluarga saya low profile, bisa beli alphard, LC, malah nambah Fuso..

Harian naik motor, jln kaki, maklum kota kabupaten bukan di Jawa..

Mobil dari jaman bapak, saya, dan anak hanya untuk alat angkut, alat untuk memindahkan "sesuatu"..

Beli mobil selalu pake faktor engineer dan akuntant..

Merk ??

Kalo domisili di amrik dari dulu mungkin brandnya laen..






Last edited by jeepTruck on 15 Sep 2018, 06:44, edited 1 time in total.
User avatar
pradit_d
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 802
Joined: 30 Oct 2011, 21:37

Re: Bodoh jika hanya loyal ke 1 merek

Post by pradit_d »

Sama bodohnya dengan yg benci ke merek tertentu. Umumnya yg loyal/benci begini dikarenakan kesan/pengalaman pertama kali pakai, tanpa mau lihat perkembangan. Namanya produk industri bisa aja ada improvement maupun penurunan kualitas. Jadi pengalaman pake bbrp tahun lalu ga sama dengan kondisi sekarang. Setuju dgn ts, kita harus realistis aja.

Ada pengalaman lain, ane punya tmn kaya raya n punya pengaruh di kampung ane. Dia sangat benci sebuah merek produk. Dia sengaja beli produk itu n pakai, hanya buat mereview n pengalaman dia pakai (tentu saja kejelekannya), orang2 umum pastinya percaya sebab berpikiran dia user produk itu n membuktikan sendiri. Produk yg dijelekkan selalu dicompare dengan brand pujaannya, hal2 yg lebih buruk dari brand pujaannya ditonjolkan, sebaliknya kelebihan dari brand pujaannya tidak disampaikan dlm, padahal dia ga dibayar apa2 dari brand yg dia suka. Lucu sih
:big_peace:
fikrirukmanaa
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 294
Joined: 26 Nov 2015, 19:52

Re: Bodoh jika hanya loyal ke 1 merek

Post by fikrirukmanaa »

Saya yg punya backhround manajemen sih ngeliatnya ga ada yg salah dengan brand loyalty. Karena dari sisi manajemen, banyak hal yang harus dilakukan perusahaan untuk meningkatkan brand image sebuah company/produk dan brand awareness masyarakat yang akhirnya berujung ke brand loyalty pelanggan thd sebuah produk.
Nah somehow memang ada ketidaksinambungan antara brand loyalty pelanggan terhadap kualitas produk yang ditawarkan. Ya kayak om bilang di atas, pabrikan jadi semena2 terhadap kualitas dan inovasi produknya.
Tapi itulah keuntungannya adanya berbagai brand di pasaran, konsumen akan diuntungkan dengan banyaknya pilihan. Karena pada akhirnya keputusan pembelian tetap akan berada di tangan konsumen,tho.
martinnn
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2898
Joined: 17 Aug 2015, 13:32
Location: Jabodetabek
Daily Vehicle: Innova gen 1 vvti + Supra X 125 with Givi Top box

Re: Bodoh jika hanya loyal ke 1 merek

Post by martinnn »

Ingat illusion of choice.... Semua merek Mobil jugA supplier partnya ya itu itu aja.....
Morv.co.id ( Audio Visual Production )
Astha Jaya Indo ( Distributor LED Lamp and PJU Solar panel , interior and Lighting Designer )

https://api.whatsapp.com/send?phone=6281288415145
User avatar
Herman7103
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1547
Joined: 03 Oct 2016, 06:17
Location: SOUTH SUMATRA
Daily Vehicle: All New Grand Livina CVT

Re: Bodoh jika hanya loyal ke 1 merek

Post by Herman7103 »

Hidup ini adalah pilihan. sepanjang saat ada memutusksn untuk membeli mobil brand apapun yg sesuai dgn kebutuhan dan selera keluarga dan setelah menggunakannya, mobil tsb selalu operational dgn perawatan standard yg berarti tdk membikin pemiliknya bolak balik ke bengkel shg membuang buang waktu kita yg berharga yg seharusnya bisa utk hal lain yg lebih produktif serta membuat pemiliknya mengeluarkan extra waktu dan ekstra dana berarti pilihan anda sudah pas utk anda dan keluarga. Jadi apapun pilihan kita baik brand mainstream atau non mainstream sepanjang mobilnya tidak membuat pemiliknya membuang buang waktunya dan dana nya krn bolak balik bengkel serta selalu ready dan operational menurut saya pribadi sudah tepat mobil tsb di piara utk jangka panjang[emoji3]
:glodak:
HR15DE 2014
User avatar
marmut
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 10950
Joined: 16 Oct 2013, 13:27
Location: tangerang selatan

Re: Bodoh jika hanya loyal ke 1 merek

Post by marmut »

imo, sangat tipis beda antara loyalis dan bodoh.
imo lagi, untuk kasus tertentu seperti yang TS sampaikan, terkadang mau tidak mau kita musti loyal pada yang satu itu karena tidak ada pilihan lain. seperti PLN. apa mau pasang genset atau sumber tenaga lain? ingat cerita oom NR yang pasang windmill lalu didatangi "oknum" tertentu?

kalau masalah air, nggak musti langganan PDAM, banyak yang bikin sumur bor dan pasang pompa listrik karena kualitas air PAM yang seperti itu atau bahkan wilayahnya tidak terjangkau jaringan PAM.

kalo hal lain seperti merk kendaraan, tempat makan, hp, atau lainnya, yaaaa...... masing-masing orang punya pendapat sendiri, silahkan saja.

:beer:
farizfsa
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2556
Joined: 10 Nov 2015, 09:40
Daily Vehicle: Ford Ranger T7

Re: Bodoh jika hanya loyal ke 1 merek

Post by farizfsa »

Loyal gpp, fanatik jangan

Kembali lg ke brand awareness sih, misal ada org loyal ke mobil toyota, karena brand power dan awareness thdp org tersebut ya ke toyota, dia tau nya brand itu yg bagus.

Hari gini org awam jg belum tentu tau mobil merek chevrolet. Brand awareness kurang ke org awam.

Untuk listrik, hari gini bisa pasang solar panel
Untuk air, bisa pasang pompa air(kalo air tanah nya bagus)
Untuk gas, udh banyak merek lain.

Untuk bikin org aware akan suatu brand jg sulit dan mahal, selain itu untuk keep org loyal suatu brand sama susah dan mahalnya.

Jd kalo loyal sih gapapa, kalo fanatik sampe jelek2in yg lain ya jangan (apalagi kalo belum pernah coba produk yg di jelek2in tersebut)
BMW 520d F10 14 (HRE P40 20" + Yoko Advan Sport + Stage 2 252hp 540nm)
VW Tiguan AS 1.4 21 (Rav 20' + Pirelli Dragon Sport + Stage 2 225 hp 300nm)
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15500
Joined: 08 Oct 2013, 21:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by ChZ »

Ngebangun brand awareness itu tidak dalam semalem, oom... dan ketika sebuah produk/brand disukai/digemari, sangatlah wajar kalau makin lama akan makin banyak loyalisnya.

Di sinilah kenapa ada BRANDING. Brand Image. Semua itu untuk membangun kepercayaan orang.

Bodoh ? Nurut saya semua orang punya preferensi sendiri-sendiri.

Apakah orang yang loyal beli Kijang dari Buaya sampe ANKI gak pernah ganti, itu bodoh krn ga mau beli Wuling Cortez yang mewah dan banyak fiturnya ? Tentu tidak. Bkn saya jelek-jelekin atau meragukan ketahanan Cortez, tp pertimbangan rasional si pembeli Kijang ini kan sudah ngerti kalo Kijang itu bandel dengan proven track record. Hal tsb merupakan pertimbangan rasional juga lho.

Inget orang punya duit bisa beli mobil pasti bukan orang bodoh. Mau kridit sekalipun, tetep aja punya duit dan kerja toh? Duit haram hasil korupsi atau nipu pun tetep hasil dari "kepinteran" orang itu.

Secara tidak sadar kita semua pasti ngeliat "merek" kok kalo beli barang :big_peace: jaman belom ada hape siomi, milih nokia 3310 jadul atau cross yang fiturnya lebih banyak itu hayo? Ngaku aja :big_peace:

Kalo ada Wuling bikin mobil mewah murah harga semiliar, milih itu apa Mercedes-Benz hayo? :big_peace:

Coba tanya istri, milih tas bikinan lokal yang kualitas setara LV, atau LV yang ori ? Hayoo.... Bentuknya sama lho, fungsinya sama...

Dulu zaman Wuling blom ada, ada tuh mobil Cina murah meriah muntah Geely MK2 ada sunroofnya, kok ga pada beli itu tetep pada beli mobil Jepang citycar yang lebih mahal?

Ya karna Geely strateginya beda ama Wuling yang dengan cerdasnya membangun branding supaya orang percaya dan beli produknya. Sekarang sama-sama produk nonjepang deh, dikasih Geely, Proton, Chery, Wuling, untuk pake di Indonesia, milih mana hayo kalo harganya setara?

Betul kata suhu-suhu di atas, loyalis wajar, tapi kalo sampe jelek-jelekin produk lain itu yang bego... kita orang liat sales jelekin produk saingan aja udah males duluan kan...

Inget, jualan mobil itu dagang. Dagang pasti cari untung. Ga da yang salah dengan itu.
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
Zaxis
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1064
Joined: 07 Dec 2016, 16:34

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by Zaxis »

Pembeli mobil kan bukan org2 di pulau jawa doang
Byk juga di pelosok2 kampung
Wajar aja kalo T dominan,bengkel resmi nya paling byk
Blom lg bengkel2 umum yg pasti ada stok

Masa beli mobil baru trus mau servis ganti oli aja filter oli nya ga ada musti jalan 100km baru ketemu
Atau mau ganti slow moving part bisa berbulan2
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15500
Joined: 08 Oct 2013, 21:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by ChZ »

pradit_d wrote: 15 Sep 2018, 06:45 Sama bodohnya dengan yg benci ke merek tertentu. Umumnya yg loyal/benci begini dikarenakan kesan/pengalaman pertama kali pakai, tanpa mau lihat perkembangan. Namanya produk industri bisa aja ada improvement maupun penurunan kualitas. Jadi pengalaman pake bbrp tahun lalu ga sama dengan kondisi sekarang. Setuju dgn ts, kita harus realistis aja.

Ada pengalaman lain, ane punya tmn kaya raya n punya pengaruh di kampung ane. Dia sangat benci sebuah merek produk. Dia sengaja beli produk itu n pakai, hanya buat mereview n pengalaman dia pakai (tentu saja kejelekannya), orang2 umum pastinya percaya sebab berpikiran dia user produk itu n membuktikan sendiri. Produk yg dijelekkan selalu dicompare dengan brand pujaannya, hal2 yg lebih buruk dari brand pujaannya ditonjolkan, sebaliknya kelebihan dari brand pujaannya tidak disampaikan dlm, padahal dia ga dibayar apa2 dari brand yg dia suka. Lucu sih
skrg ane liatnya justru fenomena yang terjadi itu terbalik oom...

konsumen brand non-mainstream ini (maaf) ibarat orang yang sakit ati sama brand mayoritas karena produk yang dia pakai atau pilih tidak se-laku produk mainstream...

lalu ngatain yang beli produk mainstream "beli merek" , "ditipu brand" , "overprice" , "dibegoin ATPM" ... lah kemana aje selama ini, such things exist nak...

pdhl ada hal-hal di luar barangnya sendiri yang jadi pertimbangan rasional seseorang dalam memilih... termasuk ya dalam hal ini, RESALE VALUE. ane speak disini sebagai kalangan yang masih mikir harga jual kembali waktu ngejual mobil krn sdh merasakan betapa sulitnya ngejual mobil yang "kurang" populer termasuk beli mobil yang kurang populer dengan harga murah meriah wkwkwkwkwk....

spt contoh ane baliknya ya honda lagi honda lagi... lha cocok nya itu... termasuk beli siarpi RM dan sivik FB yang katanya jelek... saya muji rekomendasiin honda dibilang fanboy... gak peduli... kalo ngomong saya gak terbuka dengan merek lain, di rumah saya juga ada toyota sama hyundai. mazda beberapa kali nyaris beli tapi batal...

sama kayak knp ada temen saya loyalis toyota yang mau ganti Kijang 2004 nya udah coba Xpander dan Rush tp lebih condong ke Rush... ya dia cocoknya sama Rush.

Makanya skrg I always sided dengan brand mainstream karena pengguna brand mainstream ini biasanya kalangan yang gak pernah ngapa-ngapain tp dibully wkwkwkwkwk....

kalopun selera pasar udah bergeser ya itu wajar sj... namanya jg persaingan usaha... nothing wrong with that. Jika suatu saat Wuling ngalahin honda atau daihatsu atau toyota sekalipun ya itu wajar-wajar sj kalo terbukti niat jualan... bkn toyota nya yang jelek...
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
casabalancas
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 600
Joined: 02 Oct 2017, 17:20
Location: Jakarta

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by casabalancas »

inilah namanya Branding Power, kadang brand tertentu (di luar brand milik negara) bisa menguasai pasar karena mereka berani jor2an untuk branding di awal kemunculan produknya.

Kita gak bisa pungkiri banyak orang2 jadi fanatik tentang brand tertentu karena tidak berani keluar dari zona nyaman, padahal mereka sendiri pun tidak yakin zona nyaman mereka apakah sudah memuaskan mereka atau belum, ditambah lagi banyak saudara2 kita gak mau repot dan lebih percaya review tetangga. Dan memang kita akui merk T lebih berani buka dealer di daerah2 baru di Indonesia dibandingkan merk lain.

Sebagai ilustrasi :

A : oohh tetangga beli mobil merk T, mobilnya enak ?
B : ya lumayan
A : Irit gak ?
B : lumayan
A : bengkelnya juh gak ?
B : lumayan

Terkadang mereka cukup puas dengan kata2 lumayan. Ketika ada brand baru yang membuka dealer lebih dekat kerumah...

C : kok ganti mobil masih pake T, gak ganti M ? Mobil M itu bengkelnya deket, review di media bagus lho, dapet award ini itu, di luar negeri juga juara balapan ini itu, harganya juga lebih murah dari T
A : Ohh iya ya ? Aduh, udah terlanjur enak pake T, ini mobilnya juga lumayan enak kok, ya gpp harga beda2 sedikit, abis udah familiar sama orang2 bengkelnya

Ditambah lagi saudara-saudara se tanah air kita kadang bersyukurnya kebablasan, seperti ini

Anak : Pak, aku kemarin nyobain mobil temen aku sambil nemenin servis ke Bengkel terus aku liat di price list harganya gak beda jauh sama mobil kita dan biaya service nya juga mirip2, tapi kok beda jauh nyamannya ya Pak.
Bapak : Oh ya, mobil apa ?
Anak : Mobil merk X Pak
Bapak : ya sudah disyukuri aja Nak, kita punyanya mobil merk T, dinikmati saja
Anak : Tapi Pak, kalau tau beda dikiit aku yang tambahin dari uang tabunganku juga gpp kok
Bapak : ya sudah disyukuri aja Nak, mungkin nanti setelah Bapak diberi rezeki lebih bisa tukar

Dan akhirnya tetap tukar ke merk T karena si Bapak sudah di zona nyaman

Kadang hal2 tersebut di atas pula yang menghambat pabrikan mobil untuk berkembang di Indonesia dan market leader seperti memonopoli, karena konsumen banyak yang tidak mau repot, susah move on dari zona nyaman, bersyukur yang kebablasan dan the Power of Lumayan. Sehingga brand2 pesaing kadangkala harus mengeluarkan budget ekstra untuk bersaing dengan pemimpin pasar, karena masih banyak orang Indonesia merasakan seuatu yang lumayan sudah merupakan achievement buat mereka, sehingga dengan sendirinya terciptalah brand loyalist. Mereka lebih baik berada di zona nyaman dan mendapat yang biasa-biasa saja, daripada keluar dari zona nyaman dan mendapatkan sesuatu yang terbaik bagi dirinya bahkan bagi keluarganya.
P47hos
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 352
Joined: 16 Feb 2018, 21:23
Location: Kalimantan

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by P47hos »

Kata2 bodoh it's too offensive, saya tidak fanatik/loyal ke 1 merk, dikeluarga saya ada Toyota, Nissan, Suzuki, Honda, tp rasa2nya tidak pantas saya judge org yg fanatik ke 1 merk dgn kata2 bodoh. Karena kenyataannya market leader skrg (Toyota) memang punya kelebihan2 yg lebih baik dibanding Pesaing. Contoh paling gampang adalah kemudahan merawat dan menjual kembali + resale value nya yg lebih baik.

Dan juga Seperti TS bilang mobil adalah investasi yg terkadang orang hanya mampu beli sekali dalam seumur hidup, kenapa harus gambling dengan beli merk yg kurang dikenal.
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15500
Joined: 08 Oct 2013, 21:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by ChZ »

casabalancas wrote: 15 Sep 2018, 10:31

Kadang hal2 tersebut di atas pula yang menghambat pabrikan mobil untuk berkembang di Indonesia dan market leader seperti memonopoli, karena konsumen banyak yang tidak mau repot, susah move on dari zona nyaman, bersyukur yang kebablasan dan the Power of Lumayan. Sehingga brand2 pesaing kadangkala harus mengeluarkan budget ekstra untuk bersaing dengan pemimpin pasar, karena masih banyak orang Indonesia merasakan seuatu yang lumayan sudah merupakan achievement buat mereka, sehingga dengan sendirinya terciptalah brand loyalist. Mereka lebih baik berada di zona nyaman dan mendapat yang biasa-biasa saja, daripada keluar dari zona nyaman dan mendapatkan sesuatu yang terbaik bagi dirinya bahkan bagi keluarganya.
Pertanyaannya, apakah tingkat kepuasan tiap orang sama ?

kalo orang yang gak hobi mobil pasti gak pernah ikutin berita otomotif, ya jelas cari yang aman dan mudah... mana yang keliatan di jalan paling banyak itu yang dia beli. Suka nggak suka, level pragmatisme orang awam terkadang semudah ini.

Pertanyaan kedua, brand non-mainstream sudah mendarat brapa lama di bumi indonesia ini? Kadang kita mengabaikan fakta-fakta kalau merek tsb baru 1-2 taun di Indonesia ngebandingin dengan let's say Toyota yang sudah puluhan taun. Ibarat bandingin omset pengusaha UMKM dibandingin sama perusahaan multinasional yang udah puluhan taun... :big_peace:

Faktor laris/tidaknya brand itu kompleks. Yang pasti, semua butuh waktu untuk membuktikan...

Saya rasa istilah monopoli pasar kurang tepat, situ nggak dipaksa beli toyota/daihatsu toh... kecuali Astra jadi BUMN dan pabrikan mobil lain di luar produk Astra di stop penjualannya. Yang beli suzuki,mazda,nissan,wuling pun nggak dipersulit khan mo serpis?

Toyota Honda juga pastinya di awal pernah kesulitan dengan penjualannya dan diremehkan... Hyundai merupakan contoh yang bagus gimana dulu cuma anak bawang skrg jadi posisi 3 atau 4 terlaris di dunia.

Hidup seperti itu kan ? Waktu masih di bawah orang rame-rame belain, waktu udah di atas orang rame-rame jatuhin :ngacir:
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
nyotsaeba
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 433
Joined: 04 May 2017, 21:22
Location: Jakarta
Daily Vehicle: Innova

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by nyotsaeba »

Baca judulnya rada menggelitik,

Orang kan loyal karena pertimbangan nya sendiri, dan ga krn melulu satu faktor misal fitur sama harga, bisa aja krn spare part or beres, or krn model, or gengsi

kalau pake logika saya sampe sekarang ga paham orang beli iphone terbaru seharga motor, buat saya samsung aja ogah krn overprice.
Kalo tanya jujur sama orang yg beli iphone mungkin mereka juga sadar kok hp mereka sekarang harganya selangit (ada gitu yg bilang apple murah?), lah beli Iphone X masih bisa dapat S9 plus kembalian banyak. tapi kan mereka loyal karena dianggap punya iphone terbaru bikin pede dan gengsi serta tingkat gaul naek 100% ya bayar lah harganya, lagian sebelumnya udah biasa pake ios males belajar lagi pake android.

jd jangan menjudge orang yang loyal ke satu merek sebagai bodoh, itu cuma karena mereka menganggap satu faktor tertentu lebih penting dari yang lain. Contoh apple fanboy menganggap gengsi dan kamera plus stability ios adalah segala galanya, seharga dengan bandrol selangitnya.

ya kl dari kacamata android-ers akan bilang, lah fungsi sama, tapi harga nya kok selangit, ngapain lah beli harga segitu, beli yg separo harga jg udah puas.

karena satu golongan ga bisa mengerti pertimbangan golongan yang lain ya bukan berarti bodoh kan.
org tetap ke avanza dibanding wuling krn lebih percaya kalo 10 thn lagi kemungkinan T masih eksis dibanding W lebih besar dari sebaliknya

beda sama fanatik ya, yang kalo bilang ada minus di satu mobil misal bq jelek atau part tertentu gampang patah langsung nuduh itu ulah sales sebelah yang sengaja patahin, nah itu yang perlu edukasi dari Om TS.........

saya jg gonta ganti mobil jepangan tp buntut nya balik ke mainstream T, kalo ditanya paling puas pake mobil apa ya karimun kotak 2002, trobel free, resale value amazing, next is innova 2012, walaupun resale ga seyahud karimun. kenapa ga loyal ke sijuki? ya produknya ga ada yg sesuai kebutuhan saya... akhirnya balik lagi ke ANKI dan ANF.....
User avatar
dizco
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 407
Joined: 29 Sep 2016, 18:10
Location: Sleman

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by dizco »

Monopoli, duopoli, dkk biasanya harus ada bantuan regulator/regulasi/pemerintah, bukan berdasar faktor popularitas semata.

Loyalitas itu macam macam, ada yang loyal buta, loyal karena percaya, dan mungkin ada yang loyal karena hal lain. Dari kaca mata konsumen, loyalitas adalah bukti kepercayaan terhadap penjual. Dari sisi penjual, loyalitas itu penting karena selain dapat retain customer/RO, konsumen yang loyal juga jadi tenaga pemasar yang terbaik. Konversi word-of-mouth/getok tular tetap paling tinggi dibanding media lain.

Sebagai contoh, untuk HP pribadi dan operasional saya cuma pakai samsung flagship (S atau Note). Mahal? iya, handal dan awet? iya, Samsung Note 4 masih saya pakai untuk admin salah satu usaha saya dan nggak ada tanda tanda rewel. Untuk mesin dan consumables di workshop, saya juga nyampur merek eropa dan merek cina, semua tergantung kebutuhan saja.
Si ego certiorem faciam, mihi tu delendus eris
casabalancas
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 600
Joined: 02 Oct 2017, 17:20
Location: Jakarta

Re: Bodoh jika hanya loyal ke 1 merek

Post by casabalancas »

ChZ wrote: 15 Sep 2018, 11:03
casabalancas wrote: 15 Sep 2018, 10:31
Pertanyaannya, apakah tingkat kepuasan tiap orang sama ?

kalo orang yang gak hobi mobil pasti gak pernah ikutin berita otomotif, ya jelas cari yang aman dan mudah... mana yang keliatan di jalan paling banyak itu yang dia beli. Suka nggak suka, level pragmatisme orang awam terkadang semudah ini.

Pertanyaan kedua, brand non-mainstream sudah mendarat brapa lama di bumi indonesia ini? Kadang kita mengabaikan fakta-fakta kalau merek tsb baru 1-2 taun di Indonesia ngebandingin dengan let's say Toyota yang sudah puluhan taun. Ibarat bandingin omset pengusaha UMKM dibandingin sama perusahaan multinasional yang udah puluhan taun... :big_peace:

Faktor laris/tidaknya brand itu kompleks. Yang pasti, semua butuh waktu untuk membuktikan...

Saya rasa istilah monopoli pasar kurang tepat, situ nggak dipaksa beli toyota/daihatsu toh... kecuali Astra jadi BUMN dan pabrikan mobil lain di luar produk Astra di stop penjualannya. Yang beli suzuki,mazda,nissan,wuling pun nggak dipersulit khan mo serpis?

Toyota Honda juga pastinya di awal pernah kesulitan dengan penjualannya dan diremehkan... Hyundai merupakan contoh yang bagus gimana dulu cuma anak bawang skrg jadi posisi 3 atau 4 terlaris di dunia.

Hidup seperti itu kan ? Waktu masih di bawah orang rame-rame belain, waktu udah di atas orang rame-rame jatuhin :ngacir:
Nahh itu dia point nya Om. Mohon maaf Om, fakta paitnya ya memang karena dari peraturan, culture, kebiasaan dll, menyebabkan faktor kritisnya & uniknya karakteristik konsumen kendaraan (mobil dan motor) di Indonesia agak beda sama negara lain. karena kadang orang-orang sebenarnya tidak puas secara pemakaian tapi sudah jadi comfort zone mereka dan mungkin karena mereka punya uang lebih tapi personal problem dalam hidupnya sudah banyak jadi, ya sudahlah tetap di comfort zone mereka.

Tapi ya wajar sihh, lha wong pemerintah kita suka berubah2 kebijakan, yang menyebabkan banyak pabrikan mobil yang modalnya tidak terlalu kuat atau salah strategi berguguran, pasti konsumen pilih mobil yang sudah bertahun2 stabil di Pasar Indonesia. Dan sepertinya mekanisme pasar otomotif dibebaskan ke pasar tanpa adanya upaya pemerintah untuk menyehatkan pasar otomotif.

Contohnya waktu Ford tutup ya tutup aja, tidak ada upaya pemerintah untuk negoisasi dengan Ford, atau menawarkan insentif atau kebijakan khusus agar WNI yang terlanjur beli Ford bisa tetap memiliki rasa aman karena dibantu oleh negara. Dan pasti secara tidak langsung meruntuhkan image mobil amerika lainnya seperti Chevy, waktu itu ketika orang ditawarkan Chevy pasti pertanyaan pertamanya, nanti tutup lagi gak ? Padahal yang tutup Ford & Chevy hanya tutup pabrik perakitannya saja.

Jadi kalau analisa saya kenapa banyak Brand Loyalis :

1. setuju dengan Om CHZ, menurut saya tingkat kepuasan tiap orang yang berbeda2, bahkan cenderung agak terlalu cepat puas
2. keberanian brand tersebut bergeriliya membuka dealer di daerah2 baru
3. Sustainability brand tersebut selama berjualan di Indonesia. Contohnya Mazda, walaupun sudah puluhan tahun jualan di Indonesia, tapi berapa kali mereka ganti ATPM, mungkin faktor ini yang bikin orang ragu beli Mazda.
4. Comfort Zone. Banyak orang yang sudah berpenghasilan lebih tapi tidak berani gambling keluar dari comfort zone mereka
Senargitar
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 317
Joined: 11 Dec 2015, 19:21

Re: Bodoh jika hanya loyal ke 1 merek

Post by Senargitar »

casabalancas wrote: 15 Sep 2018, 11:42
ChZ wrote: 15 Sep 2018, 11:03
casabalancas wrote: 15 Sep 2018, 10:31
Pertanyaannya, apakah tingkat kepuasan tiap orang sama ?

kalo orang yang gak hobi mobil pasti gak pernah ikutin berita otomotif, ya jelas cari yang aman dan mudah... mana yang keliatan di jalan paling banyak itu yang dia beli. Suka nggak suka, level pragmatisme orang awam terkadang semudah ini.

Pertanyaan kedua, brand non-mainstream sudah mendarat brapa lama di bumi indonesia ini? Kadang kita mengabaikan fakta-fakta kalau merek tsb baru 1-2 taun di Indonesia ngebandingin dengan let's say Toyota yang sudah puluhan taun. Ibarat bandingin omset pengusaha UMKM dibandingin sama perusahaan multinasional yang udah puluhan taun... :big_peace:

Faktor laris/tidaknya brand itu kompleks. Yang pasti, semua butuh waktu untuk membuktikan...

Saya rasa istilah monopoli pasar kurang tepat, situ nggak dipaksa beli toyota/daihatsu toh... kecuali Astra jadi BUMN dan pabrikan mobil lain di luar produk Astra di stop penjualannya. Yang beli suzuki,mazda,nissan,wuling pun nggak dipersulit khan mo serpis?

Toyota Honda juga pastinya di awal pernah kesulitan dengan penjualannya dan diremehkan... Hyundai merupakan contoh yang bagus gimana dulu cuma anak bawang skrg jadi posisi 3 atau 4 terlaris di dunia.

Hidup seperti itu kan ? Waktu masih di bawah orang rame-rame belain, waktu udah di atas orang rame-rame jatuhin :ngacir:
Nahh itu dia point nya Om. Mohon maaf Om, fakta paitnya ya memang karena dari peraturan, culture, kebiasaan dll, menyebabkan faktor kritisnya & uniknya karakteristik konsumen kendaraan (mobil dan motor) di Indonesia agak beda sama negara lain. karena kadang orang-orang sebenarnya tidak puas secara pemakaian tapi sudah jadi comfort zone mereka dan mungkin karena mereka punya uang lebih tapi personal problem dalam hidupnya sudah banyak jadi, ya sudahlah tetap di comfort zone mereka.

Tapi ya wajar sihh, lha wong pemerintah kita suka berubah2 kebijakan, yang menyebabkan banyak pabrikan mobil yang modalnya tidak terlalu kuat atau salah strategi berguguran, pasti konsumen pilih mobil yang sudah bertahun2 stabil di Pasar Indonesia. Dan sepertinya mekanisme pasar otomotif dibebaskan ke pasar tanpa adanya upaya pemerintah untuk menyehatkan pasar otomotif.

Contohnya waktu Ford tutup ya tutup aja, tidak ada upaya pemerintah untuk negoisasi dengan Ford, atau menawarkan insentif atau kebijakan khusus agar WNI yang terlanjur beli Ford bisa tetap memiliki rasa aman karena dibantu oleh negara. Dan pasti secara tidak langsung meruntuhkan image mobil amerika lainnya seperti Chevy, waktu itu ketika orang ditawarkan Chevy pasti pertanyaan pertamanya, nanti tutup lagi gak ? Padahal yang tutup Ford & Chevy hanya tutup pabrik perakitannya saja.

Jadi kalau analisa saya kenapa banyak Brand Loyalis :

1. setuju dengan Om CHZ, menurut saya tingkat kepuasan tiap orang yang berbeda2, bahkan cenderung agak terlalu cepat puas
2. keberanian brand tersebut bergeriliya membuka dealer di daerah2 baru
3. Sustainability brand tersebut selama berjualan di Indonesia. Contohnya Mazda, walaupun sudah puluhan tahun jualan di Indonesia, tapi berapa kali mereka ganti ATPM, mungkin faktor ini yang bikin orang ragu beli Mazda.
4. Comfort Zone. Banyak orang yang sudah berpenghasilan lebih tapi tidak berani gambling keluar dari comfort zone mereka

indikator dan parameter cepat puas ini apa?
casabalancas
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 600
Joined: 02 Oct 2017, 17:20
Location: Jakarta

Re: Apakah bagus jika hanya loyal ke 1 merek?

Post by casabalancas »

Salah satunya yang kentara di Indonesia banyak mobil yang beredar, tidak hanya market leader yang mesinnya sudah 3 generasi mobil dipakai dan mobilnya tetap laku2 saja, padahal di Luar Negerinya sudah keluar mesin barunya. Walaupun mungkin hal tersebut terpaksa dilakukan ATPM karena kualitas bensin kita masih jelek
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15500
Joined: 08 Oct 2013, 21:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: Bodoh jika hanya loyal ke 1 merek

Post by ChZ »

Senargitar wrote: 15 Sep 2018, 11:54
casabalancas wrote: 15 Sep 2018, 11:42

Jadi kalau analisa saya kenapa banyak Brand Loyalis :

1. setuju dengan Om CHZ, menurut saya tingkat kepuasan tiap orang yang berbeda2, bahkan cenderung agak terlalu cepat puas
2. keberanian brand tersebut bergeriliya membuka dealer di daerah2 baru
3. Sustainability brand tersebut selama berjualan di Indonesia. Contohnya Mazda, walaupun sudah puluhan tahun jualan di Indonesia, tapi berapa kali mereka ganti ATPM, mungkin faktor ini yang bikin orang ragu beli Mazda.
4. Comfort Zone. Banyak orang yang sudah berpenghasilan lebih tapi tidak berani gambling keluar dari comfort zone mereka

indikator dan parameter cepat puas ini apa?
Nah sama, tetep gak menjawab pertanyaan :

cepat puas itu ngukurnya darimane? lantas apakah klo sudah test drive mobil non-mainstream terus akhirnya beli mobil mainstream, itu dikategorikan "cepat puas" ?

Mobil bagus atau tidak parameternya apa ?

Bagi sebagian (dan mayoritas) orang, beli mobil itu bukan comfort zone sih... makanya pendekatan pragmatis lebih laku a.k.a cari yang murah dan gampang ngejual kembali... "gambling" beli mobil itu cost yang tinggi blom ngitung depresiasi dll, bukan ngeluarin duit receh. Level orang tajir "gambling" nya di pasar modal dan muter duit buat usaha...

Di negara-negara luar pun, mobil yang akan menyesuaikan dengan selera pasar. Mobil yang laris adalah yang mampu mengikuti selera pasar. Dan Toyota sudah terbukti puluhan tahun sejak Kijang pertama mampu ngikutin selera pasar yang dinamis, skrg berlanjut Avanza dan Calya.

Seringnya kita lupa kenapa yang non-mainstream susah ngejar, ya karena yang mainstream juga terus berkembang menurut situasi pasar.
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
Post Reply
  • Similar Topics
    Replies
    Views
    Last post