Yepsirahngelu wrote:
Masalahnya berapa persen yang menggunakan Emas, Euro, Yen sebagai alat tukar?
Sedangkan USD, hampir semua negara menggunakannya sebagai standard, tanya kenapa.
Kalau di dunia industri sebetulnya peranan Yen dan Euro cukup besar, walau memang gak sedominan USD
Cuman masy awam gak terlalu merasakan.
Kita tentu ingat zaman dulu pernah ada istilah "Yendaka" yang membuat pusing para pelaku industri otomotif.....hehehehehe
USD menjadi alat tukar yg dominan di Indonesia / negara lain & dunia, yah khan memang nggak terlepas dari peranan negara bandar yang memang memprogramkan hal ini sejak lama
Tentunya hal ini juga gak terlepas dari sejarah para pendiri Bank Sentral US (Federal Reserve)
http://www.globalresearch.ca/the-federa ... lies/25080
Coba deh perhatikan para Gubernur Fed itu kebanyakan orang2 dr "etnik" mana......sejak Alan G / Bern B sampe Janet Y skg......heheheheheheh
IMHO :
Pemerintah kita memang banyak kekurangan dan PR yg mesti dilakukan, tapi naik - turunnya mata uang kuat Global tentu juga sangat erat kaitannya dengan manuver bandar besar Global.
Hanya saja "kekonyolan" yang sejak dari dulu dan sampe sekarang terus berulang adalah :
bahwa "uang panas" yang masuk ke pasar obligasi / pasar saham Indonesia dianggap sebagai investasi & dibanggakan banggakan, serta sering ada yg usul kalau "uang panas" tsb diupayakan diubah menjadi FDI / Foreign Direct Investment.........Hellooowwwwww.........yang boneng ajeee .......wong para pemain di pasar saham / obligasi / Forex itu beda dengan MultiNational companies yang investasi dengan mendirikan industri di suatu negara.
Jika dana dari investment companies yang dapat dimasukkan golongan FDI itu adalah investasi mereka ke sektor riil, misal pengikut sertaan saham di persh yang exist di Indonesia atau pengikut sertaan saham ke Start Up2 di Indonesia.
Mudah2-an ke depannya Pemerintah bisa lebih pintar utk memisahkan hal ini dan menghitung aliran dana masuk investasi dari FDI saja.
IMO & CMIIW