Chevrolet estate!
Posted: Fri Dec 16, 2005 5:47
Menjajal Estate Membelah Thailand
Pandangan ke Teluk Pattaya yang indah harus diakhiri begitu ada telepon harus kumpul di lobi Hotel Dusit Resort Pattaya. Hari masih pukul 07.00 pada tanggal 28 November lalu. Setelah mendengar penjelasan dari pihak General Motors Thailand, perjalanan awal uji mengendarai mobil Estate keluaran Chevrolet pun dimulai.
Namun, sebelum bisa duduk di balik setir Estate bermesin 1.6 Liter (1.598 cc), kami harus menempuh perjalanan sekitar satu jam ke pabrik General Motors (GM) di Rayong. Ditambah lagi kunjungan sekitar satu setengah jam melihat pabrik yang memproduksi Optra Sedan, Estate (di Thailand memakai Optra Estate), Chevrolet Colorado (truk mini), dan Isuzu D-Max (truk mini).
Anda dapat mobil nomor empat, ujar pihak panitia. Sebuah Estate warna royal grey dengan stiker bertulisan sawasdee (selamat datang) di ke dua sisinya berderet di antara 20 Estate lainnya yang siap di-test drive hari itu. Jumlah yang cukup banyak. Sebab, selain dari Indonesia, ada juga peserta dari Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Singapura.
Iri juga melihat pabrik GM di Rayong yang berkapasitas 10-15 mobil per jam. Ada sekitar 3.000 pekerja di pabrik ini, namun hanya dua orang yang datang dari GM Pusat, ujar Marc Absillis, Direktur Pabrik. Menurut Ken Cavanaugh, rekan Marc di pabrik, tenaga Thailand ini cukup terampil setelah dididik selama enam pekan.
Kami memilih Thailand karena kebijakan di sini pasti dan menarik, ujar John Thomson, Direktur Penjualan GM untuk ASEAN, saat ditanya mengapa tak memilih Indonesia sebagai lokasi pabrik. Untuk suatu investasi pabrik seperti ini, tak bisa kebijakan yang ada selalu berubah dalam dua bulan, ujarnya tanpa merinci.
Pabrik GM di Rayong merupakan pabrik termodern dan sangat efisien. Sebagian besar komponen untuk pabrik dipasok dari Thailand dan sisanya dari Korea Selatan, China, Malaysia, Australia, dan Indonesia, ujar Absillis. Rayong adalah kawasan industri dan harus diakui sangat ditunjang dengan infrastruktur jalan, air, dan listrik yang sangat memadai. Tak heran Thailand dipilih.
Melintasi 273,6 kilometer
Mesin berkonfigurasi 4 silinder segaris, double over-head camshaft (DOHC), 16 katup dari Estate mulai berderu. Estate nomor empat siap, terdengar suara di HT (handy talkie). Siap. Estate pun bergerak mengikuti gerakan Estate di depan. Paling depan mobil polisi yang didukung dua sepeda motor sebagai pembuka jalan.
Perjalanan membelah Thailand sejauh 273,6 kilometer dari Rayong ke Taman Nasional Khao Yai di Thailand timur laut dimulai. Estate dengan transmisi otomatis meluncur. Dengan tenaga maksimum 110 PS (sekitar 108 PK) pada 5.800 rpm dan torsi maksimum 150 Nm pada 4.000 rpm, tarikan mesin Estate terasa ringan. Pergantian gigi terasa ideal pada 3.000 rpm.
Perlu diketahui, mobil dengan panjang total 4,580 meter dan lebar 1,725 meter ini sebenarnya berbasis Sedan Optra keluaran Chevrolet yang sudah ada di Indonesia. Kalau di Thailand, disebut dengan Optra Estate. Kalau di Indonesia, dikenal sebagai Chevrolet Estate, ujar Edi Gustomi dari GM Indonesia.
Estate sendiri adalah sebutan aktual untuk station wagon (SW) yang dikenal selama ini. Thomson optimistis Estate di kawasan ASEAN akan laku 50.000 unit per tahun karena model ini praktis tanpa saingan.
Jalan raya di Thailand yang lebar dan mulus jika dibandingkan dengan jalan di Jawa membuat perjalanan tak terasa penat. Sesekali akselerasi dicoba sembari mencoba sistem pengereman yang sudah dilengkapi ABS.
Suatu hal yang perlu dikritisi berkaitan pencanangan Estate sebagai mobil untuk kaum muda profesional perkotaan dengan gaya hidup yang aktif adalah akselerasi yang terasa kurang spontan jika dikaitkan dengan sistem transmisi otomatis masa kini yang seharusnya bisa diajak spontan.
Boleh jadi karena sistem transmisi otomatisnya masih berteknologi lama ujar seorang rekan. Ketika pedal gas diinjak (kickdown), putaran mesin melebihi 4.000 rpm baru memperoleh akselerasi yang enak. Tentu saja hal ini akan berakibat pada konsumsi bahan bakar.
Sekitar Rp 160 juta
Tanpa terasa perjalanan sudah sejauh 130 kilometer. Semua peserta masuk ke Hotel dan Resort Tawarawadee untuk makan siang. Ada danau kecil di sana mirip Lido di Sukabumi. Satu jam di sana dilanjutkan dengan perjalanan ke Taman Nasional Khao Yai, taman nasional seluas 2.165 kilometer persegi yang berdiri sejak tahun 1962.
Awas kini memasuki kawasan pegunungan, kembali suara muncul dari HT. Awas ada truk di sisi kiri, teriakan lainnya. Jangan bayangkan kawasan pegunungan ini seperti dari Cisarua ke Puncak, atau jalan ke Pegunungan Bromo. Kemiringan tak lebih dari 30 derajat. Estate melahapnya dengan nyaman. Apalagi jalannya lebar.
Sebagai kendaraan keluaran Chevrolet, jelas Estate cukup nyaman dan pantas untuk dipertimbangkan. Stabil, suspensi nyaman, suara mesin halus, dan dengan kelengkapan interior mewah. Untuk keselamatan pengemudi dan penumpang di depan, ada kantong udara (airbag).
Harganya di Thailand sekitar 20.000 dollar AS (sekitar Rp 190 juta), ujar Thomson. Dalam pameran Gaikindo yang lalu, Estate trasmisi otomatik yang dipajang ditawarkan dengan kisaran harga Rp 160 juta (off the road). Ini tanpa ada penurunan aspek teknis yang ada, ujar Thomson saat di Kirimaya, Khao Yai. Semuanya lengkap seperti di Thailand.
Saat di Thailand International Motor Expo 2005 di Bangkok, 30 November 2005, Estate yang dimodifikasi terlihat meyakinkan. Peralatan modifikasi asli Chevrolet ini memerlukan tambahan dana sekitar Rp 10 juta.
Estate jelas bisa jadi pilihan di Indonesia, terutama bagi keluarga muda yang ingin tetap mengendarai sedan, namun dengan volume kabin lebih luas. Menurut rencana, Desember ini Estate sudah ada di ruang pamer GM di negeri ini. Sawasdee, eh eh selamat datang.(
Pandangan ke Teluk Pattaya yang indah harus diakhiri begitu ada telepon harus kumpul di lobi Hotel Dusit Resort Pattaya. Hari masih pukul 07.00 pada tanggal 28 November lalu. Setelah mendengar penjelasan dari pihak General Motors Thailand, perjalanan awal uji mengendarai mobil Estate keluaran Chevrolet pun dimulai.
Namun, sebelum bisa duduk di balik setir Estate bermesin 1.6 Liter (1.598 cc), kami harus menempuh perjalanan sekitar satu jam ke pabrik General Motors (GM) di Rayong. Ditambah lagi kunjungan sekitar satu setengah jam melihat pabrik yang memproduksi Optra Sedan, Estate (di Thailand memakai Optra Estate), Chevrolet Colorado (truk mini), dan Isuzu D-Max (truk mini).
Anda dapat mobil nomor empat, ujar pihak panitia. Sebuah Estate warna royal grey dengan stiker bertulisan sawasdee (selamat datang) di ke dua sisinya berderet di antara 20 Estate lainnya yang siap di-test drive hari itu. Jumlah yang cukup banyak. Sebab, selain dari Indonesia, ada juga peserta dari Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Singapura.
Iri juga melihat pabrik GM di Rayong yang berkapasitas 10-15 mobil per jam. Ada sekitar 3.000 pekerja di pabrik ini, namun hanya dua orang yang datang dari GM Pusat, ujar Marc Absillis, Direktur Pabrik. Menurut Ken Cavanaugh, rekan Marc di pabrik, tenaga Thailand ini cukup terampil setelah dididik selama enam pekan.
Kami memilih Thailand karena kebijakan di sini pasti dan menarik, ujar John Thomson, Direktur Penjualan GM untuk ASEAN, saat ditanya mengapa tak memilih Indonesia sebagai lokasi pabrik. Untuk suatu investasi pabrik seperti ini, tak bisa kebijakan yang ada selalu berubah dalam dua bulan, ujarnya tanpa merinci.
Pabrik GM di Rayong merupakan pabrik termodern dan sangat efisien. Sebagian besar komponen untuk pabrik dipasok dari Thailand dan sisanya dari Korea Selatan, China, Malaysia, Australia, dan Indonesia, ujar Absillis. Rayong adalah kawasan industri dan harus diakui sangat ditunjang dengan infrastruktur jalan, air, dan listrik yang sangat memadai. Tak heran Thailand dipilih.
Melintasi 273,6 kilometer
Mesin berkonfigurasi 4 silinder segaris, double over-head camshaft (DOHC), 16 katup dari Estate mulai berderu. Estate nomor empat siap, terdengar suara di HT (handy talkie). Siap. Estate pun bergerak mengikuti gerakan Estate di depan. Paling depan mobil polisi yang didukung dua sepeda motor sebagai pembuka jalan.
Perjalanan membelah Thailand sejauh 273,6 kilometer dari Rayong ke Taman Nasional Khao Yai di Thailand timur laut dimulai. Estate dengan transmisi otomatis meluncur. Dengan tenaga maksimum 110 PS (sekitar 108 PK) pada 5.800 rpm dan torsi maksimum 150 Nm pada 4.000 rpm, tarikan mesin Estate terasa ringan. Pergantian gigi terasa ideal pada 3.000 rpm.
Perlu diketahui, mobil dengan panjang total 4,580 meter dan lebar 1,725 meter ini sebenarnya berbasis Sedan Optra keluaran Chevrolet yang sudah ada di Indonesia. Kalau di Thailand, disebut dengan Optra Estate. Kalau di Indonesia, dikenal sebagai Chevrolet Estate, ujar Edi Gustomi dari GM Indonesia.
Estate sendiri adalah sebutan aktual untuk station wagon (SW) yang dikenal selama ini. Thomson optimistis Estate di kawasan ASEAN akan laku 50.000 unit per tahun karena model ini praktis tanpa saingan.
Jalan raya di Thailand yang lebar dan mulus jika dibandingkan dengan jalan di Jawa membuat perjalanan tak terasa penat. Sesekali akselerasi dicoba sembari mencoba sistem pengereman yang sudah dilengkapi ABS.
Suatu hal yang perlu dikritisi berkaitan pencanangan Estate sebagai mobil untuk kaum muda profesional perkotaan dengan gaya hidup yang aktif adalah akselerasi yang terasa kurang spontan jika dikaitkan dengan sistem transmisi otomatis masa kini yang seharusnya bisa diajak spontan.
Boleh jadi karena sistem transmisi otomatisnya masih berteknologi lama ujar seorang rekan. Ketika pedal gas diinjak (kickdown), putaran mesin melebihi 4.000 rpm baru memperoleh akselerasi yang enak. Tentu saja hal ini akan berakibat pada konsumsi bahan bakar.
Sekitar Rp 160 juta
Tanpa terasa perjalanan sudah sejauh 130 kilometer. Semua peserta masuk ke Hotel dan Resort Tawarawadee untuk makan siang. Ada danau kecil di sana mirip Lido di Sukabumi. Satu jam di sana dilanjutkan dengan perjalanan ke Taman Nasional Khao Yai, taman nasional seluas 2.165 kilometer persegi yang berdiri sejak tahun 1962.
Awas kini memasuki kawasan pegunungan, kembali suara muncul dari HT. Awas ada truk di sisi kiri, teriakan lainnya. Jangan bayangkan kawasan pegunungan ini seperti dari Cisarua ke Puncak, atau jalan ke Pegunungan Bromo. Kemiringan tak lebih dari 30 derajat. Estate melahapnya dengan nyaman. Apalagi jalannya lebar.
Sebagai kendaraan keluaran Chevrolet, jelas Estate cukup nyaman dan pantas untuk dipertimbangkan. Stabil, suspensi nyaman, suara mesin halus, dan dengan kelengkapan interior mewah. Untuk keselamatan pengemudi dan penumpang di depan, ada kantong udara (airbag).
Harganya di Thailand sekitar 20.000 dollar AS (sekitar Rp 190 juta), ujar Thomson. Dalam pameran Gaikindo yang lalu, Estate trasmisi otomatik yang dipajang ditawarkan dengan kisaran harga Rp 160 juta (off the road). Ini tanpa ada penurunan aspek teknis yang ada, ujar Thomson saat di Kirimaya, Khao Yai. Semuanya lengkap seperti di Thailand.
Saat di Thailand International Motor Expo 2005 di Bangkok, 30 November 2005, Estate yang dimodifikasi terlihat meyakinkan. Peralatan modifikasi asli Chevrolet ini memerlukan tambahan dana sekitar Rp 10 juta.
Estate jelas bisa jadi pilihan di Indonesia, terutama bagi keluarga muda yang ingin tetap mengendarai sedan, namun dengan volume kabin lebih luas. Menurut rencana, Desember ini Estate sudah ada di ruang pamer GM di negeri ini. Sawasdee, eh eh selamat datang.(