[First Drive] Nissan Leaf 2019
Posted: Wed Sep 11, 2019 13:16
Nissan Leaf history
Pertama kali diluncurkan di tahun 2010, Leaf merupakan model full electric yang dipasarkan secara massal di dunia. Biasanya bentuk electric car lumayan cute, tapi Leaf ini tampil dengan natural selayaknya hatchback normal, walau belakangnya masih cukup aneh. Dilengkapi dengan baterai kapasitas 24kWh dengan jarak tempuh +-150km sekali charge, dan motor listrik dan dapat menghantarkan tenaga setara 107hp.
Leaf gen-2
Diluncurkan di tahun 2017, Leaf gen-2 ini mengalami banyak peningkatan, yang paling terasa adalah peningkatan kapasitas baterai 40 kWh hingga di klaim bisa sampai 400km. Sektor motor listrik juga naik saat ini menghasilkan tenaga setara 150hp.
Nah karena kebetulan gue dapat kesempatan mencoba Nissan Leaf di sirkuit tertutup, gue akan coba nih share first impression gue terhadap spesies baru ini.
My first experience with electric car
Selama ini gue belum pernah coba mobil listrik, yang gue percaya mayoritas orang Indonesia juga belum pernah mencoba sensasi tenaga listrik, species terdekat yg pernah gue coba adalah boom boom car hahahaha. Gue sehari-hari pakai mesin boxer (Subaru), dan pernah mencoba hybrid di merek T, jadi ini beneran pengalaman pertama.
Exterior dan Interior
Nissan Leaf gen-2 ini benar-benar layaknya mobil “normal”, tidak ada bentuk aneh dari luar yang membuat mobil ini sering dikira hybrid oleh orang-orang. Dengan panjang 4.4m, lebar 1.79m, Leaf ini setara dengan Mazda 3 baru, dan sedikit lebih kecil dari Honda Civic Hatch.
Headlamp manis, dengan DRL boomerang terbalik vs X-Trail (karena diatas), LED projector jauh dan dekat dan grill (yang tidak bolong) dengan nuansa translucence biru, membuat mobil ini terasa elegant walau tidak terlalu futuristic. Dari belakang lupakan bentuk aneh di gen-1, buritan model ini gue suka banget, dengan warna hitam dual tone hingga setengah bagasi dan garis biru di bagian diffuser membuat kesan elegant semakin kentara.
Masuk ke Interior, kesan “normal” makin terasa, head-unit, setir, dashboard semua masih terasa normal tidak seperti Tesla yang terkesan futuristic, tapi melihat product positioning dari Leaf menjadi cukup masuk akal. Melihat ke tengah, tuas transmisi hilang dan digantikan sebuah tombol seperti kancing atau fidget spinner yang berguna untuk pindah dari D,R dan N. Untuk P tinggal pencet tombol diatas. Diatas “transmisi” terdapat tombol “e-pedal” yang cukup mengusik perhatian gue, dan akan dijelaskan nanti.
Pindah ke belakang, tidak banyak hal yang bisa diceritakan, semua normal dengan leg-room yang cukup baik khas hatchback menengah.
Now let’s hit the track
Masuk…
Tekan start/stop button….
Lalu hening….
Tidak ada indikasi suara apapun yang memberitahukan kalau mobil sudah menyala, hanya icon “ready to drive” berbentuk mobil warna hijau di dashboard yang jadi patokan.
Lepas auto park, dan saatnya pun tiba….
Awalnya gue coba membiasakan diri dari rasa menyetir mobil elektrik ini di beberapa meter berjalan, sedikit aneh dan kikuk, karena respon gas (?) yang instant serta absennya suara menjadi hal yang harus dibiasakan. Setelah mulai PD, gue menginjak pedal akselerasi dalam-dalam dan tiba-tiba torsi raksasa 320NM menghempaskan badan dari detik pertama. Well what the f*ck is this!!
Mobil santai saja melewati tikungan pertama seperti layaknya hatchback normal dengan sasis yang mumpuni. Setelah itu terdapat track lurus hampir 1km yang kaki ini rasanya sudah gatal untuk mengulang sensasi pertama tadi.
Injak….wussssss….. Badan terhempas kembali, tanpa sadar sudah melewati 120km/h dalam sekejap, sepertinya 0-100 dibawah 8 detik. Kalau tidak melihat spidometer, gue enggak akan sadar kalau sudah sekencang itu, karena tidak ada suara mesin dan RPM sebagai referensi. Berulang kali gue mencoba rem dan banzai untuk merasakan sensasi tersebut, tidak ada obatnya!!! Darah “petrol-head” saya perlahan berubah jadi “electric-head” hahahaha. Di cruising normal 80km/h kabin terasa sangat senyap, karena suara hanya berasal dari ban dan radio.
Setelah adrenalin normal, gue mencoba fitur lain yang tombolnya menarik perhatian dari pertama, “e-pedal”. Tarik tuas “e-pedal” ke belakang, dan mencoba berjalan. Hmm tidak ada yang berubah, lepas pedal gas, ternyata mobil seperti mendapat efek engine brake yang membuat mobil ini berhenti perlahan dengan lampu rem menyala. Well ternyata gue bisa nyetir dengan menggunakan 1 pedal saja, how convenient, walau prosesnya harus dibiasakan agar tidak kagok.
Well tanpa terasa waktunya sudah habis, dan dengan berat hati gue mengakhiri kencan singkat dengan mobil masa depan ini. Mobil ini akan mengaspal tahun depan, dan kalau di charge di rumah membutuhkan waktu 8-10 jam dari 0 hingga full, atau charger saja setiap malam kalau tidak ingin khawatir kehabisan daya.
Singkat kata, itu adalah impresi gue mencoba mobil listrik yang sangat impressive dari akselerasi, handling, dan kelegaan kabin. Gue berharap aturan mobil listrik dapat membuat harga Leaf menjadi masuk akal dan dapat dinikmati oleh banyak orang, karena sensasinya cukup mind blowing (mungkin agak berlebihan hahaha). and last time... Who said electric car is boring?! Trying is beliEVing....
Bonus: Gue jg test Note e-power mereka sih, ada yang tertarik?
Pertama kali diluncurkan di tahun 2010, Leaf merupakan model full electric yang dipasarkan secara massal di dunia. Biasanya bentuk electric car lumayan cute, tapi Leaf ini tampil dengan natural selayaknya hatchback normal, walau belakangnya masih cukup aneh. Dilengkapi dengan baterai kapasitas 24kWh dengan jarak tempuh +-150km sekali charge, dan motor listrik dan dapat menghantarkan tenaga setara 107hp.
Leaf gen-2
Diluncurkan di tahun 2017, Leaf gen-2 ini mengalami banyak peningkatan, yang paling terasa adalah peningkatan kapasitas baterai 40 kWh hingga di klaim bisa sampai 400km. Sektor motor listrik juga naik saat ini menghasilkan tenaga setara 150hp.
Nah karena kebetulan gue dapat kesempatan mencoba Nissan Leaf di sirkuit tertutup, gue akan coba nih share first impression gue terhadap spesies baru ini.
My first experience with electric car
Selama ini gue belum pernah coba mobil listrik, yang gue percaya mayoritas orang Indonesia juga belum pernah mencoba sensasi tenaga listrik, species terdekat yg pernah gue coba adalah boom boom car hahahaha. Gue sehari-hari pakai mesin boxer (Subaru), dan pernah mencoba hybrid di merek T, jadi ini beneran pengalaman pertama.
Exterior dan Interior
Nissan Leaf gen-2 ini benar-benar layaknya mobil “normal”, tidak ada bentuk aneh dari luar yang membuat mobil ini sering dikira hybrid oleh orang-orang. Dengan panjang 4.4m, lebar 1.79m, Leaf ini setara dengan Mazda 3 baru, dan sedikit lebih kecil dari Honda Civic Hatch.
Headlamp manis, dengan DRL boomerang terbalik vs X-Trail (karena diatas), LED projector jauh dan dekat dan grill (yang tidak bolong) dengan nuansa translucence biru, membuat mobil ini terasa elegant walau tidak terlalu futuristic. Dari belakang lupakan bentuk aneh di gen-1, buritan model ini gue suka banget, dengan warna hitam dual tone hingga setengah bagasi dan garis biru di bagian diffuser membuat kesan elegant semakin kentara.
Masuk ke Interior, kesan “normal” makin terasa, head-unit, setir, dashboard semua masih terasa normal tidak seperti Tesla yang terkesan futuristic, tapi melihat product positioning dari Leaf menjadi cukup masuk akal. Melihat ke tengah, tuas transmisi hilang dan digantikan sebuah tombol seperti kancing atau fidget spinner yang berguna untuk pindah dari D,R dan N. Untuk P tinggal pencet tombol diatas. Diatas “transmisi” terdapat tombol “e-pedal” yang cukup mengusik perhatian gue, dan akan dijelaskan nanti.
Pindah ke belakang, tidak banyak hal yang bisa diceritakan, semua normal dengan leg-room yang cukup baik khas hatchback menengah.
Now let’s hit the track
Masuk…
Tekan start/stop button….
Lalu hening….
Tidak ada indikasi suara apapun yang memberitahukan kalau mobil sudah menyala, hanya icon “ready to drive” berbentuk mobil warna hijau di dashboard yang jadi patokan.
Lepas auto park, dan saatnya pun tiba….
Awalnya gue coba membiasakan diri dari rasa menyetir mobil elektrik ini di beberapa meter berjalan, sedikit aneh dan kikuk, karena respon gas (?) yang instant serta absennya suara menjadi hal yang harus dibiasakan. Setelah mulai PD, gue menginjak pedal akselerasi dalam-dalam dan tiba-tiba torsi raksasa 320NM menghempaskan badan dari detik pertama. Well what the f*ck is this!!
Mobil santai saja melewati tikungan pertama seperti layaknya hatchback normal dengan sasis yang mumpuni. Setelah itu terdapat track lurus hampir 1km yang kaki ini rasanya sudah gatal untuk mengulang sensasi pertama tadi.
Injak….wussssss….. Badan terhempas kembali, tanpa sadar sudah melewati 120km/h dalam sekejap, sepertinya 0-100 dibawah 8 detik. Kalau tidak melihat spidometer, gue enggak akan sadar kalau sudah sekencang itu, karena tidak ada suara mesin dan RPM sebagai referensi. Berulang kali gue mencoba rem dan banzai untuk merasakan sensasi tersebut, tidak ada obatnya!!! Darah “petrol-head” saya perlahan berubah jadi “electric-head” hahahaha. Di cruising normal 80km/h kabin terasa sangat senyap, karena suara hanya berasal dari ban dan radio.
Setelah adrenalin normal, gue mencoba fitur lain yang tombolnya menarik perhatian dari pertama, “e-pedal”. Tarik tuas “e-pedal” ke belakang, dan mencoba berjalan. Hmm tidak ada yang berubah, lepas pedal gas, ternyata mobil seperti mendapat efek engine brake yang membuat mobil ini berhenti perlahan dengan lampu rem menyala. Well ternyata gue bisa nyetir dengan menggunakan 1 pedal saja, how convenient, walau prosesnya harus dibiasakan agar tidak kagok.
Well tanpa terasa waktunya sudah habis, dan dengan berat hati gue mengakhiri kencan singkat dengan mobil masa depan ini. Mobil ini akan mengaspal tahun depan, dan kalau di charge di rumah membutuhkan waktu 8-10 jam dari 0 hingga full, atau charger saja setiap malam kalau tidak ingin khawatir kehabisan daya.
Singkat kata, itu adalah impresi gue mencoba mobil listrik yang sangat impressive dari akselerasi, handling, dan kelegaan kabin. Gue berharap aturan mobil listrik dapat membuat harga Leaf menjadi masuk akal dan dapat dinikmati oleh banyak orang, karena sensasinya cukup mind blowing (mungkin agak berlebihan hahaha). and last time... Who said electric car is boring?! Trying is beliEVing....
Bonus: Gue jg test Note e-power mereka sih, ada yang tertarik?