Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 6012
- Joined: Sun Aug 26, 2007 3:43
Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Tulisan ini telah saya tulis juga di blog saya https://yahyakurniawan.net/otomotif/kes ... e-xpander/
Sebuah chat di WhatsApp meluncur masuk ke ponsel saya. “Sore Oom, ini unit review sudah ada di kantor, silakan datang dan mencoba”. Namun kali ini bukan hape yang saya tes, melainkan sebuah mobil. Xpander Exceed M/T. Tentu saja kesempatan ini tidak saya lewatkan dong.
Nah, setelah ambil video singkat, langsung deh saya nyoba. BTW, kenapa video doang? Ya karena foto-fotonya udah saya lakukan pas kebetulan bisa mampir ke GIIAS, bulan Agustus 2017 lalu.
Baik, langsung saja ya, inilah kesan saya terhadap Mitsubishi Xpander.
Eksterior
Soal eksterior Xpander ini sepertinya tidak perlu terlalu banyak diceritakan ya. Pasti kehebohan soal launchingnya sudah bikin eneg dan sampai hafal soal eksteriornya.
Mungkin yang sedikit bisa saya ceritakan cuma soal penutup lampu utama. Penutup lampu tersebut bukan kaca tapi mika. Hanya saja pihak Mitsubishi mengklaim jika mika tersebut sangat kuat, jauh lebih kuat dibandingkan dengan kaca. Jadi ini setidaknya mengurangi kekhawatiran mika tersebut pecah terkena batu misalnya, karena posisinya yang memang sangat di bawah begitu.
Mari kita tunggu, apakah ke depannya bakal ada keluhan soal mika ini atau tidak.
Under the Hood
Jujur saja saya tidak mengerti soal mesin mobil. Hanya saja, melihat posisi mesin di dalam ruang mesinnya, nampaknya cukup luas karena posisi mesinnya agak ke bawah, sehingga memudahkan teknisi untuk melakukan perbaikan atau penyetelan.
Aki Xpander juga kecil, jauh lebih kecil daripada aki Mirage, padahal mobilnya lebih besar.
Interior
Begitu menerima kunci kontak, saya langsung membuka pintu dan masuk ke dalam kabin di posisi kanan depan. Door handle model bridge yang membuat Xpander nampak elegan ini ringan dan memudahkan saat membuka pintu.
Lantainya Xpander sedikit tinggi, buat saya tentu tidak menjadi masalah namun bagi orang yang sudah sepuh, mungkin bisa jadi kurang nyaman. Sayang sekali memang Xpander tidak dilengkapi dengan foot step. Cuma sepertinya hal tersebut tidak menjadi masalah berarti karena foot step pasti mudah ditemukan di variasi mobil.
Jok Xpander nyaman dan tebal. Saya yakin jika digunakan untuk perjalanan panjang, pasti nyaman. Untuk driver, jok mudah diatur, baik maju mundurnya maupun kemiringan sandaran punggung. Setir dilengkapi dengan fitur tilt dan telescope. Dengan berbagai kombinasi tersebut, driver sangat dimanjakan karena bisa dengan mudah menyesuaikan posisi setir dan kursi agar cocok dengan postur tubuhnya. Setirnya menggunakan setir yang sama dengan Mirage Exceed, termasuk kelengkapan tombol-tombolnya.
Ruang duduk driver luas, jauh terasa lebih lapang dibandingkan dengan Avanza. Ruang pandang ke depan juga baik, hanya saja dashboard sedikit lebih tinggi daripada Avanza. Mohon maaf Avanza saya jadikan pembanding karena hampir pasti semua orang pernah naik Avanza, minimal menengok interiornya lah.
Ruang penyimpanan di dashboard, menurut saya agak kurang karena hanya tersedia di bawah tombol AC (bagian bawah head unit) serta sebuah ruang memanjang secara horisontal di atas laci di dashboard sebelah kiri.
Sedangkan ruang simpan di bagian bawah pintu cukup lapang, bisa memuat dua botol minuman dan beberapa barang kecil.
Pada konsol tengah, tersedia dua buah ceruk untuk menampung dua buah gelas atau botol serta sebuah kotak penyimpan yang di dalamnya terdapat power outlet yang bisa dimanfaatkan untuk isi ulang ponsel. Cuma sayangnya modelnya masih pake colokan seperti pemantik api.
Baris kedua Xpander lapang, bahkan bila baris ketiga tidak “dihuni”, pengguna baris kedua ini bisa memundurkan kursinya ke belakang untuk mendapatkan leg room yang luas. Kursi baris kedua terbagi menjadi dua dengan perbandingan 60:40. Pintu baris kedua juga menyediakan ruang simpan untuk botol, namun hanya satu botol yang muat.
Di atas baris kedua terdapat blower AC untuk memastikan AC berhembus hingga ke baris ketiga.
Mundur lagi ke baris ketiga, leg room-nya relatif cukup manusiawi lah. Plus ada lagi colokan power di sisi kanan. Cuma yang mengganggu banget itu rel jok baris keduanya. Mudah-mudahan diperbaiki di versi facelift.
Baris ketiga ini sandarannya bisa direbahkan, tentu saja saat bagasi tidak penuh barang. Pelipatan sandaran ke depan juga relatif mudah, cukup dengan menarik tali yang ada di bagian atas sandaran dan mendorongnya ke depan. Saat sandaran jok baris ketiga dan kedua direbahkan semua, sandaran jok ini bisa rata hanya saja agak menurun ke belakang, tidak horisontal.
Di bagasi ada ruang di bawah lantai yang bisa digunakan untuk penyimpanan.
Nah, nampaknya soal interior cukup segitu dulu ya. Toh pasti banyak yang sudah melihat sendiri khan?
Sensasi Pengendaraan
Jantung berdegup dan hati berdesir ketika sudah duduk di kursi pengemudi. Maklumlah, saya sendiri sebenarnya ngefans sama mobil ini ketika fotonya sudah mulai viral di internet. Cuma ya karena belum mampu beli, perasaan itu dipendam saja, jadi kesempatan tes drive ini benar-benar harus dinikmati.
Namun adrenalin itu sempat drop ke titik terendah ketika kunci kontak saya masukkan ke lubang kunci dan memutar starter. Loh, kok gak bunyi?
Haha, ternyata untuk menyalakan mesin Xpander, pedal kopling kudu diinjak dulu. Maklum ndeso. Jadi barulah ketika pedal kopling saya injak, mesin mau menyala.
Getaran mesin halus sekali, sudah sewajarnya karena ini mobil baru, 4 silinder pula. Tapi itu juga menandakan peredamannya baik. Di dalam kabin Xpander ini memang cukup kedap dan hening.
OK, masuk ke gigi satu dan tariiiikk. Saya sempat punya ekspektasi Xpander ini agak lemot, tapi nyatanya tarikannya responsif. Sensasinya mirip dengan Brio Satya.
Perpindahan gigi sangat mulus, perpindahan tongkat persneling sangat halus, nyaris tak terasa. Perpindahan tongkat persneling yang ringan ini menyenangkan dan menurut saya pasti disukai oleh ibu-ibu. Hanya saja bagi saya kurang memberikan sensasi nyetir mobil manual. Untuk soal perpindahan gigi persneling, saya paling suka dengan Brio Satya, ringan tapi masih menyisakan sensasi “benturan” saat dipindah dan bunyi “klak-klak” yang khas. Mungkin padanannya adalah keyboard komputer masa kini vs keyboard komputer mekanik di era PC masih bermesin Pentium.
Saya hanya sempat menjajal Xpander di jalan aspal yang mulus, namun cukup lah untuk merasakan suspensinya, terutama saat saya ajak menikung dengan kecepatan rada tinggi. Xpander ini relatif tidak limbung saat menikung, dan karena suspensinya masih menggunakan torsion beam, saya acungi jempol kepada engineernya. Memang konon suspensinya mengadopsi teknologi suspensi Lancer. Saat saya banting setir untuk pindah lajur, mendahului kendaraan di depan, juga tidak terlalu terasa mengayun.
Power steering Xpander sangat ringan. Sekali lagi, ini pasti menyenangkan bagi ibu-ibu namun bagi mereka yang memiliki hobi nyetir, pasti akan merasa ringannya setir ini sedikit kurang memberikan feedback.
“Meteran” yang ada di dashboard relatif mudah dibaca. Ada speedometer, RPM, kapasitas bahan bakar, MID, dan - ini yang paling menyenangkan - temperatur mesin. Yang disebut terakhir ini sudah jarang menjadi kelengkapan standar mobil-mobil masa kini, adanya cuma indikator yang hanya menyala bila mesin sudah overheat saja. Di MID, konsumsi bahan bakar menunjukkan angka 13 km/liter. Surprise loh, kirain Xpander rada boros.
Tiba saatnya saya putar balik untuk kembali ke dealer dan saat memutar, radius putar Xpander cukup kecil sehingga saat bisa berputar sekali jadi tanpa harus melakukan koreksi. Saat hendak berputar, saya juga menyempatkan diri mencoba apakah tuas lampu seinnya dilengkapi dengan blinker dan ternyata memang ada. Tuas lampu seinnya ditowel sedikit, lampu sein akan menyala tiga kali. Jika ingin menyala penuh, tarik hingga berbunyi klik, bunyi yang halus dibandingkan dengan bunyi tuas sein Mirage yang kasar.
Omong-omong soal bunyi, bunyi klakson Xpander cukup merdu. Audio systemnya pun kualitasnya sama dengan Mirage, bahkan sangat mungkin sedikit lebih bagus.
Saat kembali ke tempat parkir, saya harus memundurkan Xpander dan baru menyadari bila ternyata arah persneling mundurnya mirip mobil eropa, yaitu seperti mengarah masuk ke gigi satu, namun harus didahului dengan mengangkat cincin yang mengelilingi tuas persneling tersebut.
Kesimpulan
Nah, itulah kesan saya saat melakukan tes drive Xpander. Berikut ini kesimpulan yang bisa saya tarik dari tes drive Mitsubishi Xpander Exceed M/T ini:
Pros:
• Kabin luas dan hening
• AC dingin
• Setir dilengkapi tilt dan telescop
• Tarikan responsif
• BBM lumayan irit (based on MID)
Cons:
• Setir terlalu ringan, feedback kurang
• Tempat penyimpanan di dashboard relatif sedikit
• Rel jok baris kedua mengganggu baris ketiga
• Tuas hand brake segede gaban
Video menyusul yaaa, maklum belum sempat mengeditnya
Sebuah chat di WhatsApp meluncur masuk ke ponsel saya. “Sore Oom, ini unit review sudah ada di kantor, silakan datang dan mencoba”. Namun kali ini bukan hape yang saya tes, melainkan sebuah mobil. Xpander Exceed M/T. Tentu saja kesempatan ini tidak saya lewatkan dong.
Nah, setelah ambil video singkat, langsung deh saya nyoba. BTW, kenapa video doang? Ya karena foto-fotonya udah saya lakukan pas kebetulan bisa mampir ke GIIAS, bulan Agustus 2017 lalu.
Baik, langsung saja ya, inilah kesan saya terhadap Mitsubishi Xpander.
Eksterior
Soal eksterior Xpander ini sepertinya tidak perlu terlalu banyak diceritakan ya. Pasti kehebohan soal launchingnya sudah bikin eneg dan sampai hafal soal eksteriornya.
Mungkin yang sedikit bisa saya ceritakan cuma soal penutup lampu utama. Penutup lampu tersebut bukan kaca tapi mika. Hanya saja pihak Mitsubishi mengklaim jika mika tersebut sangat kuat, jauh lebih kuat dibandingkan dengan kaca. Jadi ini setidaknya mengurangi kekhawatiran mika tersebut pecah terkena batu misalnya, karena posisinya yang memang sangat di bawah begitu.
Mari kita tunggu, apakah ke depannya bakal ada keluhan soal mika ini atau tidak.
Under the Hood
Jujur saja saya tidak mengerti soal mesin mobil. Hanya saja, melihat posisi mesin di dalam ruang mesinnya, nampaknya cukup luas karena posisi mesinnya agak ke bawah, sehingga memudahkan teknisi untuk melakukan perbaikan atau penyetelan.
Aki Xpander juga kecil, jauh lebih kecil daripada aki Mirage, padahal mobilnya lebih besar.
Interior
Begitu menerima kunci kontak, saya langsung membuka pintu dan masuk ke dalam kabin di posisi kanan depan. Door handle model bridge yang membuat Xpander nampak elegan ini ringan dan memudahkan saat membuka pintu.
Lantainya Xpander sedikit tinggi, buat saya tentu tidak menjadi masalah namun bagi orang yang sudah sepuh, mungkin bisa jadi kurang nyaman. Sayang sekali memang Xpander tidak dilengkapi dengan foot step. Cuma sepertinya hal tersebut tidak menjadi masalah berarti karena foot step pasti mudah ditemukan di variasi mobil.
Jok Xpander nyaman dan tebal. Saya yakin jika digunakan untuk perjalanan panjang, pasti nyaman. Untuk driver, jok mudah diatur, baik maju mundurnya maupun kemiringan sandaran punggung. Setir dilengkapi dengan fitur tilt dan telescope. Dengan berbagai kombinasi tersebut, driver sangat dimanjakan karena bisa dengan mudah menyesuaikan posisi setir dan kursi agar cocok dengan postur tubuhnya. Setirnya menggunakan setir yang sama dengan Mirage Exceed, termasuk kelengkapan tombol-tombolnya.
Ruang duduk driver luas, jauh terasa lebih lapang dibandingkan dengan Avanza. Ruang pandang ke depan juga baik, hanya saja dashboard sedikit lebih tinggi daripada Avanza. Mohon maaf Avanza saya jadikan pembanding karena hampir pasti semua orang pernah naik Avanza, minimal menengok interiornya lah.
Ruang penyimpanan di dashboard, menurut saya agak kurang karena hanya tersedia di bawah tombol AC (bagian bawah head unit) serta sebuah ruang memanjang secara horisontal di atas laci di dashboard sebelah kiri.
Sedangkan ruang simpan di bagian bawah pintu cukup lapang, bisa memuat dua botol minuman dan beberapa barang kecil.
Pada konsol tengah, tersedia dua buah ceruk untuk menampung dua buah gelas atau botol serta sebuah kotak penyimpan yang di dalamnya terdapat power outlet yang bisa dimanfaatkan untuk isi ulang ponsel. Cuma sayangnya modelnya masih pake colokan seperti pemantik api.
Baris kedua Xpander lapang, bahkan bila baris ketiga tidak “dihuni”, pengguna baris kedua ini bisa memundurkan kursinya ke belakang untuk mendapatkan leg room yang luas. Kursi baris kedua terbagi menjadi dua dengan perbandingan 60:40. Pintu baris kedua juga menyediakan ruang simpan untuk botol, namun hanya satu botol yang muat.
Di atas baris kedua terdapat blower AC untuk memastikan AC berhembus hingga ke baris ketiga.
Mundur lagi ke baris ketiga, leg room-nya relatif cukup manusiawi lah. Plus ada lagi colokan power di sisi kanan. Cuma yang mengganggu banget itu rel jok baris keduanya. Mudah-mudahan diperbaiki di versi facelift.
Baris ketiga ini sandarannya bisa direbahkan, tentu saja saat bagasi tidak penuh barang. Pelipatan sandaran ke depan juga relatif mudah, cukup dengan menarik tali yang ada di bagian atas sandaran dan mendorongnya ke depan. Saat sandaran jok baris ketiga dan kedua direbahkan semua, sandaran jok ini bisa rata hanya saja agak menurun ke belakang, tidak horisontal.
Di bagasi ada ruang di bawah lantai yang bisa digunakan untuk penyimpanan.
Nah, nampaknya soal interior cukup segitu dulu ya. Toh pasti banyak yang sudah melihat sendiri khan?
Sensasi Pengendaraan
Jantung berdegup dan hati berdesir ketika sudah duduk di kursi pengemudi. Maklumlah, saya sendiri sebenarnya ngefans sama mobil ini ketika fotonya sudah mulai viral di internet. Cuma ya karena belum mampu beli, perasaan itu dipendam saja, jadi kesempatan tes drive ini benar-benar harus dinikmati.
Namun adrenalin itu sempat drop ke titik terendah ketika kunci kontak saya masukkan ke lubang kunci dan memutar starter. Loh, kok gak bunyi?
Haha, ternyata untuk menyalakan mesin Xpander, pedal kopling kudu diinjak dulu. Maklum ndeso. Jadi barulah ketika pedal kopling saya injak, mesin mau menyala.
Getaran mesin halus sekali, sudah sewajarnya karena ini mobil baru, 4 silinder pula. Tapi itu juga menandakan peredamannya baik. Di dalam kabin Xpander ini memang cukup kedap dan hening.
OK, masuk ke gigi satu dan tariiiikk. Saya sempat punya ekspektasi Xpander ini agak lemot, tapi nyatanya tarikannya responsif. Sensasinya mirip dengan Brio Satya.
Perpindahan gigi sangat mulus, perpindahan tongkat persneling sangat halus, nyaris tak terasa. Perpindahan tongkat persneling yang ringan ini menyenangkan dan menurut saya pasti disukai oleh ibu-ibu. Hanya saja bagi saya kurang memberikan sensasi nyetir mobil manual. Untuk soal perpindahan gigi persneling, saya paling suka dengan Brio Satya, ringan tapi masih menyisakan sensasi “benturan” saat dipindah dan bunyi “klak-klak” yang khas. Mungkin padanannya adalah keyboard komputer masa kini vs keyboard komputer mekanik di era PC masih bermesin Pentium.
Saya hanya sempat menjajal Xpander di jalan aspal yang mulus, namun cukup lah untuk merasakan suspensinya, terutama saat saya ajak menikung dengan kecepatan rada tinggi. Xpander ini relatif tidak limbung saat menikung, dan karena suspensinya masih menggunakan torsion beam, saya acungi jempol kepada engineernya. Memang konon suspensinya mengadopsi teknologi suspensi Lancer. Saat saya banting setir untuk pindah lajur, mendahului kendaraan di depan, juga tidak terlalu terasa mengayun.
Power steering Xpander sangat ringan. Sekali lagi, ini pasti menyenangkan bagi ibu-ibu namun bagi mereka yang memiliki hobi nyetir, pasti akan merasa ringannya setir ini sedikit kurang memberikan feedback.
“Meteran” yang ada di dashboard relatif mudah dibaca. Ada speedometer, RPM, kapasitas bahan bakar, MID, dan - ini yang paling menyenangkan - temperatur mesin. Yang disebut terakhir ini sudah jarang menjadi kelengkapan standar mobil-mobil masa kini, adanya cuma indikator yang hanya menyala bila mesin sudah overheat saja. Di MID, konsumsi bahan bakar menunjukkan angka 13 km/liter. Surprise loh, kirain Xpander rada boros.
Tiba saatnya saya putar balik untuk kembali ke dealer dan saat memutar, radius putar Xpander cukup kecil sehingga saat bisa berputar sekali jadi tanpa harus melakukan koreksi. Saat hendak berputar, saya juga menyempatkan diri mencoba apakah tuas lampu seinnya dilengkapi dengan blinker dan ternyata memang ada. Tuas lampu seinnya ditowel sedikit, lampu sein akan menyala tiga kali. Jika ingin menyala penuh, tarik hingga berbunyi klik, bunyi yang halus dibandingkan dengan bunyi tuas sein Mirage yang kasar.
Omong-omong soal bunyi, bunyi klakson Xpander cukup merdu. Audio systemnya pun kualitasnya sama dengan Mirage, bahkan sangat mungkin sedikit lebih bagus.
Saat kembali ke tempat parkir, saya harus memundurkan Xpander dan baru menyadari bila ternyata arah persneling mundurnya mirip mobil eropa, yaitu seperti mengarah masuk ke gigi satu, namun harus didahului dengan mengangkat cincin yang mengelilingi tuas persneling tersebut.
Kesimpulan
Nah, itulah kesan saya saat melakukan tes drive Xpander. Berikut ini kesimpulan yang bisa saya tarik dari tes drive Mitsubishi Xpander Exceed M/T ini:
Pros:
• Kabin luas dan hening
• AC dingin
• Setir dilengkapi tilt dan telescop
• Tarikan responsif
• BBM lumayan irit (based on MID)
Cons:
• Setir terlalu ringan, feedback kurang
• Tempat penyimpanan di dashboard relatif sedikit
• Rel jok baris kedua mengganggu baris ketiga
• Tuas hand brake segede gaban
Video menyusul yaaa, maklum belum sempat mengeditnya
Monggo mampir ke blog saya http://yahyakurniawan.net
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 5721
- Joined: Thu Jun 05, 2014 13:03
- Daily Vehicle: [cencored]
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Petromak.
Nais ripiu om Yahya, ini emang mobil mantep banget di kelas LMPV.
Menurut ane cukup all round di atas kertas sama dari review2 awal. Tinggal tunggu aja apa ada problem membandel yang belum bisa diliat sekarang.
Nais ripiu om Yahya, ini emang mobil mantep banget di kelas LMPV.
Menurut ane cukup all round di atas kertas sama dari review2 awal. Tinggal tunggu aja apa ada problem membandel yang belum bisa diliat sekarang.
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1060
- Joined: Tue Aug 20, 2013 8:41
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
kalau ada test drive manual saya minat banget di jakarta buat mertua.
tadi test drive ultimate AT.
Prosnya:
Transmisi alus
Mesin alus
Paling kedap suara
Tinggi
Setir paling responsif geraknya
Cons:
Rem nekennya harus dalem
mesin ga kenceng amat
inden lama bener
harganya sama sienta diskonan sama
jadi galau.. wkwkwk
tadi test drive ultimate AT.
Prosnya:
Transmisi alus
Mesin alus
Paling kedap suara
Tinggi
Setir paling responsif geraknya
Cons:
Rem nekennya harus dalem
mesin ga kenceng amat
inden lama bener
harganya sama sienta diskonan sama
jadi galau.. wkwkwk
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2112
- Joined: Wed Jan 25, 2017 9:12
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
very nice review om yahya..
tapi lain kali kalo bisa gambar gambarnya ditambah lagi..
btw, request review mobil mobil lain dong om..
tapi lain kali kalo bisa gambar gambarnya ditambah lagi..
btw, request review mobil mobil lain dong om..
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 4599
- Joined: Sun Oct 09, 2016 15:14
- Location: East Jakarta
- Daily Vehicle: BRV Prestige Non HS 2023 - AN HRV SE 2023
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Nice review om, calon pengganti GE8 tua saya nih hehehe, btw setuju sama yg dikatakan sm om vp920b diatas, indennya lama bener, pada bosen liat LMPV yg gitu2 aja kali ya, soalnya xpander merupakan the best LMPV dikelasnya menurut saya
Past:
'09 GE8
'10 CRV RE
'13 CX5
'17 Xpander
'19 Yaris
'18 CX5
'18 ANF 2GD
'18 HRV
'18 ANKI 2GD
'19 CRV
'14 GNKI 1TR
'22 brio
'18 RX300
'18 ANPS
Now:
'23 voxy
'23 BRV
'23 HRV
'09 GE8
'10 CRV RE
'13 CX5
'17 Xpander
'19 Yaris
'18 CX5
'18 ANF 2GD
'18 HRV
'18 ANKI 2GD
'19 CRV
'14 GNKI 1TR
'22 brio
'18 RX300
'18 ANPS
Now:
'23 voxy
'23 BRV
'23 HRV
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1406
- Joined: Tue Feb 23, 2016 2:09
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
om itu posisi handbrake mengganggu gak terutama pada saat perpindahan transmisi..??
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 176
- Joined: Mon Jun 13, 2016 14:47
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
G mengganggu kok omiwing wrote:om itu posisi handbrake mengganggu gak terutama pada saat perpindahan transmisi..??
Cuma posisinya agak ketinggian jadi agak "kaku" kalo mau narik
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1056
- Joined: Sat Sep 03, 2016 13:25
- Daily Vehicle: Galant + Mx King
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Nice review om
Kebetulan saya kepo sama xpander yang m/t
Btw jadi pengen test drive nih
Oiya, itu tuas presneling mantab kah om perpindahannya? Di bandingin avanza gitu?
Soal handbrake besar, kalo saya kok malah demen ya, rasanya lebih "macho"
(Ngutip om mobi)
Kebetulan saya kepo sama xpander yang m/t
Btw jadi pengen test drive nih
Oiya, itu tuas presneling mantab kah om perpindahannya? Di bandingin avanza gitu?
Soal handbrake besar, kalo saya kok malah demen ya, rasanya lebih "macho"
(Ngutip om mobi)
'98 new galant st black -5 mt
'15 mx king blue movistar - 5 mt
'15 mx king blue movistar - 5 mt
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 944
- Joined: Fri Jul 20, 2012 13:31
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Reviewartoodetoo wrote: ↑Mon Oct 09, 2017 13:36 Tulisan ini telah saya tulis juga di blog saya https://yahyakurniawan.net/otomotif/kes ... e-xpander/
Sebuah chat di WhatsApp meluncur masuk ke ponsel saya. “Sore Oom, ini unit review sudah ada di kantor, silakan datang dan mencoba”. Namun kali ini bukan hape yang saya tes, melainkan sebuah mobil. Xpander Exceed M/T. Tentu saja kesempatan ini tidak saya lewatkan dong.
Nah, setelah ambil video singkat, langsung deh saya nyoba. BTW, kenapa video doang? Ya karena foto-fotonya udah saya lakukan pas kebetulan bisa mampir ke GIIAS, bulan Agustus 2017 lalu.
Baik, langsung saja ya, inilah kesan saya terhadap Mitsubishi Xpander.
Eksterior
Soal eksterior Xpander ini sepertinya tidak perlu terlalu banyak diceritakan ya. Pasti kehebohan soal launchingnya sudah bikin eneg dan sampai hafal soal eksteriornya.
Mungkin yang sedikit bisa saya ceritakan cuma soal penutup lampu utama. Penutup lampu tersebut bukan kaca tapi mika. Hanya saja pihak Mitsubishi mengklaim jika mika tersebut sangat kuat, jauh lebih kuat dibandingkan dengan kaca. Jadi ini setidaknya mengurangi kekhawatiran mika tersebut pecah terkena batu misalnya, karena posisinya yang memang sangat di bawah begitu.
Mari kita tunggu, apakah ke depannya bakal ada keluhan soal mika ini atau tidak.
Under the Hood
Jujur saja saya tidak mengerti soal mesin mobil. Hanya saja, melihat posisi mesin di dalam ruang mesinnya, nampaknya cukup luas karena posisi mesinnya agak ke bawah, sehingga memudahkan teknisi untuk melakukan perbaikan atau penyetelan.
Aki Xpander juga kecil, jauh lebih kecil daripada aki Mirage, padahal mobilnya lebih besar.
Interior
Begitu menerima kunci kontak, saya langsung membuka pintu dan masuk ke dalam kabin di posisi kanan depan. Door handle model bridge yang membuat Xpander nampak elegan ini ringan dan memudahkan saat membuka pintu.
Lantainya Xpander sedikit tinggi, buat saya tentu tidak menjadi masalah namun bagi orang yang sudah sepuh, mungkin bisa jadi kurang nyaman. Sayang sekali memang Xpander tidak dilengkapi dengan foot step. Cuma sepertinya hal tersebut tidak menjadi masalah berarti karena foot step pasti mudah ditemukan di variasi mobil.
Jok Xpander nyaman dan tebal. Saya yakin jika digunakan untuk perjalanan panjang, pasti nyaman. Untuk driver, jok mudah diatur, baik maju mundurnya maupun kemiringan sandaran punggung. Setir dilengkapi dengan fitur tilt dan telescope. Dengan berbagai kombinasi tersebut, driver sangat dimanjakan karena bisa dengan mudah menyesuaikan posisi setir dan kursi agar cocok dengan postur tubuhnya. Setirnya menggunakan setir yang sama dengan Mirage Exceed, termasuk kelengkapan tombol-tombolnya.
Ruang duduk driver luas, jauh terasa lebih lapang dibandingkan dengan Avanza. Ruang pandang ke depan juga baik, hanya saja dashboard sedikit lebih tinggi daripada Avanza. Mohon maaf Avanza saya jadikan pembanding karena hampir pasti semua orang pernah naik Avanza, minimal menengok interiornya lah.
Ruang penyimpanan di dashboard, menurut saya agak kurang karena hanya tersedia di bawah tombol AC (bagian bawah head unit) serta sebuah ruang memanjang secara horisontal di atas laci di dashboard sebelah kiri.
Sedangkan ruang simpan di bagian bawah pintu cukup lapang, bisa memuat dua botol minuman dan beberapa barang kecil.
Pada konsol tengah, tersedia dua buah ceruk untuk menampung dua buah gelas atau botol serta sebuah kotak penyimpan yang di dalamnya terdapat power outlet yang bisa dimanfaatkan untuk isi ulang ponsel. Cuma sayangnya modelnya masih pake colokan seperti pemantik api.
Baris kedua Xpander lapang, bahkan bila baris ketiga tidak “dihuni”, pengguna baris kedua ini bisa memundurkan kursinya ke belakang untuk mendapatkan leg room yang luas. Kursi baris kedua terbagi menjadi dua dengan perbandingan 60:40. Pintu baris kedua juga menyediakan ruang simpan untuk botol, namun hanya satu botol yang muat.
Di atas baris kedua terdapat blower AC untuk memastikan AC berhembus hingga ke baris ketiga.
Mundur lagi ke baris ketiga, leg room-nya relatif cukup manusiawi lah. Plus ada lagi colokan power di sisi kanan. Cuma yang mengganggu banget itu rel jok baris keduanya. Mudah-mudahan diperbaiki di versi facelift.
Baris ketiga ini sandarannya bisa direbahkan, tentu saja saat bagasi tidak penuh barang. Pelipatan sandaran ke depan juga relatif mudah, cukup dengan menarik tali yang ada di bagian atas sandaran dan mendorongnya ke depan. Saat sandaran jok baris ketiga dan kedua direbahkan semua, sandaran jok ini bisa rata hanya saja agak menurun ke belakang, tidak horisontal.
Di bagasi ada ruang di bawah lantai yang bisa digunakan untuk penyimpanan.
Nah, nampaknya soal interior cukup segitu dulu ya. Toh pasti banyak yang sudah melihat sendiri khan?
Sensasi Pengendaraan
Jantung berdegup dan hati berdesir ketika sudah duduk di kursi pengemudi. Maklumlah, saya sendiri sebenarnya ngefans sama mobil ini ketika fotonya sudah mulai viral di internet. Cuma ya karena belum mampu beli, perasaan itu dipendam saja, jadi kesempatan tes drive ini benar-benar harus dinikmati.
Namun adrenalin itu sempat drop ke titik terendah ketika kunci kontak saya masukkan ke lubang kunci dan memutar starter. Loh, kok gak bunyi?
Haha, ternyata untuk menyalakan mesin Xpander, pedal kopling kudu diinjak dulu. Maklum ndeso. Jadi barulah ketika pedal kopling saya injak, mesin mau menyala.
Getaran mesin halus sekali, sudah sewajarnya karena ini mobil baru, 4 silinder pula. Tapi itu juga menandakan peredamannya baik. Di dalam kabin Xpander ini memang cukup kedap dan hening.
OK, masuk ke gigi satu dan tariiiikk. Saya sempat punya ekspektasi Xpander ini agak lemot, tapi nyatanya tarikannya responsif. Sensasinya mirip dengan Brio Satya.
Perpindahan gigi sangat mulus, perpindahan tongkat persneling sangat halus, nyaris tak terasa. Perpindahan tongkat persneling yang ringan ini menyenangkan dan menurut saya pasti disukai oleh ibu-ibu. Hanya saja bagi saya kurang memberikan sensasi nyetir mobil manual. Untuk soal perpindahan gigi persneling, saya paling suka dengan Brio Satya, ringan tapi masih menyisakan sensasi “benturan” saat dipindah dan bunyi “klak-klak” yang khas. Mungkin padanannya adalah keyboard komputer masa kini vs keyboard komputer mekanik di era PC masih bermesin Pentium.
Saya hanya sempat menjajal Xpander di jalan aspal yang mulus, namun cukup lah untuk merasakan suspensinya, terutama saat saya ajak menikung dengan kecepatan rada tinggi. Xpander ini relatif tidak limbung saat menikung, dan karena suspensinya masih menggunakan torsion beam, saya acungi jempol kepada engineernya. Memang konon suspensinya mengadopsi teknologi suspensi Lancer. Saat saya banting setir untuk pindah lajur, mendahului kendaraan di depan, juga tidak terlalu terasa mengayun.
Power steering Xpander sangat ringan. Sekali lagi, ini pasti menyenangkan bagi ibu-ibu namun bagi mereka yang memiliki hobi nyetir, pasti akan merasa ringannya setir ini sedikit kurang memberikan feedback.
“Meteran” yang ada di dashboard relatif mudah dibaca. Ada speedometer, RPM, kapasitas bahan bakar, MID, dan - ini yang paling menyenangkan - temperatur mesin. Yang disebut terakhir ini sudah jarang menjadi kelengkapan standar mobil-mobil masa kini, adanya cuma indikator yang hanya menyala bila mesin sudah overheat saja. Di MID, konsumsi bahan bakar menunjukkan angka 13 km/liter. Surprise loh, kirain Xpander rada boros.
Tiba saatnya saya putar balik untuk kembali ke dealer dan saat memutar, radius putar Xpander cukup kecil sehingga saat bisa berputar sekali jadi tanpa harus melakukan koreksi. Saat hendak berputar, saya juga menyempatkan diri mencoba apakah tuas lampu seinnya dilengkapi dengan blinker dan ternyata memang ada. Tuas lampu seinnya ditowel sedikit, lampu sein akan menyala tiga kali. Jika ingin menyala penuh, tarik hingga berbunyi klik, bunyi yang halus dibandingkan dengan bunyi tuas sein Mirage yang kasar.
Omong-omong soal bunyi, bunyi klakson Xpander cukup merdu. Audio systemnya pun kualitasnya sama dengan Mirage, bahkan sangat mungkin sedikit lebih bagus.
Saat kembali ke tempat parkir, saya harus memundurkan Xpander dan baru menyadari bila ternyata arah persneling mundurnya mirip mobil eropa, yaitu seperti mengarah masuk ke gigi satu, namun harus didahului dengan mengangkat cincin yang mengelilingi tuas persneling tersebut.
Kesimpulan
Nah, itulah kesan saya saat melakukan tes drive Xpander. Berikut ini kesimpulan yang bisa saya tarik dari tes drive Mitsubishi Xpander Exceed M/T ini:
Pros:
• Kabin luas dan hening
• AC dingin
• Setir dilengkapi tilt dan telescop
• Tarikan responsif
• BBM lumayan irit (based on MID)
Cons:
• Setir terlalu ringan, feedback kurang
• Tempat penyimpanan di dashboard relatif sedikit
• Rel jok baris kedua mengganggu baris ketiga
• Tuas hand brake segede gaban
Video menyusul yaaa, maklum belum sempat mengeditnya
Hanya om yahya kurang dikit mungkin commentnya soal ‘tuas handbrake segede gaban’—>disukai ib* ib*
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1220
- Joined: Tue Nov 15, 2016 5:22
- Location: Tangerang
- Daily Vehicle: Mazda 2
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Nice review om. Akhirnya ada yg review yg M/T karena prediksi saya pasti banyakan review Xpander A/T haha. Tarikan rpm bawah responsif kah kek avanza lama? Atau lebih linear, ngisi trs ampe rpm atas? Tapi hebat juga engineernya sih kalo bisa bikin ini mobil kenceng & irit secara body paling gambot dr LMPV lainnya.
Sayang gak ada tipe sport M/T gitu, atau bahkan ultimate M/T, konsumen LMPV terutama di daerah masih banyak yg pengen trim atas M/T loh, kayak veloz M/T sama mobilio RS M/T masih cukup sering liat. Even sampe ANKI V M/T aja msh lumayan sering nemu di daerah pinggiran sini deket rumah saya haha.
Sayang gak ada tipe sport M/T gitu, atau bahkan ultimate M/T, konsumen LMPV terutama di daerah masih banyak yg pengen trim atas M/T loh, kayak veloz M/T sama mobilio RS M/T masih cukup sering liat. Even sampe ANKI V M/T aja msh lumayan sering nemu di daerah pinggiran sini deket rumah saya haha.
P5-VPS | L15Z5 | MR20DD | 2AR-FE
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 917
- Joined: Thu Feb 04, 2010 8:44
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
nice review om, kyknya sensasi manualnya bagus ya, compare sama best seller avanza G manual yg feel nya gitu deh.
Jadi pingin test drive juga nih. Oiya kalau exceed A/T saya sampai skrg blm liat unitnya apa yg matic aloksinya lbh besar ke sport dan ultimate ya?
Jadi pingin test drive juga nih. Oiya kalau exceed A/T saya sampai skrg blm liat unitnya apa yg matic aloksinya lbh besar ke sport dan ultimate ya?
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2293
- Joined: Sun Mar 06, 2011 14:00
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Katanya yg versi AT lebih lemot ya? Lebih fun to drive yg MT?
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 520
- Joined: Thu Jan 12, 2017 2:11
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
betul om..
tp normal kok, a/t model biasanya memang lebih lemot dibanding m/t unless a/t nya adalah DCT
2011 Hyundai ix35
2001 BMW E39 530i
2001 BMW E39 530i
-
- Full Member of Junior Mechanic
- Posts: 92
- Joined: Sat Mar 14, 2015 1:28
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Iya, benar sekali. Varian atasnya gk ada MTadrevolution wrote: ↑Mon Oct 09, 2017 22:01 Nice review om. Akhirnya ada yg review yg M/T karena prediksi saya pasti banyakan review Xpander A/T haha. Tarikan rpm bawah responsif kah kek avanza lama? Atau lebih linear, ngisi trs ampe rpm atas? Tapi hebat juga engineernya sih kalo bisa bikin ini mobil kenceng & irit secara body paling gambot dr LMPV lainnya.
Sayang gak ada tipe sport M/T gitu, atau bahkan ultimate M/T, konsumen LMPV terutama di daerah masih banyak yg pengen trim atas M/T loh, kayak veloz M/T sama mobilio RS M/T masih cukup sering liat. Even sampe ANKI V M/T aja msh lumayan sering nemu di daerah pinggiran sini deket rumah saya haha.
Entah kenapa Mitsu gk contoh jualannya Toyota, yg bahkan sampai varian atas pun ada MT.
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1213
- Joined: Wed May 07, 2014 2:36
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Waduh, sama ndesonya donk saya.Namun adrenalin itu sempat drop ke titik terendah ketika kunci kontak saya masukkan ke lubang kunci dan memutar starter. Loh, kok gak bunyi?
Haha, ternyata untuk menyalakan mesin Xpander, pedal kopling kudu diinjak dulu. Maklum ndeso. Jadi barulah ketika pedal kopling saya injak, mesin mau menyala.
Berarti kalo mo start mesin mesti masuk dan duduk dulu donk.
Kebiasaan saya selama ini kalo start mesin cukup buka pintu, masukin kunci kontak, putar dan start, mesin nyala, turunin kaca pintu dan tutup pintu.
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 188
- Joined: Mon May 12, 2008 2:07
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
mantep reviewnya,om sebagai pengguna mirage apabila dibandingkan xpander gmn suspensinya? terlalu empuk kah spt mirage? feedback setirnya mirip mirage kah yg kurang baik?
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1060
- Joined: Tue Aug 20, 2013 8:41
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Suspensi lebih baik dari mirage, ga empuk banget, ga keras banget.
Setir lebih baik ga keentengan koq. Tapi responsif
Setir lebih baik ga keentengan koq. Tapi responsif
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 48
- Joined: Sat Dec 17, 2016 6:23
- Location: Bandung
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Nah, ini yg disayangkan dari xpander. 2 tipe teratas ga dikasih manual, padahal pasar manual di beberapa daerah masih menjanjikan. Disini ANKI Q MT aja ada yg beli wkwkwkadrevolution wrote:Nice review om. Akhirnya ada yg review yg M/T karena prediksi saya pasti banyakan review Xpander A/T haha. Tarikan rpm bawah responsif kah kek avanza lama? Atau lebih linear, ngisi trs ampe rpm atas? Tapi hebat juga engineernya sih kalo bisa bikin ini mobil kenceng & irit secara body paling gambot dr LMPV lainnya.
Sayang gak ada tipe sport M/T gitu, atau bahkan ultimate M/T, konsumen LMPV terutama di daerah masih banyak yg pengen trim atas M/T loh, kayak veloz M/T sama mobilio RS M/T masih cukup sering liat. Even sampe ANKI V M/T aja msh lumayan sering nemu di daerah pinggiran sini deket rumah saya haha.
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 646
- Joined: Sat Nov 02, 2013 8:00
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Nice review! Dari dulu saya lebih tertarik pada 3 pedal daripada 2 pedal hehe secara kaki kiri susah kalau tidak menginjak kopling dan tidak mahir kick down A/T. Power weight to ratio pasti lebih baik di M/T apalagi dengan displacement 1.5L doang.
Bonnet Xpander ini ternyata pendek sekali, dibanding bonnet ANGL sementara dimensi panjang seperti ANGL. Mungkin itu yang menyebabkan space kabin terasa luas di kelasnya. Yang saya kurang suka hanya tidak ada cover engine sehingga kabel-kabel berkleweran berantakan di dapur pacunya. Semoga nanti akan ada cover enginenya dan ada displacement diatas 1.5L hehe
Bonnet Xpander ini ternyata pendek sekali, dibanding bonnet ANGL sementara dimensi panjang seperti ANGL. Mungkin itu yang menyebabkan space kabin terasa luas di kelasnya. Yang saya kurang suka hanya tidak ada cover engine sehingga kabel-kabel berkleweran berantakan di dapur pacunya. Semoga nanti akan ada cover enginenya dan ada displacement diatas 1.5L hehe
Last edited by Michaelktp on Tue Oct 10, 2017 14:40, edited 1 time in total.
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 760
- Joined: Sat Dec 08, 2012 10:14
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Ini mah bukan review dari kacamata reviewer hp, tapi dari kacamata fanboy...hahaha just kidding.
Eniwei, nice review om, mobilnya jg menarik bgt n so far paling menarik di antara lmpv lain
Eniwei, nice review om, mobilnya jg menarik bgt n so far paling menarik di antara lmpv lain
If you can't stop thinking about it...buy it!!!
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1074
- Joined: Sat Jun 24, 2017 15:39
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Kayaknya maksud nya bukan power to weight ratio, tapi selip kopling nya di manual lebih minim, hampir tidak ada, jadi tenaga lebih kontan. Sedangkan Matic, ada sedikit "slip" sebelum torque converter lock up.Michaelktp wrote:Nice review! Dari dulu saya lebih tertarik pada 3 pedal daripada 2 pedal hehe secara kaki kiri susah kalau tidak menginjak kopling dan tidak mahir kick down A/T. Power weight to ratio pasti lebih baik di M/T apalagi dengan displacement 1.5L doang.
Bonnet Xpander ini ternyata pendek sekali, dibanding bonnet ANGL sementara dimensi panjang seperti ANGL. Mungkin itu yang menyebabkan space kabin terasa luas di kelasnya. Yang saya kurang suka hanya tidak ada cover engine sehingga kabel-kabel berkleweran berantakan di dapur pacunya. Semoga nanti akan ada cover enginenya dan ada displacement diatas 1.5L hehe
Memang tenaga instan manual itu enak. Saya juga masih suka bawa xenia 1.3 manual, sekali2. Ditarik tenaga nya terasa instan. Tapi kalo buat sehari-hari, ampun dah...
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 944
- Joined: Fri Jul 20, 2012 13:31
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
maksudnya ' kalo buat sehari-hari ampun dah .....' itu apa yaliemivan86 wrote: ↑Tue Oct 10, 2017 15:01Kayaknya maksud nya bukan power to weight ratio, tapi selip kopling nya di manual lebih minim, hampir tidak ada, jadi tenaga lebih kontan. Sedangkan Matic, ada sedikit "slip" sebelum torque converter lock up.Michaelktp wrote:Nice review! Dari dulu saya lebih tertarik pada 3 pedal daripada 2 pedal hehe secara kaki kiri susah kalau tidak menginjak kopling dan tidak mahir kick down A/T. Power weight to ratio pasti lebih baik di M/T apalagi dengan displacement 1.5L doang.
Bonnet Xpander ini ternyata pendek sekali, dibanding bonnet ANGL sementara dimensi panjang seperti ANGL. Mungkin itu yang menyebabkan space kabin terasa luas di kelasnya. Yang saya kurang suka hanya tidak ada cover engine sehingga kabel-kabel berkleweran berantakan di dapur pacunya. Semoga nanti akan ada cover enginenya dan ada displacement diatas 1.5L hehe
Memang tenaga instan manual itu enak. Saya juga masih suka bawa xenia 1.3 manual, sekali2. Ditarik tenaga nya terasa instan. Tapi kalo buat sehari-hari, ampun dah...
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1074
- Joined: Sat Jun 24, 2017 15:39
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Ampun dah, karena di Surabaya sekarang mulai macet juga dimana-mana. Saya sehari-hari aja average speed hanya bisa di kisaran 15-17 km/jam. Jadi kalo pake manual ya ampun deh, capek nya luar biasa..RVR wrote:
maksudnya ' kalo buat sehari-hari ampun dah .....' itu apa ya
Walaupun kadang masih ingin pakai mobil manual sekali2.
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 812
- Joined: Fri Jan 15, 2016 15:00
- Location: Bandar Lampung, Lampung
- Daily Vehicle: Innova
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
Cuma sayangnya yang M/T cuma tipe Exceed ya... Padahal kalo tipe Sport atau Ultimate ada opsi M/T pasti yang minat bakal makin tinggi terutama yang demen sama transmisi manual.
Masa kalo mau tranny manual cuma mentok sampe tipe Exceed saja
*Berharap mitsu ngeluarin tipe Sport M/T biar benar" terasa sport
Masa kalo mau tranny manual cuma mentok sampe tipe Exceed saja
*Berharap mitsu ngeluarin tipe Sport M/T biar benar" terasa sport
Jangan nginjek gas dalam dalam, boros, mending nyantai aja
-
- Visitor
- Posts: 1
- Joined: Wed Oct 11, 2017 4:12
- Location: semarang
- Daily Vehicle: ertiga
Re: Kesan Test Drive Xpander Exceed M/T Dari Kacamata Reviewer Hape
ane sih masih menunggu unit nya datang kerumah he2.. exceed M/T mudah mudahan bisa sesuai expektasi ...nginden lama mungkin 2-3 bulan lagi neh