Review yang kali ini tentunya sangat ditunggu-tunggu, dan kebetulan juga ada kabar bagus dari orang Toyota dimari kalau unit test drive sudah ada.
Sooo let's get started.
Toyota Avanza....
Well bukan nama yang asing, karena tiap hari kita pelototin di jalan. Orang Indonesia gak tau Avanza mungkin sudah lama gak turun gunung atau lama merantau ke negeri seberang.

First Generation Avanza (2003-2006)

Avanza VVT-i (2006-2011)

All New Avanza (2011-2015)

All New Avanza Veloz (2011-2015)
Pelopor di kelas LMPV, cikal bakal "mobil murah". Proyek joint-venture Toyota-Daihatsu yang terbilang sangat sukses karena penjualannya tak tergoyahkan selama 10 tahun terakhir. Avanza-Xenia menjadi people mover favorit karena murah, perawatan mudah, dan didukung jaringan nasional Toyota... Ya itu kata orang-orang dan kata orang marketing Toyota.
Sampai ada jokes bilang, mobil paling susah disalip di Indonesia ya Avanza, karena begitu disalip di depan eh ada lagi

Tapi populernya Avanza ini jadi buah simalakama.
Karena harganya yang murah (di awal peluncuran th.2003 akhir cuma 99juta untuk type G), maka bisa dibilang harga sebanding kualitas (baca = murahan), dan efek dari murah ini adalah fasilitas yang sangat minim. Avanza - Xenia jadi incaran maling nomer satu selain Kijang karena saking gampangnya dimaling (hitungan detik!), juga fakta bahwa tingkat safety Avanza Xenia generasi pertama sangatlah buruk, ABS nggak ada, Airbag apalagi, rangka tipis, side impact beam nggak ada. Di kala itu tahun 2003 mungkin masih wajar karena harganya sangat murah.
Masalah timbul ketika Avanza Xenia generasi kedua meluncur di akhir 2011 dimana harga Avanza Xenia sudah sangat tinggi dan dengan fitur keselamatan dan keamanan yang sama minimnya dengan generasi pertama. Dan di 2012 kelas LMPV mulai ramai dengan hadirnya Ertiga yang tingkat keamanan dan keselamatannya lebih baik, disusul Mobilio di tahun 2014. Perlahan Avanza pun mendapat perbaikan kualitas mulai dari kursi lebih tebal, ABS, Airbag di semua tipe.
Dan Agustus tahun 2015 bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia, Avanza - Xenia melakukan facelift lagi. Diberi nama sesuai trend alay Toyota : Grand New Avanza dan Grand New Veloz (ya, nggak lagi pakai kata "Avanza" di tipe Veloz, ikut-ikutan Subaru dengan WRX STi dan Nissan dengan GT-R). Kali ini, ubahannya cukup signifikan :
1. Yang pasti berubah tampangnya jadi makin seporti dan elegan.... menurut iklannya dan orang marketing Toyota.
2. Kekedapan meningkat 19%.
3. Warna jok berubah
4. Support jok diperbaiki
5. Immobilizer .... Akhirnya.... Bentuk kuncinya gak lagi kayak kunci kost-kost an ane.
6. ABS dan Airbag di tipe G dan Veloz.
7. SIDE IMPACT BEAM sampai ditulis di brosur... kayak pengakuan kalau Avanza yang lama memang gak dilengkapi benda ini.
8. Mekanisme pelipatan jok baris ketiga 50:50
9. Head Unit baru
10. Suspensi yang (katanya) dilakukan penyesuaian biar lebih nyaman
11. Dan yang terakhir ini yang paling signifikan menurut ane... Mesin K3-VE dan 3SZ-VE zaman bahula itu sudah dipensiunkan dan diganti dengan mesin 1NR-VE dan 2NR-VE yang berteknologi Dual VVT-i dan Drive by Wire. Akhirnya setelah 10 tahun kita disuguhi teknologi zaman bahula....
12. Untuk Grand New Veloz ada pilihan tipe 1.3L, tipe 1.5 G tetap dijual (ini masih gak masuk logika bodoh ane).
Dan untuk membuktikan semua improvement ini signifikan / tidak... Mari kita lanjut ke review.
Unit test adalah tipe Veloz 1.3 Automatic.
Exterior

Nggak banyak yang dibahas dari exterior Grand New Veloz ini, Sebetulnya kalau diliat dari angle yang bener Veloz ini bagus, tapi begitu salah angle ya disaster, keliatan gemuk sekali depannya. Bemper depannya sekilas mengingatkan dengan bemper Honda Jazz RS 2011 Facelift (kenapa desainnya Toyota belakangan ikut-ikutan Honda semua


Bagian samping hampir nggak berubah kecuali lis krom kaca yang udah jadi standar sekarang... Kalau nggak mau keliatan alay sebaiknya di stiker aja.

Bagian belakang menurut saya malah makin ancur dengan garnish lampu yang niatnya mau dibuat nyambung ke list plat nomor... Tapi masalahnya ancur sekali dan keliatan gak rapi masangnya.

.... see what i mean?

Emblem Automatic yang lebih simpel dibanding logo "4MATIC" yang dulu.. mungkin diprotes sama Mercedes karena ikut-ikutan... jadi sekarang ngikut emblem Xtronic CVTnya Nissan.

Sirip yang kalau bahasa marketing nya biar lebih aerodinamis.... Gak yakin beneran diuji di windtunnel. Palingan yo asal templek wae

Wheels masih sama... di Veloz 1.3 nggak dikasih polished colour kayak di 1.5.
Interior
Interior well nggak banyak berubah kecuali finishing-finishingnya yang dibuat semakin mevvah. Panel tengah dikasih aluminium finish, dan cluster meternya yang keliatan modern (lagi-lagi) bikin inget Honda Jazz GE8. Yang jelas, nggak kampungan kayak Avanza sebelumnya yang kayak tempelan indiglow alay.





Interior dengan finishing warna baru juga bikin tampilannya lebih sedap dipandang, dan yang paling signifikan menurut ane adalah metode pelipatan 50:50 dan tambahan side support jok, memperbaiki kenyamanan di posisi nyetirnya.
Driving & Comfort
Yaaaa karena yang dicaci dari Avanza selama ini adalah aspek driving dan comfort nya, jadi mari kita coba...

Akhirnya kunci kontaknya gak kayak kunci kost-an lagi... Dan sudah dilengkapi dengan immobilizer yang memungkinkan maling kehilangan sumber pendapatan utamanya.


Unit yang digunakan adalah mesin 2NR-VE Dual VVT-i dengan power 96hp @6000 RPM dan 120Nm @4200 RPM. Dipadu dengan transmisi 4-speed Automatic jaman bahula dan Drive-by wire.
Hmmm... Dual VVT-i ? OK buat yang penasaran saya jelasin apa bedanya single VVT-i dan Dual VVT-i karena di dealer gak ada engine display yang sudah di half-cut.
Simpelnya begini, Di single VVT-i yang diatur oleh mekanisme VTC (Valve Timing Control) hanya di katup intake saja, sedangkan di katup exhaust gak diatur. Nah yang jadi masalah adalah adanya back pressure (tekanan balik) dari exhaust ke ruang bakar yang bikin temperatur tinggi dan tentu saja terjadi losses dan efisiensi berkurang terutama di RPM tinggi. Hal ini dapat dikurangi dengan memasang VTC di katup exhaust. Dengan begitu efisiensi dapat meningkat karena bukaan katup exhaust dapat dikontrol sesuai kebutuhan dan mengurangi besarnya back pressure ke ruang bakar.

Single VVT-i
Dual VVT-i
Secara teoritis adanya Dual VVT-i ini akan meningkatkan power di RPM tinggi, ya hasilnya adalah tambahan 4 horsepower itu. Nanti akan saya ceritakan di review.
Tentunya sebagai pengguna Avanza (Xenia) Automatic 1.3 lawas saya yang paling penasaran dengan mesin baru ini... Jadi saya langsung ambil posisi jadi driver. Sementara antek-antek yang lain duduk manis sebagai passenger.
Saya start engine dan..... wow... just wow. Di Xenia jadul saya ketika start engine mesin terdengar kasar dan bergetar sampai ke kabin. Di GN Veloz ini? Saya kaget karena mesin 2NR ini halus sekali. Getaran dan suaranya nyaris gak terdengar di cabin, sepertinya berkat peredam yang diaplikasikan di firewall. Plus, peningkatan kekedapannya juga sangat terasa walau dikatakan hanya 19%. Sampai disini pikiran saya masih positif dengan New Veloz ini. Posisi mengemudi juga lebih nyaman dari Avanza lama karena tambahan di side support nya.
Pindahkan tuas ke D dan.......


Saya tau penggunaan DBW akan otomatis mengurangi respon, tapi saya gak nyangka akan selemot ini. This is even slower than Mobilio yang pakai CVT. Kenapa.... kenapa responnya lambat sekali


Good news nya, angka kecelakaan Avanza di jalan akan berkurang karena respon gas yang lemot. This is no longer a suicidal car anymore... Diperkuat dengan adanya side impact beam di pintu




Tapi di luar throttle response yang annoying, this car gave me another surprise. Sebelumnya saya sempat chat di BBM dengan bro KodokPushUp tentang efek dari dual VVT-i ini (which sudah saya jelaskan di atas), dan hari ini semua dugaan saya benar. 2NR di Grand New Veloz 1.3 ini nafasnya lebih panjang dan putaran atasnya lebih "berisi" dibanding old K3-VE. Ketika saya coba injak gaspol tenaganya malah lebih kuat di putaran atas.
Another surprise, suara mirip bearing rusak di Avanza/Xenia matic generasi sebelumnya sudah hilang dan transmisi jauh-jauh-jauh lebih halus dibanding 4-speed Auto di Old Avanza/Xenia yang nyentak nyentak kayak ditendang kuda.
Dua hal di atas ini menguatkan dugaan saya kalau rasio gear nya diperhalus.
Lalu bagaimana dengan comfort ? Konon yang dikatakan di brosur dan orang marketing adalah settingan suspensi baru yang lebih nyaman... Hmmmm

Good news, karena itu nggak berakhir jadi blabbering orang marketing aja, Grand New Veloz ini nyaman. Beberapa kali lewat gundukan pasukan di belakang gak ada yang ngeluh keras, dan saya pun ngerasain demikian. Suspensi rasanya lebih ngikutin kontur jalan dibanding Avanza lama yang rasanya kayak dilempar-lempar. Even di Avanza sebelum facelift ini saya masih ngerasa agak keras walau full load, di New Veloz ini diredam dengan baik

Well walaupun bantingannya nyaman tetep kalau yang bawa seruntulan ya mabok juga... Bodyroll tetep kerasa dibanding Mobilio maupun Ertiga. Mungkin itu tujuan Toyota kasih respon throttle yang lemot... biar gak kenceng-kenceng bawanya jadi bodyroll tersamarkan... or it isn't?

Verdict
Grand New Veloz... Surprisingly banyak hal yang tidak terduga di GNV ini. Banyak improvement, ya sesuai harganya yang sudah mulai mahal dan bukan kelas mobil "rakyat" lagi. Masa iya teknologi mau ketinggalan dari Honda dan Suzuki.
Response throttle yang lemot mungkin jadi PR Toyota, opsi throttle module mungkin?


Dan harganya yang cukup tinggi... well itu lumayan bikin galau since Avanza is still Avanza... mau diganti nama Veloz gak pakai Avanza image nya ya tetep Avanza.... Bukan mobil mewah apalagi mobil buat ngeceng walau dikasih krum banyak.
Still, will pick Mobilio RS with the price as high as that.
Ada satu quote yang mau saya kutip dari bos mapia nyotnyet lagi : "baru kali ini naik Avanza kerasa naik mobil beneran"

Sekian review saya. Selamat membaca.