Selingan berita, dari bisnis Indo
rgds
[email protected]
====================================
SX4 X-Over menantang batas
Di tengah rasa penasaran konsumen di Tanah Air akan model crossover, Suzuki dengan cepat memberi jawaban. PT Indomobil Niaga International, ATPM mobil Suzuki di Indonesia, tanpa banyak basa-basi memperkenalkan model crossover, yang dinamai SX4 X-Over.
Crossover-konon akan menjadi trendsetter model kendaraan kelak-memang masih cukup asing bagi telinga konsumen Indonesia. Kalangan ATPM pun belum punya definisi yang sama persis soal model ini.
Secara umum crossover didefinisikan sebagai perpaduan model multi purpose vehicle (MPV/ kendaraan serba guna) dengan sport utility vehicle (SUV/kendaraan sport multiguna).
Di sini, Suzuki menerjemahkan crossover dalam bentuk layaknya model hatchback (sedan dengan bagasi menyatu dalam ruang kabin penumpang alias memiliki lima pintu). ATPM biasanya menyebutnya sebagai low MPV.
Suzuki SX4 memiliki alasan tersendiri untuk menyebutnya sebagai crossover, kendati dalam sistem perpajakan dikelompokkan sebagai minibus.
Kendaraan ini punya radius putar 5,3 meter, lebih kecil dibandingkan SUV yang radius putarnya lebih lebar. Ini membuat SX4 lebih lincah dan mudah berbelok di tikungan tajam. Ban yang dipakai juga berukuran besar (205/60 R16) seperti umumnya SUV.
Suzuki pun mengusung slogan Cross The Limit untuk mempromosikan model terbarunya ini. "SX4 lahir dari persilangan antara Escudo 1.6 yang ada di kelas medium SUV dan Swift yang masuk di kelompok low MPV. Ini adalah crossover pertama di Indonesia," ujar Director Marketing 4W PT IMNI Rudjojo Nirjana.
Dalam test drive dari Medan menuju Danau Toba Sumatra Utara baru-baru ini, SX4 diuji ketangguhannya dengan melaju kencang di areal perkebunan kelapa sawit. Kondisi jalan tanah yang kasar, berbatu dan berlumpur bukan halangan bagi mobil ini untuk ngebut. Di tengah guncangan jalanan yang berdebu, suasana di kabin tetap nyaman nyaris tak beda dengan Swift, termasuk luas kabinnya yang relatif sempit.
Sayangnya, kendati ground clearance cukup tinggi, lambung kenalpot berulangkali terantuk gundukan tanah sehingga menimbulkan suara gaduh di kolong mobil. Ini karena posisi lambung knalpot begitu rendah, lebih rendah dari SUV Toyota Rush atau Suzuki Escudo.
Belum pakai ABS
Sistem pengereman pada SX4 ternyata belum mengaplikasikan antilock brake system (ABS) tapi cuma cakram berventilasi (ventilated disc brake) pada roda depan dan tromol (drum brake) pada belakangnya.
Sistem rem seperti ini membuat 'pantat' mobil kadang limbung dan ngesot di kala pengereman mendadak. Kendaraan juga tidak bisa berhenti seketika. Itulah sebabnya saat melaju kencang dalam iring-iringan yang dikawal voorijder polisi-sepulang dari Danau Toba-mobil SX4 mengalami tabrak belakang.
Kecelakaan ini bermula ketika barisan SX4 yang berjumlah enam mobil melaju cukup kencang memasuki kota. Tiba-tiba ciiiiittt...mobil voorijder polisi yang berada di paling depan berhenti mendadak karena jalanan padat dan banyak orang menyeberang.
Ciiiiiiit!!!....ciiiiit!!.....ciiit!...braaaak!!! Mobil SX4 yang ada di urutan keempat menabrak kendaraan di depannya.
"Uuup...ketoke ono sing nabrak kae," kataku dalam bahasa Jawa kepada Chadie Nurtjahyadi, rekan wartawan yang duduk di kursi depan kiri. "Iyo," ujarnya singkat sambil menengok ke belakang mencari tahu.
Dari kaca spion, Head of Public Relation INMI Priyo Kurnianto yang duduk di jok belakang, terlihat pucat. "Waduh!!"
Mobil pun terpaksa diderek karena 'hidungnya' ringsek parah dan mesin tidak bisa dihidupkan lagi.
Secara keseluruhan SX4 yang direncanakan diluncurkan medio April, memang mampu menawarkan kenyamanan sekaligus ketangguhan dan yang lebih penting dari itu hemat bahan bakar. Dalam test drive, konsumsi bahan bakar paling boros tercatat 19,3 km untuk tiap liter, dan paling irit 27,3 km.
Bagi IMNI, SX4 akan diandalkan untuk menggantikan kontribusi Escudo 1.6, yang sudah dihentikan produksinya dengan target penjualan 600 unit sebulan.
Mobil yang sepenuhnya masih diimpor secara utuh (completely built-up) tersebut sebenarnya diproduksi dengan dua tipe penggerak roda yakni 4x2 dan 4x4. Sayangnya, untuk tipe 4x4 sejauh ini masih dalam penjajakan pasar. Alasannya, tarif bea masuk mobil 4x4 mencapai 45%.
Untuk sementara ini, SX4 X-Over yang berlabel harga di kisaran Rp150 jutaan, akan melenggang sendirian tanpa pesaing.
Apakah SX4 mampu membuktikan slogan Cross The Limit yang diusungnya dalam menembus batas selera konsumen yang cenderung menyukai model MPV? Pasar jugalah yang akan menentukan. (
[email protected])