NISSAN LIVINA test drive saya di China
Posted: Thu Feb 22, 2007 4:08
Hello guys and gals (jika ada) !
Sudah 20 tahun sejak saya muncul di sini, dan ternyata SM sudah jadi makin besar. Anggotanya sudah 3000 lebih ! Sebenernya saya awalnya masih malas balik, sebab takutnya lawan lama muncul lagi dan mulai perang yang rusak suasana. Tapi kali ini saya merasa kewajiban saya untuk balik, sebab mobil yang dari dulu saya laporkan ini sudah mau keluar. Kalau sudah muncul, apa gunanya laporan saya nanti ?
Masih ada sekitar 1 setengah bulan sebelum Livina muncul. Kali ini laporan saya bukan lagi spekulasi atau promosi hebohan. Kali ini saya sajikan laporan langsung dari China. Sebab saya minggu lalu ke China ada urusan, ya mana mau saya lepaskan kesempatan test drive dan lihat langsung Livina di China. Saya minta bantuan saudara saya di China untuk ajak saya ke Nissan dan lihat langsung, dengan kata Darth Vader " With my own eyes ". Pakai mata sendiri, sudah bukan lagi dari photo.
OK. Inilah laporan saya. Pertama, seperti Latio, Livina jika lihat pakai mata langsung, lebih cantik dari di photo. Tidak terlalu besar, namun tidak terlalu kecil juga. Feels just right untuk jalan dan tempat parkir di Indonesia. Yang bikin saya kaget, ground clearancenya ternyata tidak serendah yang banyak orang selama ini pikirkan. Wajar. Ngak beda jauh ama Innova. Paling lebih rendah sedikit. In all, SHE LOOKS DAMN GOOD !
Nah, masuk ke dalam, feelingnya, ngak heran, mirip Honda Stream. Tapi yang bikin saya senyum lebar, ternyata baris 3 lebih enak di dudukan banding Stream lama. Ruang kaki dan kepala lebih bagus banding Stream. TAPI, terus terang, ngak bisa fight ama baris 3nya Serena. Boleh di bilang miriplah ama baris 3nya Innova. Maklum ini mobil MPV, bukan minivan tinggi kotak. Tapi untuk mobil yang sizenya lebih kecil dikit banding Innova, interiornya melebihi expektasi saya. Sangat wajar untuk mobil ukuran segitu.
Tapi memang jika sudah biasa pakai Serena, ya Livina jelas living spacenya kalah. Juga posisi duduknya baris 3 lebih enak Serena. Livina lutut kaki agak naik berapa derajat, ya seperti mobil baris 3 umumnya seperti Avanza, Innova, Fortuner etc. Tidak separah baris 3 Terios, tapi itulah, paling mirip baris 3 Livina adalah Innova. Jangan banding ama Serena, bisa kecewa nanti.
Interior dashboardnya seperti teman sudah lihat, dengan panel kayu dan designya, enak di lihat. Mobil murah tapi interiornya ngak murahan. Jauh lebih cantik banding Lafesta, Serena baru etc. But U guys tentu sudah tau. Kursi baris 1 dan 2 bisa di sliding. Jadi jika baris 3 ngak kepakai, tinggal slide dan bisa dapat ruang kaki yang enak. Tapi dalam hal ini Latio masih lebih jago. Tapi lebih dari cukup.
Oh yes, baris 3 Livina lebih enak di dudukin banding baris 3nya Odyssey atau Grandis pasti. Memang Odyssey dan Grandis lebih besar banding Livina, tapi itu dia, don't know why. Livina lebih enak.
Ini mobil meskipun tidak ada double blower, tapi di posisi bawah antara 2 kursi depan, ada lobang AC yang bisa di atur untuk di nikmati orang di baris 2. Seperti sedan BMW. Dan orang Nissan jelaskan, untuk baris 3, ternyata di tengah atas dashboard, di atas lobang AC utama, ada special lobang AC yang posisinya paten, sudah mati, ngak bisa di atur, fungsinya supaya ada aliran AC flow ke atas dan flow ke tengah dan baris 3. Sebab jika ada double blower, akan makan ruang kepala. Dengan tidak adanya double blower, Ruang kepala bisa di maximalkan. Thats why ini mobil tingginya cuman 1590 mm. Tapi ruang kepalanya cukup memadai.
Kursi yang di sajikan juga cukup comfort. Ngak terlalu keras, tapi kayaknya Serena lebih empuk. Susah ngomong. Sebab harus duduk lama baru tau. Tapi sudah pasti lebih empuk dari kursi Stream lama yang keras itu.
OK. Mari kita nyalakan mesin. Tipe yang saya coba adalah 1800 cc manual 6 speed. Seperti mesin HR15DE dan MR20DE yang saya pernah coba, ini mesin as I expected cukup halus suaranya. Dan yang bikin saya senang, pedal koplingnya ngak keras. Enak. Off we go. Gentlemen, start your engines !
Yang inggin tau character mesin ini, mau percaya saya atau tidak terserah. Ini mesin bukan kejam, tapi KEJAM ! Brutal power ! Dengan pasangan manual 6 speed, accelerasinya berasa hampir 2 kali lipat mobil apa pun yang saya pernah coba, kecuali Nissan 350 Z roadster yang saya coba di Cibubur bulan lalu. Malah feelingnya ngak beda jauh ama roadster itu. Entah saya mimpi atau tidak. But this car is a " SOB " on the road. Nissan China bilang 0-100 km/jam perlu 10 detik. Seusai coba, feeling saya, kalau test drivernya orang Indo yang tau sendiri gila dan nekat, ngak sampai 10 detik sudah tercapai. Mungkin 9 detik cukup.
Mobil MPV ini amat stabil di tol. Orang Nissan bilang, ini mobil mau lari 190 km/jam itu bisa, easy. Tapi I said no thanks. Juga nanti ada polisi repot. Seumur hidup saya ngak pernah lebih dari 140 km/jam. Saya masih ada istri dan 2 anak di rumah. Better be safe than sorry ! Tapi itulah MPV, sangat stabil saat lari kencang di tol. Rasa saya ini mobil kalau balap ama SUV kencang macam X-Trail, di speed 160 km/jam X-Trailnya pasti sudah ketakutan. Sebab mobil tinggi di 160 km/jam tentu tidak se-stabil MPV / sedan.
Pula steering ini mobil ada macam system yang saat kecepatan rendah, stirnya enteng, tapi lari makin kencang, stirnya akan jadi makin berat, supaya tidak berbahaya di tol. Tau sendiri kalau di tol, jika stir enteng, bisa jadi takut dan rasa PDnya berkurang jauh. Man ! Ini mobil mau adu ama sedan 1500-2000 cc feeling saya gampang sekali. Ngak percaya saya coba sendiri nanti 1.5 bulan lagi.
Suspensi juga just nice. Ngak terlalu keras, ngak terlalu empuk. Ya itu sih menurut saya. Memang feeling suspensi masing masing orang bisa berbeda, tapi menurut saya, kali ini engineer Nissan stel suspensinya pas banget. Di dalam kota ngak pusing kepala gara 2 terlalu keras atau empuk. Di tol sangat PD.
Apalagi ? Oh, acousticsnya malah lebih bagus banding X-Trail / Serena. Ini mobil selain suara mesinnya halus, interiornya cukup diam. Peredamnya pasti bagus dan di posisikan dengan cermat. Juga mobilnya rasanya konstruksinya precisi dan rapat. Tidak ada rattle atau bunyi khas banyak di jumpai di mobil murah.
U guys pasti bilang, jangan puji mobil ini terus, apa kelemahannya ? Well, memang ada. Yang saya rasakan cuman satu, yaitu, sesudah biasa pakai Serena, ini mobil memang ruang cabinnya lebih kecil. Kalau jalan jauh, yang sudah terbiasa dengan cabin Serena pasti lebih ngak betah.
Tapi kalau banding Stream / Innova, its very close. Amat mirip. Susah rasakan siapa yang paling lega.
OK sudah cukup panjang. Conclusion saya ? Kalau ini mobil nanti tidak jadi " Kijang " baru Indonesia, saya akan terkejut dan binggung. Dengan harga, tampang, performance, comfort seperti itu, kecuali orang yang fanatic ama merek seperti Honda dan Toyota, ini mobil " very good ". Tidak ada alasan lagi pilih Jazz atau Innova. Bukan Jazz / Innova payah, tapi dengan harga sama, kita dapat ruang cabin extra, ruang bagasi extra, 2 kursi extra, dan performa mesin tetap gila dan cukup irit. Mau apa lagi ?
Yang saya cuman kwatir, takutnya Toyota dan Honda (also maybe Suzuki / Daihatsu ?) akan amat iri ama Nissan kali ini dan melakukan manueuver drastis upaya menjatuhkan mobil ini. Tapi I hope not, sebab selama ini, saya lihat di dunia otomotif, sainggan banding industry lain cukup gentleman. Tidak main kotor atau macam sabotase. Anyway saya inggin ngomong ama Toyota dan Honda " Jangan serakah, this time Nissan ada mobil bagus, kasilah Nissan kesempatan jadi pemain besar di Indonesia. Jangan inggin jadi monopoly terus. Fight fair and square. "
Yang mobilnya kena banjir dan inggin ganti mobil baru, kali ini, lebih ngotot lagi I say to U " Tunggu sebentar. Jangan beli mobil apapun, baru maupun bekas. Test drive Livina bulan awal April, BARU ambil keputusan. Salah besar jika buru buru pesan mobil lain. Sebab jika nanti Livina ternyata cocok, sudah beli mobil lain, mau gimana ? Jual rugi dan nambah duit lagi ?
Bisa saja ada orang yang pikir, gila Jakarta banjir kaya gitu, ngapain beli MPV ? Beli SUV baru sip. Jawaban saya simple. Justru banjir Indonesia makin ngak tanggung tanggung, scala seperti Feb itu, jangan bilang Livina, mobil macam Landcruiser, Landrover saja juga angkat tangan. Kelelep juga, ngak bisa lewat juga. Mending di rumah. Apalagi SUV murah macam Rush, Terios, juga sama akhirnya.
Pula seperti saya dulu bilang, banjir di Indo memang gila, tapi dalam setahun 365 hari, paling cuman berapa hari, seperti kali ini 4-5 hari. Sisa 360 harinya justru panas, musim kemarau. So kalau beli SUV murah, well, banjir ringgan bisa lewat (Livina juga bisa), banjir besar juga percuma, tapi beli MPV irit, bisa nikmati irit BBM selama 365 hari setahun. Paling 4 hari banjir parkir di tol atau tidur di rumah jika rumah ngak banjir.
Dan yang berjiwa muda, pakai MPV kencang ini, kalau di tol lihat sedan yang suka beam lampu di belakang mau suruh kita minggir, tinggal tancap gas, dan suruh dia makan debu mobil kita. Mau suruh saya minggir seperti lu President ? Oh ya ? Ayo, lewatin saya dulu jika mampu !
Tapi yang berjiwa lebih tua atau mau irit duit, ya Livina 1.8 lebih mahal. Ambil yang 1.5, irit dalam kota, dan di tol meskipun ngak sehebat brothernya yang 1.8, tapi cukuplah.
Prediksi saya ? Ini mobil akan seperti kijang kapsul dulu, akan berobah peta dunia otomotif Indonesia. Memang ngak sempurna ini mobil, tapi dengan price / packaging seperti itu, banyak orang akan kaget nanti.
Welcome to Indonesia Livina !
Sudah 20 tahun sejak saya muncul di sini, dan ternyata SM sudah jadi makin besar. Anggotanya sudah 3000 lebih ! Sebenernya saya awalnya masih malas balik, sebab takutnya lawan lama muncul lagi dan mulai perang yang rusak suasana. Tapi kali ini saya merasa kewajiban saya untuk balik, sebab mobil yang dari dulu saya laporkan ini sudah mau keluar. Kalau sudah muncul, apa gunanya laporan saya nanti ?
Masih ada sekitar 1 setengah bulan sebelum Livina muncul. Kali ini laporan saya bukan lagi spekulasi atau promosi hebohan. Kali ini saya sajikan laporan langsung dari China. Sebab saya minggu lalu ke China ada urusan, ya mana mau saya lepaskan kesempatan test drive dan lihat langsung Livina di China. Saya minta bantuan saudara saya di China untuk ajak saya ke Nissan dan lihat langsung, dengan kata Darth Vader " With my own eyes ". Pakai mata sendiri, sudah bukan lagi dari photo.
OK. Inilah laporan saya. Pertama, seperti Latio, Livina jika lihat pakai mata langsung, lebih cantik dari di photo. Tidak terlalu besar, namun tidak terlalu kecil juga. Feels just right untuk jalan dan tempat parkir di Indonesia. Yang bikin saya kaget, ground clearancenya ternyata tidak serendah yang banyak orang selama ini pikirkan. Wajar. Ngak beda jauh ama Innova. Paling lebih rendah sedikit. In all, SHE LOOKS DAMN GOOD !
Nah, masuk ke dalam, feelingnya, ngak heran, mirip Honda Stream. Tapi yang bikin saya senyum lebar, ternyata baris 3 lebih enak di dudukan banding Stream lama. Ruang kaki dan kepala lebih bagus banding Stream. TAPI, terus terang, ngak bisa fight ama baris 3nya Serena. Boleh di bilang miriplah ama baris 3nya Innova. Maklum ini mobil MPV, bukan minivan tinggi kotak. Tapi untuk mobil yang sizenya lebih kecil dikit banding Innova, interiornya melebihi expektasi saya. Sangat wajar untuk mobil ukuran segitu.
Tapi memang jika sudah biasa pakai Serena, ya Livina jelas living spacenya kalah. Juga posisi duduknya baris 3 lebih enak Serena. Livina lutut kaki agak naik berapa derajat, ya seperti mobil baris 3 umumnya seperti Avanza, Innova, Fortuner etc. Tidak separah baris 3 Terios, tapi itulah, paling mirip baris 3 Livina adalah Innova. Jangan banding ama Serena, bisa kecewa nanti.
Interior dashboardnya seperti teman sudah lihat, dengan panel kayu dan designya, enak di lihat. Mobil murah tapi interiornya ngak murahan. Jauh lebih cantik banding Lafesta, Serena baru etc. But U guys tentu sudah tau. Kursi baris 1 dan 2 bisa di sliding. Jadi jika baris 3 ngak kepakai, tinggal slide dan bisa dapat ruang kaki yang enak. Tapi dalam hal ini Latio masih lebih jago. Tapi lebih dari cukup.
Oh yes, baris 3 Livina lebih enak di dudukin banding baris 3nya Odyssey atau Grandis pasti. Memang Odyssey dan Grandis lebih besar banding Livina, tapi itu dia, don't know why. Livina lebih enak.
Ini mobil meskipun tidak ada double blower, tapi di posisi bawah antara 2 kursi depan, ada lobang AC yang bisa di atur untuk di nikmati orang di baris 2. Seperti sedan BMW. Dan orang Nissan jelaskan, untuk baris 3, ternyata di tengah atas dashboard, di atas lobang AC utama, ada special lobang AC yang posisinya paten, sudah mati, ngak bisa di atur, fungsinya supaya ada aliran AC flow ke atas dan flow ke tengah dan baris 3. Sebab jika ada double blower, akan makan ruang kepala. Dengan tidak adanya double blower, Ruang kepala bisa di maximalkan. Thats why ini mobil tingginya cuman 1590 mm. Tapi ruang kepalanya cukup memadai.
Kursi yang di sajikan juga cukup comfort. Ngak terlalu keras, tapi kayaknya Serena lebih empuk. Susah ngomong. Sebab harus duduk lama baru tau. Tapi sudah pasti lebih empuk dari kursi Stream lama yang keras itu.
OK. Mari kita nyalakan mesin. Tipe yang saya coba adalah 1800 cc manual 6 speed. Seperti mesin HR15DE dan MR20DE yang saya pernah coba, ini mesin as I expected cukup halus suaranya. Dan yang bikin saya senang, pedal koplingnya ngak keras. Enak. Off we go. Gentlemen, start your engines !
Yang inggin tau character mesin ini, mau percaya saya atau tidak terserah. Ini mesin bukan kejam, tapi KEJAM ! Brutal power ! Dengan pasangan manual 6 speed, accelerasinya berasa hampir 2 kali lipat mobil apa pun yang saya pernah coba, kecuali Nissan 350 Z roadster yang saya coba di Cibubur bulan lalu. Malah feelingnya ngak beda jauh ama roadster itu. Entah saya mimpi atau tidak. But this car is a " SOB " on the road. Nissan China bilang 0-100 km/jam perlu 10 detik. Seusai coba, feeling saya, kalau test drivernya orang Indo yang tau sendiri gila dan nekat, ngak sampai 10 detik sudah tercapai. Mungkin 9 detik cukup.
Mobil MPV ini amat stabil di tol. Orang Nissan bilang, ini mobil mau lari 190 km/jam itu bisa, easy. Tapi I said no thanks. Juga nanti ada polisi repot. Seumur hidup saya ngak pernah lebih dari 140 km/jam. Saya masih ada istri dan 2 anak di rumah. Better be safe than sorry ! Tapi itulah MPV, sangat stabil saat lari kencang di tol. Rasa saya ini mobil kalau balap ama SUV kencang macam X-Trail, di speed 160 km/jam X-Trailnya pasti sudah ketakutan. Sebab mobil tinggi di 160 km/jam tentu tidak se-stabil MPV / sedan.
Pula steering ini mobil ada macam system yang saat kecepatan rendah, stirnya enteng, tapi lari makin kencang, stirnya akan jadi makin berat, supaya tidak berbahaya di tol. Tau sendiri kalau di tol, jika stir enteng, bisa jadi takut dan rasa PDnya berkurang jauh. Man ! Ini mobil mau adu ama sedan 1500-2000 cc feeling saya gampang sekali. Ngak percaya saya coba sendiri nanti 1.5 bulan lagi.
Suspensi juga just nice. Ngak terlalu keras, ngak terlalu empuk. Ya itu sih menurut saya. Memang feeling suspensi masing masing orang bisa berbeda, tapi menurut saya, kali ini engineer Nissan stel suspensinya pas banget. Di dalam kota ngak pusing kepala gara 2 terlalu keras atau empuk. Di tol sangat PD.
Apalagi ? Oh, acousticsnya malah lebih bagus banding X-Trail / Serena. Ini mobil selain suara mesinnya halus, interiornya cukup diam. Peredamnya pasti bagus dan di posisikan dengan cermat. Juga mobilnya rasanya konstruksinya precisi dan rapat. Tidak ada rattle atau bunyi khas banyak di jumpai di mobil murah.
U guys pasti bilang, jangan puji mobil ini terus, apa kelemahannya ? Well, memang ada. Yang saya rasakan cuman satu, yaitu, sesudah biasa pakai Serena, ini mobil memang ruang cabinnya lebih kecil. Kalau jalan jauh, yang sudah terbiasa dengan cabin Serena pasti lebih ngak betah.
Tapi kalau banding Stream / Innova, its very close. Amat mirip. Susah rasakan siapa yang paling lega.
OK sudah cukup panjang. Conclusion saya ? Kalau ini mobil nanti tidak jadi " Kijang " baru Indonesia, saya akan terkejut dan binggung. Dengan harga, tampang, performance, comfort seperti itu, kecuali orang yang fanatic ama merek seperti Honda dan Toyota, ini mobil " very good ". Tidak ada alasan lagi pilih Jazz atau Innova. Bukan Jazz / Innova payah, tapi dengan harga sama, kita dapat ruang cabin extra, ruang bagasi extra, 2 kursi extra, dan performa mesin tetap gila dan cukup irit. Mau apa lagi ?
Yang saya cuman kwatir, takutnya Toyota dan Honda (also maybe Suzuki / Daihatsu ?) akan amat iri ama Nissan kali ini dan melakukan manueuver drastis upaya menjatuhkan mobil ini. Tapi I hope not, sebab selama ini, saya lihat di dunia otomotif, sainggan banding industry lain cukup gentleman. Tidak main kotor atau macam sabotase. Anyway saya inggin ngomong ama Toyota dan Honda " Jangan serakah, this time Nissan ada mobil bagus, kasilah Nissan kesempatan jadi pemain besar di Indonesia. Jangan inggin jadi monopoly terus. Fight fair and square. "
Yang mobilnya kena banjir dan inggin ganti mobil baru, kali ini, lebih ngotot lagi I say to U " Tunggu sebentar. Jangan beli mobil apapun, baru maupun bekas. Test drive Livina bulan awal April, BARU ambil keputusan. Salah besar jika buru buru pesan mobil lain. Sebab jika nanti Livina ternyata cocok, sudah beli mobil lain, mau gimana ? Jual rugi dan nambah duit lagi ?
Bisa saja ada orang yang pikir, gila Jakarta banjir kaya gitu, ngapain beli MPV ? Beli SUV baru sip. Jawaban saya simple. Justru banjir Indonesia makin ngak tanggung tanggung, scala seperti Feb itu, jangan bilang Livina, mobil macam Landcruiser, Landrover saja juga angkat tangan. Kelelep juga, ngak bisa lewat juga. Mending di rumah. Apalagi SUV murah macam Rush, Terios, juga sama akhirnya.
Pula seperti saya dulu bilang, banjir di Indo memang gila, tapi dalam setahun 365 hari, paling cuman berapa hari, seperti kali ini 4-5 hari. Sisa 360 harinya justru panas, musim kemarau. So kalau beli SUV murah, well, banjir ringgan bisa lewat (Livina juga bisa), banjir besar juga percuma, tapi beli MPV irit, bisa nikmati irit BBM selama 365 hari setahun. Paling 4 hari banjir parkir di tol atau tidur di rumah jika rumah ngak banjir.
Dan yang berjiwa muda, pakai MPV kencang ini, kalau di tol lihat sedan yang suka beam lampu di belakang mau suruh kita minggir, tinggal tancap gas, dan suruh dia makan debu mobil kita. Mau suruh saya minggir seperti lu President ? Oh ya ? Ayo, lewatin saya dulu jika mampu !
Tapi yang berjiwa lebih tua atau mau irit duit, ya Livina 1.8 lebih mahal. Ambil yang 1.5, irit dalam kota, dan di tol meskipun ngak sehebat brothernya yang 1.8, tapi cukuplah.
Prediksi saya ? Ini mobil akan seperti kijang kapsul dulu, akan berobah peta dunia otomotif Indonesia. Memang ngak sempurna ini mobil, tapi dengan price / packaging seperti itu, banyak orang akan kaget nanti.
Welcome to Indonesia Livina !