dogar wrote:
RPM rendah memang akan membuat mobil lebih irit, tapi sebaiknya tidak dipaksa lebih rendah dari setelan pabrik.
Misalkan saat idle RPM setelan pabrik di 800, sebaiknya jangan diturunkan lagi dgn cara apapun karena putaran mesin
mempengaruhi sirkulasi air radiator. Jika terlalu rendah maka sirkulasi jadi lambat dan mesin bisa overheat.
Selain itu RPM yg terlalu rendah (dibawah standard pabrik) ada yg bilang bisa membuat camshaft dan rocker arm cepet aus,
untuk hal ini belum tau penjelasan teknisnya sih.
rpm standard dari Ayla adalah 750rpm. Pemakaian memang harus lebih besar dari rpm tersebut. Cirinya adalah lampu sudah eco menyala. Lampu eco menyala artinya rpm sudah memenuhi kriteria sesuai dengan yang dibutuhkan untuk driving irit.
Di kendaraan saya lampu eco mulai menyala di rpm 1200 kalau di gigi 5. Kecepatan sekitar 50kpj. Standard aslinya ayla berapa tidak tahu.
DOHC wrote:kl ane sehh patokan nyetirnya yahh utk cruising di rpm di kisaran 70-80 % dari torsi maksimal mobil... utk mobil bensin rata2 d 2500 rpm... di bawah itu kasian tuh mesin... cepet berkerak... lagian, nyiksa diri amat ampe sgitu pelan nya nyetir... kl bagi ane sehh, nyetir nyesuain ama keinginan kta aj... kl lg pengen irit, jgn nyetir mobil... naek angkot, atau bawa motor...
@ dogar : om ga salah koq... cruising dgn rpm kelewat rendah berakibat negatif utk jeroan mesin... toh forum2 luar jg banyak yg blg, nyetir itu d kurva torsi yg ideal, which is skitar 75-80 % torsi total krn disitu lah situasi yg plg kurang lagging the engine... kl rpm terlalu rendah dipaksa jalan yahh beban stress ke jeroan mesin otomatis lebi berat.. kasian tuh mesin... unless, mesin nya tipikal american muscle car... torsi berlimpah di putaran bawah... itu mah gigi 5 lari 100 paling rpm dibawah 2000 jg gapapa... sperti yg ud perna di blg oleh om possvett...
Seperti yang saya bilang, mobil saya sudah pakai modifikasi, walau murahan tapi saya yakin tenaga di putaran bawah sudah bertambah, sudah di tes di sepeda motor honda cb150 streetfire yang jadi bisa jalan tanpa di gas dari yang aslinya nyentak nyentak.
metode hypermilling yang saya kemukakan tidak bisa sembarang ditiru. kendaraan harus benar - benar dibuat mampu untuk dipakai di rpm rendah.
Kalau dari testimoni pengguna ayla dengan modifikasi seperti busi, oil catch tank, cold air injection, hks kompressor, filter, knalpot, voltage stabilizer, grounding, dst tidak cukup untuk membuat mobil mampu berjalan dibawah 1500. Jadi pastikan modifikasi benar benar bisa membantu.
untuk soal luar negeri:
http://en.wikipedia.org/wiki/Energy-efficient_driving
"Because cruising at an efficient speed uses much less (fuel) than the maximum power of the engine, the optimum operating point for cruising at low power is typically at very low engine speed, around or below 1000 rpm."
Untuk soal kecepatan, jalur yang saya lewati justru sering harus lebih pelan dari yang iritnya optimal.
Soal irit, kalau ke luar kota ongkosnya lebih murah dari angkota dan sudah mendekati iritnya sepeda motor, dengan kenyamanan berkali lipat daripada kalau pakai sepeda motor. Walau tidak bisa mencapai irit maksimal karena jalur sering memaksa perubahan kecepatan, borosnya tidak sampai dua kali lipat daripada kalau pakai motor. Ya mending pakai mobil sendiri lah.
Nyetir bisa sangat irit hanya kalau jalannya lengang. Tapi itu sangat jarang sekali. satu liter premium bisa untuk 45,6km.
Enaknya kalau cruising rpm rendah adalah akselerasi nya halus. suara mesin halus, perpindahan gigi (manual) tidak terasa. lepas dan tekan gas tidak akan dirasakan oleh penumpang. Tidak seperti kalau pakai rpm 3000 yang melepas gas saja bisa nyentak.