Posted: Tue May 30, 2006 13:45
btw yang makai innova ganti oli nya tiap 10 rb (seperti anjuran TAM ato 5 rb aja seperti ganti oli biasa
Indonesian Automotive Discussion Forum
https://www.serayamotor.com/diskusi/
Selain oli encer, setelan co, hal lain yang penting untuk irit bbm adalah tekanan ban, kebersihan filter udara dan mutu bensin.the-mantal wrote:selain oli.... setelan CO juga banyak pengaruh untuk penghematan BBM..
tampaknya sih demikian (sudah teruji sama xenia milik keluarga, n ada juga di forum http://www.daihatsu-xenia.com).
berarti dlm hal ini Blazer jadi worth buying dong? dapet 2x lebih nyaman dan 3x lebih aman, BBM luar kota lebih hemat, maintenance relatif murah.uch wrote:Setubuh... eh..setuju.
Yg paling nggak worth u/ dibeli adalah kijang bekas.
Tapi yg paling worth u/ di jual adalah Kijang juga ha..ha...
Soalnya berhubung BU banget, gw baru aja jual kijang gw yg udah berumur 3 thn. Dari hasil penjualan, kebutuhan uang yg mendesak terpenuhi, terus masih bisa beli Blazer thn 2001, masih sisa buat bikin wartel (modalnya dibawah rp 40 jt). Jadi dgn jual kijang, masalah gw selesai, gw dapet mobil yg 2 kali lebih nyaman dan 3 kali lebih aman, tambah punya usaha wartel lagi. Herannya pas pertama kali masuk bengkel, rutin maintenance nya si blazie ternyata relatif murah (bengkel non resmi tapi khusus blazie). BBM nya juga relatif lebih hemat dari kijang (kecuali kondisi macet, stop n go, boros banget). Pokoknya kalo perasaan gw, worthed banget lah gw jual tuh kijang.
conan wrote:Pada proses breaking in engine, 1000 Km awal, harus menggunakan oli mineral (tidak boleh sintetik) yang viskositasnya justru lumayan tinggi (baca : kental).
Ini penting bagi proses engine-breaking itu sendiri, bukannya pabrikan pelit dan memberi 'oli gratis murahan'.
Sebelum begitu saja mencaci-maki pabrikan, ada baiknya lakukan research dulu tentang pentingnya proses engine break-in dan specs oli yang dibutuhkan pada proses ini.
Karena 1000 Km awal mesin baru adalah tahapan teramat penting yang menentukan kondisi mesin dalam life spannya.
Setahu saya, untuk mesin bensin, break in period itu sekitar 10 ribu km. Kalau mesin diesel break in period itu 20 ribu km.Sithlord wrote: Saya cuman bilang ATPM kasih oli gratis bukan saat 1000 km. Untuk 5000 sampai 10,000 km. Apakah break in harus sampai 5000-10,000 km ?
Did I ever say kasih oli mineral murah untuk 1000 km pertama keterlaluan ? Anak saya juga tau ngak ada mobil di dunia yang keluar dari pabrik pakai oli synthetic. Sebelum pakai full synthetic saya sudah research dalam dulu. Of course I know percuma pakai full syn 1000 km pertama. U always think U yang paling pintar dan yang lain bodoh ! Thats your biggest problem !
What I mean is sudah lari 5000 km, sudah cukup dong break in 5000 km, nah, kalau di kasih oli gratis 20w50, its a double edged sword. Benar, konsumen ngak usah beli oli, tapi mesin jadi boros, performa turun juga.
Bisa dak sih I ngak comment tentang post U, U juga jangan baca post saya, ngak usah comment post saya ? Juga nadanya ngak usah sarcastic. To the point saja langsung.
*&@^#(*^!#conan, U masih ngak robah. Once an asshole, always an asshole. Baca dulu post saya. Saya ngak caci maki kok. Saya cuman bilang ATPM kasih oli gratis bukan saat 1000 km. Untuk 5000 sampai 10,000 km. Apakah break in harus sampai 5000-10,000 km ?conan wrote:
Pada proses breaking in engine, 1000 Km awal, harus menggunakan oli mineral (tidak boleh sintetik) yang viskositasnya justru lumayan tinggi (baca : kental).
Ini penting bagi proses engine-breaking itu sendiri, bukannya pabrikan pelit dan memberi 'oli gratis murahan'.
Sebelum begitu saja mencaci-maki pabrikan, ada baiknya lakukan research dulu tentang pentingnya proses engine break-in dan specs oli yang dibutuhkan pada proses ini.
Karena 1000 Km awal mesin baru adalah tahapan teramat penting yang menentukan kondisi mesin dalam life spannya.
Did I ever say kasih oli mineral murah untuk 1000 km pertama keterlaluan ? Anak saya juga tau ngak ada mobil di dunia yang keluar dari pabrik pakai oli synthetic. Sebelum pakai full synthetic saya sudah research dalam dulu. Of course I know percuma pakai full syn 1000 km pertama. U always think U yang paling pintar dan yang lain bodoh ! Thats your biggest problem !
Betul paling tidak worth adalah kalau lebih sering tidak full capacity. Masa mobil 7 seater lebih sering isinya 1 orang saja, khan buang-buang BBM & bikin macet. Kalau seringnya 1 orang mah ambil city car aja, macam Picanto atau Chevy Spark. Idealnya sich mobil 2 seater sepertinya Smart ForTwo atau Suzuki Twin, sayangnya harga jual di Indonesia sangat mahal sehingga gak worth dimiliki.TomS wrote:Ada pun mengenai topic ini, "mobil yang paling ngga worth it", kalau menurut saya adalah kalau kita beli mobil tidak sesuai dengan kebutuhan kita.
Ada pun mengenai Kijang kapsul, selama memang dipakai minimal sekali dalam seminggu mendekati full capacity penumpangnya, saya tidak bisa bilang ngga worth it.
Tapi saya setuju, kalau buat orang muda macam kita yang di forum ini, Kijang kurang cocok.
Kesannya ini orang luntang lantung ke mana-mana pakai mobil gedhe yang belakangnya diisi setanBayu wrote: Betul paling tidak worth adalah kalau lebih sering tidak full capacity. Masa mobil 7 seater lebih sering isinya 1 orang saja, khan buang-buang BBM & bikin macet. Kalau seringnya 1 orang mah ambil city car aja, macam Picanto atau Chevy Spark. Idealnya sich mobil 2 seater sepertinya Smart ForTwo atau Suzuki Twin, sayangnya harga jual di Indonesia sangat mahal sehingga gak worth dimiliki.
kayanya perhitungannya mesti dikoreksi Boss Sithlord,Assume tiap bulan jalan say 1000 km. So jika oli baru bagus, BBM = 1000 / 8 = 125X5800 = 725,000 per bulan (Ouch ! Pantesan uang tiap bulan kok sisanya makin dikit !) .
Jika tetap pakai oli lama, BBM = 1000 / 7.4 = 135x5800 = 783,000 per bulan. So per bulan 1000 km cuman save 58,000. So jika pakai untuk 5000 km lagi, artinya save moneynya 58,000 x 5 = 290,000. Benar dak sih hitunggannya begini ?
wah.. masukan yang sangat berarti bagi saya....Utk Innova 2.0 VVT-i / 1TR-FE salah satu penyebab konsumsi BBM menjadi agak minum adalah disain exhaust yg sifatnya semi free flow dng back pressure yang relative rendah (CMIIW).
Diameter exhaust mesin 2000 cc yg mencapai 2,5 inchi dng muffler tengah semi free flow membuat pumping power mesin ini berada pada RPM yg relative tinggi & prior to top speed instead of stop & go driving.
Sebagai perbandingan Accord Cielo yg mesinnya 200 cc lebih besar dr Innova saja dia. exhaust pipe nya enggak sebesar si 1TR-FE.
Penggantian exhaust dengan diameter pipa lebih kecil yaitu 2,25 atau 2 inchi serta muffler tengah yg non free flow akan meningkatkan back pressure, membuat pumping power di RPM rendah lebih baik, maka utk stop & go driving kita ga perlu injak pedal gas dalam2.
Bbrp rekan di milis Innova sudah mencova exhaust baru yg lebih kecil ini, melaporkan akselerasi & kons. BBM yg sedikit lebih baik.
Sekedar saran & masukkan.
hehe.... betul, setuju 100%, tapi ngga worth it-nya itu kalau beli baru karena harga bekasnya tinggi sekali....Ada pun mengenai Kijang kapsul, selama memang dipakai minimal sekali dalam seminggu mendekati full capacity penumpangnya, saya tidak bisa bilang ngga worth it.
Contoh saja, keluarga dengan tiga anak yang sudah mulai besar, tiap akhir minggu jalan-jalan ke mall (di Jakarta mall merupakan tempat hiburan gratis dan paling murah biayanya), mau tidak mau mereka butuh mobil besar macam kapsul.
Di lain hari, mobil itu juga dipakai di kantor oleh sang ayah.
Karena uang yang terbatas, "cuma bisa beli satu unit mobil saja", akan tidak praktis buat sang ayah untuk beli city car atau sedan misalnya.
Masak dia tiap akhir pekan mau sewa mobil atau pinjam mobil tetangga ?
Selain itu pakai city car juga orang yang sudah umur juga kurang pantas, kecuali cewek (orang bilang terlalu "boyish")
Sebenarnya alasannya adalah klasik, masalah ekonomi, di mana orang / keluarga tersebut bisanya "cuma bisa beli satu unit mobil saja".
Lain kata kalau ada uang lebih, keluarga itu bisa beli satu unit mpv, satu unit city car, 1 unit suv dan yang lain-lain, mereka akan bisa menyesuaikan mobil yg akan dipakai hari ini.
hehehe.... finallyTapi saya setuju, kalau buat orang muda macam kita yang di forum ini, Kijang kurang cocok
nah... jual kijang paling worth it... !!! hehehe...Yg paling nggak worth u/ dibeli adalah kijang bekas.
Tapi yg paling worth u/ di jual adalah Kijang juga ha..ha...
hanya kalau bicara pendapat pribadi, saya tetap ngga suka mobil amerika....
Soalnya berhubung BU banget, gw baru aja jual kijang gw yg udah berumur 3 thn. Dari hasil penjualan, kebutuhan uang yg mendesak terpenuhi, terus masih bisa beli Blazer thn 2001, masih sisa buat bikin wartel (modalnya dibawah rp 40 jt). Jadi dgn jual kijang, masalah gw selesai, gw dapet mobil yg 2 kali lebih nyaman dan 3 kali lebih aman, tambah punya usaha wartel lagi. Herannya pas pertama kali masuk bengkel, rutin maintenance nya si blazie ternyata relatif murah (bengkel non resmi tapi khusus blazie). BBM nya juga relatif lebih hemat dari kijang (kecuali kondisi macet, stop n go, boros banget). Pokoknya kalo perasaan gw, worthed banget lah gw jual tuh kijang.
setuju.... 200%Betul paling tidak worth adalah kalau lebih sering tidak full capacity. Masa mobil 7 seater lebih sering isinya 1 orang saja, khan buang-buang BBM & bikin macet. Kalau seringnya 1 orang mah ambil city car aja, macam Picanto atau Chevy Spark. Idealnya sich mobil 2 seater sepertinya Smart ForTwo atau Suzuki Twin, sayangnya harga jual di Indonesia sangat mahal sehingga gak worth dimiliki.
Waduh, bengkelnya gw lupa alamat dan telp nya, bon nya di rumah. Tapi gw baru dua kali masuk service koq. Yg pertama di Ranson Mobil (ITC Fatmawati lt 2) khusus opel/cheverolet nih, buat beli aksesioris. Yg kedua, di salah satu bengkel di TB Simatupang, sebelahan ama bengkel Peugeot. Kalo nggak salah itu merangkap sekretariatnya blazer club. Di situ gw ganti timing belt lengkap ama stasioner nya plus jasa, kena Rp sekitar 550 ribu lebih (relatif murah khan..?), Tune up dan bersih2in sekitar Rp 110 ribu. Sparepart asli. Denger2 sih ada KW 2, tapi sparepart KW2 pun itu buatan Kanada. Nggak ada Made In Taiwan atau Cina. Kalo soal kaca depan, sorry, belum pernah nanya2. Mungkin di Ranson itu bisa nyediain (semoga), karena di situ lengkap banget.yoyoyo wrote:uch wrote:Setubuh... eh..setuju.
berarti dlm hal ini Blazer jadi worth buying dong? dapet 2x lebih nyaman dan 3x lebih aman, BBM luar kota lebih hemat, maintenance relatif murah.
dan Kijang yg dulu jadi worth selling dong, hehe.
Nah, bung uch , bisa minta info bengkelnya (nama & address) , dan dia jual spareparts ori&kw1 juga ngga?
Ada kaca ngga ya? Blazer paman gw.. kaca depannya retak tuh. Waktu itu di luar kota kena batu yg terlontar dari muatan bak truk..
TomS wrote:Ada pun mengenai topic ini, "mobil yang paling ngga worth it", kalau menurut saya adalah kalau kita beli mobil tidak sesuai dengan kebutuhan kita.
Contoh saja, tetangga saya, moga2 dia tidak ikut forum ini, dia ke mana-mana luntang lantung pakai Alphard dan disetir sendiri pula. Padahal jelas-jelas dia punya anak baru satu dan masih berumur enam bulan.
Kalau ketemu dia, saya sering ketawa sendiri. Aneh saja, dilihatnya benar-benar tidak pantas, masih engkoh engkoh kok pakai mobil yang segedhe gajah bengkak.
Kalau saya benar (nggak salah) , oli full synth, justru akan membuat break-in lebih lama lagi. Kalau tetap pakai oli kental 20w-50 mineral, break-in period bisa lebih singkat.Sithlord wrote:
OK. Meskipun anda benar, mesin 5000 km masih break-in, apakah full syn akan merusak mesin itu ? Of course not ! Paling yaitu, kita boros uang sementara. But I better be safe than sorry.
Lho, bukannya Anda yang terlalu emosional? What happened to kata2 Anda dulu di thread sebelah yang mengatakan bahwa Anda sekarang sudah berubah?Sithlord wrote:conan wrote:Pada proses breaking in engine, 1000 Km awal, harus menggunakan oli mineral (tidak boleh sintetik) yang viskositasnya justru lumayan tinggi (baca : kental).
Ini penting bagi proses engine-breaking itu sendiri, bukannya pabrikan pelit dan memberi 'oli gratis murahan'.
Sebelum begitu saja mencaci-maki pabrikan, ada baiknya lakukan research dulu tentang pentingnya proses engine break-in dan specs oli yang dibutuhkan pada proses ini.
Karena 1000 Km awal mesin baru adalah tahapan teramat penting yang menentukan kondisi mesin dalam life spannya.
conan, U masih ngak robah. Once an asshole, always an asshole. Baca dulu post saya. Saya ngak caci maki kok. Saya cuman bilang ATPM kasih oli gratis bukan saat 1000 km. Untuk 5000 sampai 10,000 km. Apakah break in harus sampai 5000-10,000 km ?
Did I ever say kasih oli mineral murah untuk 1000 km pertama keterlaluan ? Anak saya juga tau ngak ada mobil di dunia yang keluar dari pabrik pakai oli synthetic. Sebelum pakai full synthetic saya sudah research dalam dulu. Of course I know percuma pakai full syn 1000 km pertama. U always think U yang paling pintar dan yang lain bodoh ! Thats your biggest problem !
What I mean is sudah lari 5000 km, sudah cukup dong break in 5000 km, nah, kalau di kasih oli gratis 20w50, its a double edged sword. Benar, konsumen ngak usah beli oli, tapi mesin jadi boros, performa turun juga.
Bisa dak sih I ngak comment tentang post U, U juga jangan baca post saya, ngak usah comment post saya ? Juga nadanya ngak usah sarcastic. To the point saja langsung.
Synthetic Motor Oils
The introduction of synthetic motor oils dates back to World War II and they are often describedas the "oil of the future." Synthetic oils are man made, manufactured in a laboratory rather thanpumped out of the ground and refined. They offer a variety of advantages over natural oils frombetter fuel economy, stability over a wide range of temperatures and operating conditions andlongevity.
However, the use of synthetic engine oils is not recommended for the "break-in" period. Itsoutstanding ability to reduce wear by virtually eliminating friction between moving components isnot desirable for a "break-in" oil. Certain predictable amounts of friction are required for proper"break-in" of piston and piston rings. AERA does not recommend the use of synthetic engine oilsfor the first 5,000 miles of service. Thereafter it is up to the vehicle owner to weight the cost ofmore expensive synthetic motor oils, manufacturer's oil classification recommendations and drainintervals.
Abbreviations and SymbolsAPI - American Petroleum InstituteSAE - The Society of Automotive Engineers© AERA 1999 - All Rights ReservedBreak in Procedureshttp://www.aera.org/Consumer/breakin.htm (5 of 6) [8/12/2004 10:45:45 AM]
--------------------------------------------------------------------------------
Page 6
This information is provided from the best available sources, however, AERA does not assume responsibility for dataaccuracy or consequences of its applications. Please be aware that this pamphlet is not a warranty.Break in Procedureshttp://www.aera.org/Consumer/breakin.htm (6 of 6) [8/12/2004 10:45:45 AM]
Q: If break- in happens so quickly, why do you recommend using petroleum break- in oil for the first 1500 miles ?
A: Because while about 80% of the ring sealing takes place in the first hour of running the engine,
the last 20% of the process takes a longer time. Street riding isn't a controlled environment, so most of the mileage may
not be in "ring loading mode". Synthetic oil is so slippery that it actually "arrests" the break in process before the rings can seal completely. I've had a few customers who switched to synthetic oil too soon, and the rings never sealed properly no matter how hard they rode. Taking a new engine apart to re - ring it is the last thing anyone wants to do, so I recommend a lot
of mileage before switching to synthetic. It's really a "better safe than sorry" situation.
Q: My bike comes with synthetic oil from the factory, what should I do ?
A: I recommend changing the factory installed synthetic oil back to petroleum for the break-in period.
Break in is important. All engine bearings and cylinders, etc. must wear evenly and proper. Also, piston rings need to seat. Have you ever seen a new engine burn oil until it breaks in? Some piston ring take up to 5000 miles to fully seat or wear evenly to cylinder bore. Not following proper break in proceders could result in premature engine/parts failure.
Anda punya dasar untuk opini Anda di atas..?sithlord wrote:So I yakin jaman sekarang the best compromise adalah, saat service 1000 km, ganti oli semi-synthetic. Service 5000 km baru masukin full synthetic.
OK. Meskipun anda benar, mesin 5000 km masih break-in, apakah full syn akan merusak mesin itu ? Of course not ! Paling yaitu, kita boros uang sementara. But I better be safe than sorry.
However, the use of synthetic engine oils is not recommended for the "break-in" period. Itsoutstanding ability to reduce wear by virtually eliminating friction between moving components isnot desirable for a "break-in" oil. Certain predictable amounts of friction are required for proper"break-in" of piston and piston rings. AERA does not recommend the use of synthetic engine oilsfor the first 5,000 miles of service. Thereafter it is up to the vehicle owner to weight the cost ofmore expensive synthetic motor oils, manufacturer's oil classification recommendations and drainintervals.
Abbreviations and SymbolsAPI - American Petroleum InstituteSAE - The Society of Automotive Engineers© AERA 1999 - All Rights Reserved
Ungkapan 'better be safe than sorry' memang betul, tapi penerapannya belum tentu betul. Kalau penerapannya salah, akan menjadi sorry dan bukannya safe.Synthetic oil is so slippery that it actually "arrests" the break in process before the rings can seal completely. I've had a few customers who switched to synthetic oil too soon, and the rings never sealed properly no matter how hard they rode. Taking a new engine apart to re - ring it is the last thing anyone wants to do, so I recommend a lot
of mileage before switching to synthetic. It's really a "better safe than sorry" situation.
Silakan Anda quote, statement aku yang mengatakan bahwa AUV akan pakai mesin Terrano. Silakan!Sudah dari dulu I bilang, nanti AUV pakai mesin baru, cause mereka itu bukan bodoh. Lu dari dulu ngotot sekali mereka akan pakai mesin terrano
Sekarang, silakan jawab, apakah di awal thread ini Anda sedang mendiskusikan tentang mobil-mobil supercar, exotic performance cars? Hmm?Aston Martin
Bentley Amage and Bentley GT
Cadillac CTS, CTS-V, XLR, XLR-V, SRX and STS and STS-V
Chevrolet Corvette C6 and Z06
Chevrolet SSR
Chevrolet TrailBlazer SS
Chrysler 300C SRT-8 and Crossfire SRT-6
Cobalt SS
Dodge Ram SRT-10
Dodge Charger SRT-8, Magnum, and Viper
Jeep Cherokee SRT-8
Mercedes-Benz AMG vehicles
Mercedes SLR
Mitsubishi EVO III
Pontiac GTO
All Porsche vehicles
Saturn Red Line
Viper SRT-10
Mobil1 tidak bohong, karena di daftar di atas tidak disebut satu pun mobil Toyota, Honda atau Nissan. Apakah ada Corolla, Accord atau Nissan Tiida? Anda pikir kenapa tidak, coba..?OK. Mungkin lu bilang Mobil1 bohong, supaya orang cepat pakai oli dia. Terserah kalau lu mau ngomong gitu.
Kalau Anda tanya apakah Serena boleh minum premium pun, mereka pasti bilang 'OK saja!'I tanya Nissan saja mereka bilang 5000 km pakai full syn OK saja ! Ngak ada tuh mereka bilang jangan, mesinnya masih perlu break in.
Ya ampun, Pak. Tidak ada hubungannya dengan 'proses manufacturing sudah bagus sejak awal'. Semua mesin baru itu perlu proses break-in! Jangankan mesin 4 silinder buatan massal pabrikan2 Jepang, mesin 10 silinder buatan Audi/Lamborghini, mesin 8 dan 12 silinder buatan Ferrari, mesin2 turbocharged dari AMG juga, semuanya perlu proses break-in!Apakah pabrik Jepang sepayah itu jaman sekarang sampai mesinnya perlu segitu lama supaya layak pakai full syn ?
Well, maybe mesin kuno yes, but for me, I buy JDM machines. And I percaya JDM mesin itu sudah manufacturingnya bagus sejak awal.
Break in is important. All engine bearings and cylinders, etc. must wear evenly and proper. Also, piston rings need to seat. Have you ever seen a new engine burn oil until it breaks in? Some piston ring take up to 5000 miles to fully seat or wear evenly to cylinder bore.
Mobil1 itu jelas sebagai penjual oli pelumas, tak beda dengan misalnya Top1 mengklaim produknya berkualitas 'top', sedangkan The Society of Automotive Engineers© AERA jelas adalah lembaga independen yang netral, tidak ada kepentingan menjual produk.Yang mau percaya article AERA terserah.
Yang ngak percaya saya atau kata Mobil1, mau ikut AERA, terserah.
Justru itu! Engine break-in sebaiknya dilakukan semerata mungkin, dengan kondisi mesin berputar stabil. Makanya Lamborghini misalnya, melakukannya di atas Dyno dan bukan di track. Di atas dyno, mesin diputar dengan rpm konstan stabil, suhu pelumas pun berada pada keadaan ideal dan proses engine break-in berlangsung sempurna, sehingga cukup 1000 Km saja.Dan jangan lupa, lingkunggan Indo itu kejam. Mutu BBM masih ??, meskipun lebih baik banding jaman dulu. Pula udara / humidity panas, sering macet start and stop. Under these conditions, mesin butuh proteksi full syn segera.
Ini penjelasan ilmiah, scientific, dan bukan berdasarkan keyakinan semata bahwa oli full sintetik adalah yang terbaik untuk segala kondisi.the use of synthetic engine oils is not recommended for the "break-in" period. Its outstanding ability to reduce wear by virtually eliminating friction between moving components is not desirable for a "break-in" oil. Certain predictable amounts of friction are required for proper"break-in" of piston and piston rings.
Synthetic oil is so slippery that it actually "arrests" the break in process before the rings can seal completely.
Break in is important. All engine bearings and cylinders, etc. must wear evenly and proper. Also, piston rings need to seal.