Turboman wrote:Jika kadar sulphur Diesel dikurangi dari 1100 ppm (0,11%) menjadi 100 ppm (0,01%) saja + additive yg memadai maka dapat dipastikan 100% = Cumi cumi akan berkurang drastis.
Sulphur removal juga otomatis merubah zat Aromatic pada Diesel fuel menjadi senyawa lain yg memiliki angka Cetane lebih tinggi.
Kandungan sulphur pada bahan bakar adalah penyebab utama emisi yg jelek + rusaknya emission devices spt EGR dan Cat Conv.
Banyak negara bahkan sudah mulai meninggalkan batasan sulphur 350 ppm (0,035%) menuju 50 ppm / 0,005%, bahkan negara2 maju sudah banyak yg menuju angka 10 ppm / 0,0001%
See:
http://www.unep.org/transport/pcfv/PDF/ ... ch2012.pdf
Kaitan dgn data angka sulphur oleh penelitian AutoBild ? yah sudah bisa disimpulkan sendiri dah..........
Dalam BBM, bukan hanya sulphur yang dikhawatirkan. Sulphur sendiri bisa diatasi dengan aditif.
Namun faktor berbahaya selain sulphur masih banyak. :
- Getah akibat lumut2 dalam tangki penyimpanan ( bila umur sudah usang ). Getah lendir lumut bisa menyebabkan titik didih menjadi lebih tinggi sehingga lebih sulit terbakar. itulah sebabnya di ruang bakar kadang terjadi hal aneh. Busi sempurna indikatornya, tapi kenapa ruang bakar kok banyak kerak lengket hitam. Inilah getah yang tak terbakar oleh pengapian karena titik didihnya melebihi standar.
- Jamur dari tangki penyimpanan bila terbawa, jelas dapat menyebabkan KARAT. dan butir2 karat yang terbawa masuk ke dalam jalur BBM tentunya lama menyebabkan penyumbatan injektor.
- Tanah karena lumpur ( lumpur dan air adalah musuh terbesar solar ), jelas dapat menyebabkan berkurangnya kapasitas tangki BBM dan menyumbat saluran2 besar jalur BBM. Bila motor2 terkena, biasanya di mangkuk terdapat begitu banyak tanah.
- Air bila berlebihan, dapat menyebabkan karat dan brebet.
- Dan beberapa faktor lainnya yang panjang penjelasannya.
Nah, menurut saya pribadi, Sulphur bukan sesuatu yang saya takutkan ( karena sudah punya penangkalnya ). Faktor2 diatas itu yang ASAL MULANYA tidak ada dalam BBM, namun terbawa ke mesin karena faktor lain.
Penangkal yang saya gunakan pun, hanya mampu mengendapkan semua itu dalam tangki, namun tidak bisa menghilangkannya. Efeknya harus rutin menguras tangki. Tapi setidaknya , kotoran itu tidak terbawa ke ruang bakar. Produk manapun, tidak ada yang mampu menyulap BBM seketika menjadi bermutu 100 persen. Tapi bila efek negatifnya 100, paling tidak mampu dikurangi antara 40-50 persen. itu lebih baik daripada tidak ada perlindungan sama sekali.
BBM bagus pun bila terkena faktor2 diatas....tinggal tunggu umur mesin rontok lebih cepat.
Saya sendiri juga terus mencari informasi dan ber eksperimen soal bahan bakar kita. Semoga informasi ini berguna bagi thread ini.