Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
sucahyo wrote:
Ooo, begitu ya. anehnya kok banyak yang komplin boros ya? Setahu saya overdrive hanya ada pada yang model mahal saja. yang kelas bawah tidak ada.
Maksud saya bukan fitur O/D nya yang tidak ada di mobil matic modern, tetapi "fitur O/D yg diaktifkan dengan tombol O/D" yg sudah tidak ada/jarang di mobil matic modern sekarang ini.
Mobil matic modern tetep ada O/D nya, tetapi aktivasi O/D sudah tidak lagi secara manual (dengan tombol) spt pada matic jadul,
tetapi ditentukan oleh komputer.
Matic Super ECT nya Toyota itu klaimnya adalah dia tidak akan langsung ke mode O/D (a.k.a pindah ke gigi 4)
walaupun ketemu jalan datar, tetapi tergantung situasi dan bisa secara "intelligent" memutuskan kapan harus O/D atau tidak.
Tujuannya supaya ngga kehilangan torsi atau akselerasi waktu nyalip atau di tanjakan yg bervariasi dgn jalan datar lalu nanjak lagi (seperti pada gambar yg saya attach itu). Saya sendiri merasakan pas pakai Yaris matic kalau lagi nanjak di-kick down maka RPM akan naik terus walaupun ketemu jalan datar sebentar. Tapi ketika jalan datarnya mulai panjang maka langsung masuk mode O/D (gigi 4), jadi transmisinya se olah2 ngerti
kapan bener-bener harus pindah gigi, kayak yg "pinter" gitu.
djia wrote:seingat saya ertiga matic ada overdrive nya. tombol di sebelah kiri tuas transmisi. cmiiw.
Berarti matic nya R3 masih belom intelligent tuh
Di transmisi (geared) matic modern, posisi L (atau S), 2 atau 3 itu sami mawon dengan O/D = OFF. Defaultnya O/D selalu ON.
Betul, untuk matic CVT bisa lebih irit dari manual karena pada CVT kombinasi "gear" bisa dibilang tidak terbatas,
jadi mesin bisa selalu dapet torsi yang tepat di setiap RPM. Kalau diperhatikan, mobil bertransmisi CVT tidak pernah
disebut "matic CVT", karena memang tidak ada aktifitas "automatic gear shift" di dalemnya seperti pada geared matic.
Yang ada hanya perubahan diameter pulley saja, ngga ada "roga gigi/gear yg pindah-pindah posisi" di CVT.
Istilah Automatic Transmission (AT) hanya applicable buat geared matic, kalau CVT ya istilahnya CVT aja bukan automatic.
Pada geared matic pilihan kombinasinya sangat terbatas, untuk 4AT ya cuman 4 pilihan percepatan saja (plus 1 mundur).
Pada mesin ber CVT, kecepatan 100km bisa diperoleh walaupun RPM kurang dari 2000. Hal yang sulit dicapai oleh geared matic.
Saya melihat sendiri bukti ini karena gonta ganti antara Mobilio CVT dan Yaris matic. Pada Yaris, untuk kecepatan 100km pasti RPM
diatas 2000.
Rumus irit/boros yg paling gampang itu itu liat aja RPM, kalau RPM tinggi=boros (high rev engine kayak supercar),
karena RPM identik dengan seberapa sering naik turunnya piston, dan tiap pergerakan piston perlu supply bbm.
dogar wrote:Berarti matic nya R3 masih belom intelligent tuh
Di transmisi (geared) matic modern, posisi L (atau S), 2 atau 3 itu sami mawon dengan O/D = OFF. Defaultnya O/D selalu ON.
Betul, untuk matic CVT bisa lebih irit dari manual karena pada CVT kombinasi "gear" bisa dibilang tidak terbatas,
jadi mesin bisa selalu dapet torsi yang tepat di setiap RPM. Kalau diperhatikan, mobil bertransmisi CVT tidak pernah
disebut "matic CVT", karena memang tidak ada aktifitas "automatic gear shift" di dalemnya seperti pada geared matic.
Yang ada hanya perubahan diameter pulley saja, ngga ada "roga gigi/gear yg pindah-pindah posisi" di CVT.
Istilah Automatic Transmission (AT) hanya applicable buat geared matic, kalau CVT ya istilahnya CVT aja bukan automatic.
Pada geared matic pilihan kombinasinya sangat terbatas, untuk 4AT ya cuman 4 pilihan percepatan saja (plus 1 mundur).
Pada mesin ber CVT, kecepatan 100km bisa diperoleh walaupun RPM kurang dari 2000. Hal yang sulit dicapai oleh geared matic.
Saya melihat sendiri bukti ini karena gonta ganti antara Mobilio CVT dan Yaris matic. Pada Yaris, untuk kecepatan 100km pasti RPM
diatas 2000.
Rasanya untuk transmisi matic lebih rumit daripada itu. Sekarang ini mobil matic yang kelas bawah sepertinya masih menawarkan matic dengan teknologi paling sederhana. Kalau sudah mentok rpmnya, baru ganti gigi. setingan pemaksaan gigi (L, 2 3) diberikan karena pengontrolnya tidak terlalu cerdas.
Jadi tidak bisa dikatakan bahwa yang tidak ada overdrivenya lebih canggih, karena bagian kontrolnya bisa saja lebih sederhana. Sehingga jadinya kalau tanjakan tajam rpm tinggi tiba tiba gigi dinaikan lalu mesin mati karena nggak kuat.
Untuk CVT, ada juga CVT yang versi boros juga, dimana kecepatan berbanding lurus dengan rpm. Implementasinya justru sangat banyak, yaitu di CVTnya sepeda motor. Dan hasilnya motor matik bisa dua kali lipat lebih boros dari motor manual.
The 2014 Toyota Camry Hybrid LE is a handsome, roomy, luxurious ride. It comes with four doors and is designed in a sleek wedge shape, with artful front and rear detailing, modern grilles, and spacious hip and leg room in both the front seat and back seats. It has a 2.5-liter 4-cylinder gas/electric hybrid CVT engine, and a two-speed continually variable transmission (CVT) with overdrive.
The 2015 Nissan Versa Note rides on a 1.6-liter 4-cylinder 109 horsepower and 107 pound-feet torque engine, 4-wheel antilock brakes, 2-speed Xtronic continuously variable transmission (CVT) with overdrive, airbags mounted on side seats, airbag occupancy sensor, 16-inch aluminum wheels, air conditioning, cruise control as well as a driveline traction control system and electronic stability. Base S models come with five-speed manual but higher trims are fit with CVT. Both are delivered with front-wheel drive.
Maticnya mobil kelas atas gimana ya? Maklum saya pengalamannya baru sama mobil2 jelata aja. Apa di sana tdk ada lagi opsi 3-2-S-L? Bedanya dengan paddle shift apa?
Kalo sepeda motor, rasanya vario pgm-fi dan beat pgm-fi kok irit ya mnurut saya. Vario 125 pgm-fi punya saya rasanya bisa nyampe 50km/l. Bawanya juga ga alus. Saya seneng banget motor ini krn irit & tangki gede (5 liter). Jadi jarang mampir spbu.
Klo versi sblum pgmfi katanya memang boros.
Eh btw vario ini cvt bukan?
sucahyo wrote:
Jadi tidak bisa dikatakan bahwa yang tidak ada overdrivenya lebih canggih, karena bagian kontrolnya bisa saja lebih sederhana. Sehingga jadinya kalau tanjakan tajam rpm tinggi tiba tiba gigi dinaikan lalu mesin mati karena nggak kuat.
Untuk CVT, ada juga CVT yang versi boros juga, dimana kecepatan berbanding lurus dengan rpm. Implementasinya justru sangat banyak, yaitu di CVTnya sepeda motor. Dan hasilnya motor matik bisa dua kali lipat lebih boros dari motor manual.
The 2014 Toyota Camry Hybrid LE is a handsome, roomy, luxurious ride. It comes with four doors and is designed in a sleek wedge shape, with artful front and rear detailing, modern grilles, and spacious hip and leg room in both the front seat and back seats. It has a 2.5-liter 4-cylinder gas/electric hybrid CVT engine, and a two-speed continually variable transmission (CVT) with overdrive.
The 2015 Nissan Versa Note rides on a 1.6-liter 4-cylinder 109 horsepower and 107 pound-feet torque engine, 4-wheel antilock brakes, 2-speed Xtronic continuously variable transmission (CVT) with overdrive, airbags mounted on side seats, airbag occupancy sensor, 16-inch aluminum wheels, air conditioning, cruise control as well as a driveline traction control system and electronic stability. Base S models come with five-speed manual but higher trims are fit with CVT. Both are delivered with front-wheel drive.
Jadi saya pikir overdrive itu masih dipakai.
Kelihatannya harus dipahami dulu istilah O/D itu apa. Kalau di 5M/T maka O/D=gigi 5. Kalau di 4AT maka O/D nya
gigi 4. Jadi pada prinsipnya semua mobil ada O/D nya. Kapan O/D itu aktif, itu yg membedakan. Ada yg otomatis aktif ada yg
harus pencet tombol atau pindahin tuas.
Saya tidak pernah bilang mobil matic modern tidak ada O/D nya, yg saya bilang adalah "tombol O/D" untuk mengaktifkan O/D sudah jarang
di mobil matic modern karena aktivasinya sudah dilakukan komputer. Dalam kasus R3 (atau mungkin mobil lainnya) bisa saja masih ada tombol
O/D, mungkin pabrikan ada pertimbangan lain (menekan cost?).
djia wrote:Maticnya mobil kelas atas gimana ya? Maklum saya pengalamannya baru sama mobil2 jelata aja. Apa di sana tdk ada lagi opsi 3-2-S-L? Bedanya dengan paddle shift apa?
Kalo sepeda motor, rasanya vario pgm-fi dan beat pgm-fi kok irit ya mnurut saya. Vario 125 pgm-fi punya saya rasanya bisa nyampe 50km/l. Bawanya juga ga alus. Saya seneng banget motor ini krn irit & tangki gede (5 liter). Jadi jarang mampir spbu.
Klo versi sblum pgmfi katanya memang boros.
Eh btw vario ini cvt bukan?
Paddle shift pada CVT fungsinya hanya untuk melakukan "simulasi" seolah-olah ada perpindahan gigi seperti pada geared matic.
Prinsip kerjanya sih sama aja dengan mindahin tuas dari D ke posisi lainnya, cuman karena tuasnya deket setir jadi lebih praktis.
Tapi kayaknya kalo pemakaian dalkot atau kalau lebih banyak cruising paddle shift ngga bakalan banyak dipake. Kalo mau kebut-kebutan
atau nyalip di tanjakan mungkin berguna.
Matic mobil kelas atas mungkin kayak gini nih (RR Evoque), milih percepatan kayak muter volume audio :
untuk toyota yg Super ECT ya itu memang matic yang lebih advance tujuannya supaya penggunaan gear lebih sesuai dengan kebutuhan, sama fungsinya seperti honda dengan Grade Logic Control..
Betul semua mobil matic dan termasuk manual ada overdrivenya.. overdrive sendiri adalah rasio gear dimana rasio putaran mesin lebih rendah dibandingkan dengan rasio putaran transmisi, tujuannnya adalah saat kecepatan tinggi konsumsi BBM hemat karena putaran mesin lebih rendah
nah untuk matic yang jadul/ sederhana contohnya 4 speed diatasi dengan penggunaan OD Off atau gear 3 dimana gear mentok di gear 3 saja.. terkait postingan saya sebelumnya kenapa penggunaan dalkot utk papanjah dan ipah saya pakai di gear 3 karna settingan ECU transmisi maticnya terlalu cepat ganti gear, utk kecepatan 40 km/h sudah masuk gear 4, sama aja untuk manual pake gigi 5 di kecepatan 40km/h, akibatnya beban mesin berat untuk membawa bobot kendaraan sehingga boros bahan bakar..
klo CVT atau geared AT, saya sih prefer Geared AT + Paddleshift apalagi gearnya banyak kayak RR Evoque terbaru yg 9 speed
V engine enthusiast:
V6: VQ35DE{|}CVT
V8: 1UR-FSE{|}8AT
djia wrote:Kalo sepeda motor, rasanya vario pgm-fi dan beat pgm-fi kok irit ya mnurut saya. Vario 125 pgm-fi punya saya rasanya bisa nyampe 50km/l. Bawanya juga ga alus. Saya seneng banget motor ini krn irit & tangki gede (5 liter). Jadi jarang mampir spbu.
Klo versi sblum pgmfi katanya memang boros.
Eh btw vario ini cvt bukan?
Vario itu CVT. 50km/liter lumayan irit, tapi sebaiknya dibandingkan sendiri. Kalau pengalaman saya motor matik itu jauh lebih boros. Kalau untuk kecepatan 40-60kpj terasa bedanya. Untuk versi injeksi memang kebanyakan disunat tenaganya agar lebih irit. Bisa diliaht di spek resmi, Honda atau Yamaha sama saja, versi injeksi tenaganya lebih kecil.
dogar wrote:Kelihatannya harus dipahami dulu istilah O/D itu apa. Kalau di 5M/T maka O/D=gigi 5. Kalau di 4AT maka O/D nya
gigi 4. Jadi pada prinsipnya semua mobil ada O/D nya. Kapan O/D itu aktif, itu yg membedakan. Ada yg otomatis aktif ada yg
harus pencet tombol atau pindahin tuas.
Kalau setahu saya, O/D itu membatasi putaran mesin. sehingga bisa saja kalau di manual gigi 2 kalau pakai overdrive gigi 4 (selisih 2, nggak cuma satu). Skenarionya kalau di gigi 2 di 5000 rpm kalau pingin ngirit mestinya bisa di gigi 4 2000rpm.
dogar wrote:Saya tidak pernah bilang mobil matic modern tidak ada O/D nya, yg saya bilang adalah "tombol O/D" untuk mengaktifkan O/D sudah jarang di mobil matic modern karena aktivasinya sudah dilakukan komputer. Dalam kasus R3 (atau mungkin mobil lainnya) bisa saja masih ada tombol
O/D, mungkin pabrikan ada pertimbangan lain (menekan cost?).
Ok.
Setahu saya, tombol dipergunakan untuk mematikan overdrive, bukan untuk menyalakan. Jadi normalnya aktif, kalau ditekan jadi OFF.
Fungsi tombol ini bisa saja digantikan dengan deteksi throttle, jadi misalnya pedal gas diinjak full mendadak bisa otomatis off. Kalau dari teori, mestinya kendaraan dengan overdrive bisa lebih irit. Jadi kendaraan yang versi matiknya lebih boros dari versi manualnya bisa dikatakan overdrivenya tidak befungsi. Untuk Ayla, versi matik lebih boros dari versi manual, walaupun yang pakai manual nggak pakai eco driving. Tidak ada tombol overdrivenya, tapi saya asumsikan tidak ada fasilitas overdrivenya.
lemonadelovers wrote:terkait postingan saya sebelumnya kenapa penggunaan dalkot utk papanjah dan ipah saya pakai di gear 3 karna settingan ECU transmisi maticnya terlalu cepat ganti gear, utk kecepatan 40 km/h sudah masuk gear 4, sama aja untuk manual pake gigi 5 di kecepatan 40km/h, akibatnya beban mesin berat untuk membawa bobot kendaraan sehingga boros bahan bakar..
Bensinnya premium? Pada rpm berapa kecepatan 40kpj pakai gigi 4?
djia wrote:Kalo sepeda motor, rasanya vario pgm-fi dan beat pgm-fi kok irit ya mnurut saya. Vario 125 pgm-fi punya saya rasanya bisa nyampe 50km/l. Bawanya juga ga alus. Saya seneng banget motor ini krn irit & tangki gede (5 liter). Jadi jarang mampir spbu.
Klo versi sblum pgmfi katanya memang boros.
Eh btw vario ini cvt bukan?
Vario itu CVT. 50km/liter lumayan irit, tapi sebaiknya dibandingkan sendiri. Kalau pengalaman saya motor matik itu jauh lebih boros. Kalau untuk kecepatan 40-60kpj terasa bedanya. Untuk versi injeksi memang kebanyakan disunat tenaganya agar lebih irit. Bisa diliaht di spek resmi, Honda atau Yamaha sama saja, versi injeksi tenaganya lebih kecil.
kyknya emang segituan seh fuel consumptionnya si vario 125 cbs pgmfi saya. memang saya belum pernah ngukur sendiri seh, tpi bbrp blogger ada yg posting hasil pengukuran mereka sekitar 44 km/l dalkot.
di trit lain di situs ini juga ada yang sampe ngukur berkali2 viewtopic.php?f=23&t=22078
range dari 40 sekian km/l sampe tertinggi pernah 80 km/l.
kalo saya sndiri berhubung rejeki hidupnya pas pegang vario ga sampe dipusingkan beli bensin 5 liter, maka tiap masuk spbu seringnya saya isi full, trus ga balik2 lagi sampe lama sampe mungkin 200+ km jalan. pernah bbrp kali bawa banyuwangi - mataram jarak daratnya 200 km lebih dikit rasanya 1 tangki fulltank masih sisa dikit
spek tenaga blum pernah baca, cuman dibanding supra-x 125 manual yg juga saya sering pake rasanya masih enteng vario 125 pgmfi ini. ngebut sampe hampir 110 kpj aja motor masih halus n masih sisa nafas kalo ga inget maut
kalo o/d di ertiga matic, dulu saya kira krn ertiga matic ini 4-AT sedangkan tuas transmisi cuma ada P-R-N-D-2-L jadi saya pikir o/d off itu buat masuk gigi-3 (compare dengan tuas gate toyota P-R-N-D-3-2-L dan saya anggep 3 itu sama kyk tombol o/d off).
bener gak ya?
lemonadelovers wrote:terkait postingan saya sebelumnya kenapa penggunaan dalkot utk papanjah dan ipah saya pakai di gear 3 karna settingan ECU transmisi maticnya terlalu cepat ganti gear, utk kecepatan 40 km/h sudah masuk gear 4, sama aja untuk manual pake gigi 5 di kecepatan 40km/h, akibatnya beban mesin berat untuk membawa bobot kendaraan sehingga boros bahan bakar..
Bensinnya premium? Pada rpm berapa kecepatan 40kpj pakai gigi 4?
itu settingan ecu transmisinya ipah om.. cepet banget pindah giginya. masuk 40km/h udah pake gear ke 4 (akhir/overdrive)
V engine enthusiast:
V6: VQ35DE{|}CVT
V8: 1UR-FSE{|}8AT
djia wrote:kyknya emang segituan seh fuel consumptionnya si vario 125 cbs pgmfi saya. memang saya belum pernah ngukur sendiri seh, tpi bbrp blogger ada yg posting hasil pengukuran mereka sekitar 44 km/l dalkot.
di trit lain di situs ini juga ada yang sampe ngukur berkali2 viewtopic.php?f=23&t=22078
range dari 40 sekian km/l sampe tertinggi pernah 80 km/l.
kalo saya sndiri berhubung rejeki hidupnya pas pegang vario ga sampe dipusingkan beli bensin 5 liter, maka tiap masuk spbu seringnya saya isi full, trus ga balik2 lagi sampe lama sampe mungkin 200+ km jalan. pernah bbrp kali bawa banyuwangi - mataram jarak daratnya 200 km lebih dikit rasanya 1 tangki fulltank masih sisa dikit
spek tenaga blum pernah baca, cuman dibanding supra-x 125 manual yg juga saya sering pake rasanya masih enteng vario 125 pgmfi ini. ngebut sampe hampir 110 kpj aja motor masih halus n masih sisa nafas kalo ga inget maut
Vario memang setelan giginya dibuat untuk napas panjang, jadi cocok untuk kecepatan tinggi. Kalau soal irit, mestinya Supra X jauh lebih irit kalau dibuat lomba irit. Untuk tenaga, mungkin perlakuannya beda. Kalau 200+km satu tangki itu pakai full speed, hebat banget itu. Kalau untuk luar kota, rasanya Ayla saya hampir sama iritnya dengan Suzuki spin 125cc.
djia wrote:kalo o/d di ertiga matic, dulu saya kira krn ertiga matic ini 4-AT sedangkan tuas transmisi cuma ada P-R-N-D-2-L jadi saya pikir o/d off itu buat masuk gigi-3 (compare dengan tuas gate toyota P-R-N-D-3-2-L dan saya anggep 3 itu sama kyk tombol o/d off).
bener gak ya?
setelan 3 itu memaksa pakai gigi 3, bisa dianggap O/D off. tapi nanti setelan 2 apa artinya? Kalau untuk akselerasi, sepertinya lebih cocok kaki injak gas dalam - dalam dan mendadak:
lemonadelovers wrote:itu settingan ecu transmisinya ipah om.. cepet banget pindah giginya. masuk 40km/h udah pake gear ke 4 (akhir/overdrive)
Apakah ada penunjuk rpm? penasaran kalau di 40kpj berapa rpm di gigi 4 matik?
sucahyo wrote:Vario memang setelan giginya dibuat untuk napas panjang, jadi cocok untuk kecepatan tinggi. Kalau soal irit, mestinya Supra X jauh lebih irit kalau dibuat lomba irit. Untuk tenaga, mungkin perlakuannya beda. Kalau 200+km satu tangki itu pakai full speed, hebat banget itu. Kalau untuk luar kota, rasanya Ayla saya hampir sama iritnya dengan Suzuki spin 125cc.
saya ga bandingin fc vario fi dgn supra-x, cuma bandingin enteng enggaknya doang. irit yg mana saya ga pernah ngukur 2-2 nya
kalo dari trit yg bahas vario di link yg saya sebutkan kan ada yg posting fc vario 125 fi nya berkisar antara empat puluh sekian km/l sampe delapan puluh sekian km/l. search aja di gugel 'konsumsi bbm vario 125 pgm fi' ambil result sembarang ntar juga ketemu 40an sekian km/l.
ambil aja result terboros tepat 40 km/l dikali isi tanki 5.5 liter = 220 kilometer jarak tempuh cukup utk dari rumah saya di banyuwangi sampe kota mataram dgn jarak darat 200an km lebih dikit, rerata speed 70 kpj.
emang sepeda motor matic harusnya berapa km/l menurut om?
sucahyo wrote:
setelan 3 itu memaksa pakai gigi 3, bisa dianggap O/D off. tapi nanti setelan 2 apa artinya? Kalau untuk akselerasi, sepertinya lebih cocok kaki injak gas dalam - dalam dan mendadak:
yah, dicoba aja pake mobil matic antara injek gas dalam-dalam n mendadak dengan akselerasi shifting 3-2-L, antara injek gas dalam-dalam dengan pake paddle shift, antara melaju di turunan pake gigi D dengan pake L, ada bedanya engga?
kalo buat saya seh beda atuh, apalagi kalo butuh akselerasi cepet di tanjakan / turunan / salipan kritis. kalo ga ada beda harusnya ga perlu dibikin 3-2-L ato paddle shift. bahkan di foto tuas transmisi rr evoque yg diposting om dogar di atas masih ada gigi S (ada paddle shift nya juga gak ya?)
tpi pengalaman saya baru sebatas mobil matic jelata seh (pelos, r3, d4d, ce er pe 2012), entah kalo mobil >1M mungkin memang se-responsif itu.
djia wrote:saya ga bandingin fc vario fi dgn supra-x, cuma bandingin enteng enggaknya doang. irit yg mana saya ga pernah ngukur 2-2 nya
kalo dari trit yg bahas vario di link yg saya sebutkan kan ada yg posting fc vario 125 fi nya berkisar antara empat puluh sekian km/l sampe delapan puluh sekian km/l. search aja di gugel 'konsumsi bbm vario 125 pgm fi' ambil result sembarang ntar juga ketemu 40an sekian km/l.
ambil aja result terboros tepat 40 km/l dikali isi tanki 5.5 liter = 220 kilometer jarak tempuh cukup utk dari rumah saya di banyuwangi sampe kota mataram dgn jarak darat 200an km lebih dikit, rerata speed 70 kpj.
emang sepeda motor matic harusnya berapa km/l menurut om?
Kalau di blog saya ada yang bilang varionya cuma dapat 30km/liter. irit tidak tergantung pemakaian kecepatan rata - rata dan bensinnya. vario + premium = boros. Kalau 70kpj itu gas setengah berarti masih dalam wilayah irit. Tapi bila menggunakan manual, bisa lebih banyak pakai gigi tinggi yang akhirnya dapat lebih irit. Waktu saya pakai matik harus pasrah rpm naik kalau kecepatan naik.
Kalau perbandingan, mungkin perlu yang mesinnya sama persis, kadang efisiensi teknologi karbu murah vs mahal vs injeksi perlu dipertimbangkan. Motor Honda Supra fit X new 100cc saya sama borosnya dengan motor Suzuki Crystal 110cc 2 tak, sama borosnya dengan Mio. dapat 45km/liter itu sudah bagus.
djia wrote:
sucahyo wrote:
setelan 3 itu memaksa pakai gigi 3, bisa dianggap O/D off. tapi nanti setelan 2 apa artinya? Kalau untuk akselerasi, sepertinya lebih cocok kaki injak gas dalam - dalam dan mendadak:
yah, dicoba aja pake mobil matic antara injek gas dalam-dalam n mendadak dengan akselerasi shifting 3-2-L, antara injek gas dalam-dalam dengan pake paddle shift, antara melaju di turunan pake gigi D dengan pake L, ada bedanya engga?
kalo buat saya seh beda atuh, apalagi kalo butuh akselerasi cepet di tanjakan / turunan / salipan kritis. kalo ga ada beda harusnya ga perlu dibikin 3-2-L ato paddle shift. bahkan di foto tuas transmisi rr evoque yg diposting om dogar di atas masih ada gigi S (ada paddle shift nya juga gak ya?)
tpi pengalaman saya baru sebatas mobil matic jelata seh (pelos, r3, d4d, ce er pe 2012), entah kalo mobil >1M mungkin memang se-responsif itu.
Terus terang kalau dibandingkan sama manual, saya nggak mampu ganti gigi secepat yang di video itu. Apalagi teoritical top speed ayla matik itu 210kpj dengan 4 gigi, sementara ayla manual cuma 200kpj dengan 5 gigi.
marcoardiles wrote:Pajero dakar ane bisa 20 km/liter average nya
djia wrote:saya ga bandingin fc vario fi dgn supra-x, cuma bandingin enteng enggaknya doang. irit yg mana saya ga pernah ngukur 2-2 nya
kalo dari trit yg bahas vario di link yg saya sebutkan kan ada yg posting fc vario 125 fi nya berkisar antara empat puluh sekian km/l sampe delapan puluh sekian km/l. search aja di gugel 'konsumsi bbm vario 125 pgm fi' ambil result sembarang ntar juga ketemu 40an sekian km/l.
ambil aja result terboros tepat 40 km/l dikali isi tanki 5.5 liter = 220 kilometer jarak tempuh cukup utk dari rumah saya di banyuwangi sampe kota mataram dgn jarak darat 200an km lebih dikit, rerata speed 70 kpj.
emang sepeda motor matic harusnya berapa km/l menurut om?
Kalau di blog saya ada yang bilang varionya cuma dapat 30km/liter. irit tidak tergantung pemakaian kecepatan rata - rata dan bensinnya. vario + premium = boros. Kalau 70kpj itu gas setengah berarti masih dalam wilayah irit. Tapi bila menggunakan manual, bisa lebih banyak pakai gigi tinggi yang akhirnya dapat lebih irit. Waktu saya pakai matik harus pasrah rpm naik kalau kecepatan naik.
Kalau perbandingan, mungkin perlu yang mesinnya sama persis, kadang efisiensi teknologi karbu murah vs mahal vs injeksi perlu dipertimbangkan. Motor Honda Supra fit X new 100cc saya sama borosnya dengan motor Suzuki Crystal 110cc 2 tak, sama borosnya dengan Mio. dapat 45km/liter itu sudah bagus.
djia wrote:
sucahyo wrote:
setelan 3 itu memaksa pakai gigi 3, bisa dianggap O/D off. tapi nanti setelan 2 apa artinya? Kalau untuk akselerasi, sepertinya lebih cocok kaki injak gas dalam - dalam dan mendadak:
yah, dicoba aja pake mobil matic antara injek gas dalam-dalam n mendadak dengan akselerasi shifting 3-2-L, antara injek gas dalam-dalam dengan pake paddle shift, antara melaju di turunan pake gigi D dengan pake L, ada bedanya engga?
kalo buat saya seh beda atuh, apalagi kalo butuh akselerasi cepet di tanjakan / turunan / salipan kritis. kalo ga ada beda harusnya ga perlu dibikin 3-2-L ato paddle shift. bahkan di foto tuas transmisi rr evoque yg diposting om dogar di atas masih ada gigi S (ada paddle shift nya juga gak ya?)
tpi pengalaman saya baru sebatas mobil matic jelata seh (pelos, r3, d4d, ce er pe 2012), entah kalo mobil >1M mungkin memang se-responsif itu.
Terus terang kalau dibandingkan sama manual, saya nggak mampu ganti gigi secepat yang di video itu. Apalagi teoritical top speed ayla matik itu 210kpj dengan 4 gigi, sementara ayla manual cuma 200kpj dengan 5 gigi.
marcoardiles wrote:Pajero dakar ane bisa 20 km/liter average nya
Wah hebat, standard?
fully standard bro, masih bisa lebih irit lagi kok ini seharusnya
sucahyo wrote:Kalau di blog saya ada yang bilang varionya cuma dapat 30km/liter. irit tidak tergantung pemakaian kecepatan rata - rata dan bensinnya. vario + premium = boros. Kalau 70kpj itu gas setengah berarti masih dalam wilayah irit. Tapi bila menggunakan manual, bisa lebih banyak pakai gigi tinggi yang akhirnya dapat lebih irit. Waktu saya pakai matik harus pasrah rpm naik kalau kecepatan naik.
Kalau perbandingan, mungkin perlu yang mesinnya sama persis, kadang efisiensi teknologi karbu murah vs mahal vs injeksi perlu dipertimbangkan. Motor Honda Supra fit X new 100cc saya sama borosnya dengan motor Suzuki Crystal 110cc 2 tak, sama borosnya dengan Mio. dapat 45km/liter itu sudah bagus.
saya bilang rerata 70 kpj ya, bukan speed saya melulu 70 kpj. tapi mungkin saya salah ketik juga seh, mungkin reratanya cuma 60 atau bahkan 50 kpj. top speed saya kalo bawa vario 105 kpj (di atas itu ga berani krn takut kepeleset tiba2), kalo jalan sepi 60 - 90 kpj.
sama kyk postingan om marco avg speed cuma 37 kpj bukan brarti mlulu dia run 37 kpj.
ini bukan pertama kali saya pake motor matic. saya pernah pegang rental motor di Lombok 2010 - 2013 dengan jumlah unit terbanyak 30 unit, hampir semuanya honda matic (kebanyakan spacy 110, trus vario 110, sisanya beragam ada yg 125 bbrp). konsumsi bbm kyknya irit2 aja meski memang masih lebih irit supra 110cc tapi ga signifikan seh bedanya dibanding manfaat yg didapat.
motor skutik matic adl motor yg paling digemari di Bali dan Lombok (mostly Honda). hampir semua kalangan beli mulai karyawan bergaji kecil sampai orang berpenghasilan tinggi. blum pernah denger ada yg komplain bensinnya ngabis2in gaji. makanya kadang saya agak heran pas di jawa kalo ada yg prefer beli motor manual demi alasan irit bensin, padahal harga unit barunya pun ga jauh beda gak kayak selisih mobil manual - matic yg >10jt
jujur, apa seh enaknya sepeda motor manual itu kalo utk pemakaian pribadi? harga beli sekarang beda tipis dengan matic, fc bensin beda ga signifikan, tpi kaki kiri heboh gonta-ganti gigi, potensi kecipratan lumpur dari bawah di jalan becek, jalannya nyentak2, getaran mesin terasa di badan n capek utk jalan jauh, kalo pas mesin mati mau majuin / mundurin motor kadang nyangkut krn gigi masih masuk, kalo user cewe pake rok panjang naiknya ribet n potensi roknya nyangkut pedal transmis/rem, bahkan ujung celana saya bbrp kali nyangkut pedal transmisi jaman pake vega-r.
pake motor matic jauh lebih nyaman. lebih aman dari cipratan lumpur dari bawah krn terhalang dek, kedua kaki anteng gak heboh, gak nyentak2, minim getaran, jalan jauh badan ga capek, klo ada anak kecil bisa berdiri nyaman di dek (utk jarak dekat), trus ada dashbor di depan bwt tempat naroh botol minum n cemilan
kalo motor matic gen awal jaman kymco thn2 2006 memang boros.
sucahyo wrote:
djia wrote:
sucahyo wrote:
setelan 3 itu memaksa pakai gigi 3, bisa dianggap O/D off. tapi nanti setelan 2 apa artinya? Kalau untuk akselerasi, sepertinya lebih cocok kaki injak gas dalam - dalam dan mendadak:
yah, dicoba aja pake mobil matic antara injek gas dalam-dalam n mendadak dengan akselerasi shifting 3-2-L, antara injek gas dalam-dalam dengan pake paddle shift, antara melaju di turunan pake gigi D dengan pake L, ada bedanya engga?
kalo buat saya seh beda atuh, apalagi kalo butuh akselerasi cepet di tanjakan / turunan / salipan kritis. kalo ga ada beda harusnya ga perlu dibikin 3-2-L ato paddle shift. bahkan di foto tuas transmisi rr evoque yg diposting om dogar di atas masih ada gigi S (ada paddle shift nya juga gak ya?)
tpi pengalaman saya baru sebatas mobil matic jelata seh (pelos, r3, d4d, ce er pe 2012), entah kalo mobil >1M mungkin memang se-responsif itu.
Terus terang kalau dibandingkan sama manual, saya nggak mampu ganti gigi secepat yang di video itu. Apalagi teoritical top speed ayla matik itu 210kpj dengan 4 gigi, sementara ayla manual cuma 200kpj dengan 5 gigi.
kok 210 kpj? di video cluster speedo nya saya lihat cuma 200 kpj. saya belum pernah pake ayla seh.
mobil matic umumnya memang lebih lemot daripada manualnya, kecuali dioptimasi.
JESKONENG wrote:Angka tertinggi di spidometer tidak selalu sama dengan topspeed yg bisa dicapai sebuah mobil
Di Ayla speed limiternya 160kpj. rasanya cukup tinggi bila dibanding mobil LCGC lain.
marcoardiles wrote:
sucahyo wrote:
marcoardiles wrote:Pajero dakar ane bisa 20 km/liter average nya
Wah hebat, standard?
fully standard bro, masih bisa lebih irit lagi kok ini seharusnya
Wah hebat. Pakai rpm berapa seringnya?
djia wrote:saya bilang rerata 70 kpj ya, bukan speed saya melulu 70 kpj. tapi mungkin saya salah ketik juga seh, mungkin reratanya cuma 60 atau bahkan 50 kpj. top speed saya kalo bawa vario 105 kpj (di atas itu ga berani krn takut kepeleset tiba2), kalo jalan sepi 60 - 90 kpj.
sama kyk postingan om marco avg speed cuma 37 kpj bukan brarti mlulu dia run 37 kpj.
Yang saya maksud kalau jalan di 70kpj pakai gas setengah atau lebih? Bila patokannya spedo, maka kemungkinan jauh lebih pelan dari sesungguhnya, karena setahu saya Honda sangat suka menyenangkan pemakai kalau soal spedo. Beda kecepatannya bisa lumayan ekstrem.
Saya dapat boros karena rata rata pakai gas 3/4, kecepatan sudah hampir mentok. 80kpj diukur pakai gps.
djia wrote:ini bukan pertama kali saya pake motor matic. saya pernah pegang rental motor di Lombok 2010 - 2013 dengan jumlah unit terbanyak 30 unit, hampir semuanya honda matic (kebanyakan spacy 110, trus vario 110, sisanya beragam ada yg 125 bbrp). konsumsi bbm kyknya irit2 aja meski memang masih lebih irit supra 110cc tapi ga signifikan seh bedanya dibanding manfaat yg didapat.
motor skutik matic adl motor yg paling digemari di Bali dan Lombok (mostly Honda). hampir semua kalangan beli mulai karyawan bergaji kecil sampai orang berpenghasilan tinggi. blum pernah denger ada yg komplain bensinnya ngabis2in gaji. makanya kadang saya agak heran pas di jawa kalo ada yg prefer beli motor manual demi alasan irit bensin, padahal harga unit barunya pun ga jauh beda gak kayak selisih mobil manual - matic yg >10jt
Kalau di kota, macetnya minta ampun, sampai jalan kaki pun bisa lebih cepat. di situasi ini matik lebih boros karena untuk start mesin harus lebih tinggi rpmnya dari yang pakai manual. Kalau di luar kota, jalurnya tidak ramah banget, kalau jalan sendirian dan pelan bisa alamat di paksa keluar jalan sama kendaraan dari arah berlawanan. Harus mengikuti kendaraan lain yang artinya harus cepat. Di situasi ini, matik jadi lebih boros.
Bila situasinya jalan lengang kecepatan rendah, memang pakai matik bisa sama iritnya. Mungkin situasi di bali memungkinkan matik jadi sama irit dengan manual. Tapi secara umum, matik memang menggeser manual terutama karena kepraktisannya. Karena matik yang baru dibuat untuk lebih irit maka boros bukan lagi kelemahan utama. Tapi itu juga artinya motor bebek akan lebih bertenaga / enak dibuat akselerasi dibanding matik.
Memang lebih nyaman matik kalau ergonominya bagus. Sayangnya beberapa matik baru ergonominya berkurang.
djia wrote:kok 210 kpj? di video cluster speedo nya saya lihat cuma 200 kpj. saya belum pernah pake ayla seh.
mobil matic umumnya memang lebih lemot daripada manualnya, kecuali dioptimasi.
Teoretical = kalau nggak dibatasi speed limiter dan kalau mesinnya kuat. Limiternya Ayla 160kpj. Yang bisa nyampai 160kpj banyak.
andrijet wrote:Matic jelata VS matic ningrat VS manual, saat ini pemenangnya matic ningrat.
Lebih responsif dan lebih irit.
Deretan sport and luxury car mayoritas pk matic ningrat.
Itu Aylanya 0-100kpj dalam 16detik ya kl saya gak salah hitung?
Wow..
oo, itu termasuk cepat ya?
Kalau untuk irit matik ningrat juga bisa lebih irit bila pemakainya tidak bisa eco driving. Untuk akselerasi, katanya mobil renault F1 dengan CVT bisa memutari sirkuit 2 detik lebih cepat daripada kalau pakai manual.
Untuk bisa lebih irit, pakai rpm rendah. Kalau bisa yang serendah mungkin yang mesinnya tidak ngelitik dan tidak bergetar.
Seperti berikut ini:
pakai Ayla, tapi tidak mewakili semua Ayla/Agya. Karena untuk pakai di rpm di sekitar 1000rpm di gigi 5, pembakaran wajib disempurnakan. Setahu saya, modifikasi oil catch tank, voltage stabilizer, CAI /air bleed, Grounding, busi iridium, filter lebih plong dan pakai RON95 masih belum menjamin kendaraan bisa aman dipakai di rpm 1000. Butuhnya yang menyempurnakan pembakaran.
Bila standard, pakai yang mendekati saja, paling tidak 1500 bila kendaraannya mampu. tentu bisa lebih irit.
