SerayaMotor.com

Mozawa wrote:405 Gagal produk maksudnya gimana? Pengen tahu neh.....

blindzero wrote:yg sedan... 405sri tipenya...

Mozawa wrote:405 Gagal produk maksudnya gimana? Pengen tahu neh.....

Katanya peugeout 406 adalah mobil yg nyaman,empuk, senyap, kenyamanan setara mercy.
Kalo mobil sekelas Accord SM 7 , ato Camry Gen 2 , mah kalah nyaman....
bener nggak sih? Ini berdasar pengalaman temen seh.....

FortunerMan wrote:Karena saya di buang ke luar Indonesia selama 10 tahun, ngeliat Peugeot terpesona sekali...merek aneh, quirky. Terutama 406, kayanya menarik buat dijadiin mobil proyek. Ada yang punya pengalaman positip/negatip?

FortunerMan wrote:iya bukan buat mobil daily use...buat mobil hobi. Kalo rewel and mogok ya pake mobil yang satu (namanya juga mobil Prancis tua)...tp kalo terlalu rewel ya puyeng juga...

Thio wrote:Pastinya tipa orang punya pengalaman berbeda... Memang tidak dapat disangkal exterior maupun interior 406 keren. Mobilnya dikendarai memang mantap banget seperti yang dibilang newbie, ngga kaya mobil Jepang pada umumnya. Bahkan (menurut gw), 406 lebih mantap dikendarainya dibandingkan dengan BMW 318i bokap gw pada saat itu. Mungkin saat itu mobilnya sudah agak tua, sudah berumur hampir 4 tahun, jadinya sering keluar masuk bengkel. Bokap gw selalu warning pergi ke bengkel astra yang di arteri pondok indah dari ganti oli sampai mogok dan tidak boleh ke bengkel tidak resmi. Pelayanannya astra memang top banget, namun itu tadi... sering bolak balik bengkel dan biayanya lumayan mahal. Gw pikir newbie bisa saja betul, apalagi kalau orang yang mengerti mesin dan ngerti tempat yang murah dan bagus...

Engineered To Be Enjoyed (Dongeng Part-1)
Print Email

From: Toni Wirja
Sent: Monday, November 29, 1999 3:58 PM
To: Peugeot Lover
Subject: [Peugeot] Engineered To Be Enjoyed (Dongeng Part-1)

Rekans,
Salah satu filosofi Peugeot adalah "Engineered to be Enjoyed". Salah satu
penekanan/ konsentrasi utama mereka ada pada rancang bangun kaki-kaki alias
suspensi dan chassis tuning dengan misi untuk mencapai keselarasan handling,
roadholding dan comfortability tanpa kompromi.

Di salah satu brosur marketing keluaran pabrikan ini, ada ilustrasi jalan
pegunungan yg berkelok2 dan ada foto pejot 406 yg sedang menempuh jalur yg
sangat "challenging" tersebut. Dibawahnya tertulis: "When they stop making
these (maksudnya jalan berkelak - kelok tidak dibuat lagi), we'll stop
making cars".
Sadis banget yach? Ntar kalo udah nggak ada pegunungan lagi dan jalanan
semua lurus, pejot gak ada barunya lagi lho!!

Untuk mencapai kemampuan handling, roadholding dan comfort tanpa kompromi
ini, khan teoritis hampir mustahil untuk mobil2 bersuspensi konvensional.
Buat Citroen sih 'piece of cake'.... beruntunglah mas Sarwo dan penunggang
Citroen lainnya. Tapi buat pejot? Wah, ini hampir2 jadi "mission impossible"
lho. Tapi Pejot MAMPU! Kan semua ada cost-nya. Mau handling baik, ya
suspensi harus keras. Mau nyaman/ comfort, suspensi harus lembut. Mau
stabil, suspensi harus keras lagi. gak bisa compromise tokh?

Kalo kita melakukan perjalanan waktu, time travel melalui time tunnel atau
pake Warp Speed tertinggi dgn wahana antariksa Enterprise ke dekade '70-an
dan 80 awal, kita akan temukan masterpiece seperti pejot 504, 604 dan 505
yang dari segi handling, roadholding dan comfortability TIDAK BISA DISAMAKAN
oleh Mercedes dan Be-Eng-We sekelasnya di era tersebut. Baru di era '86
keatas kedua German Teuton ini mulai mampu endekatkan performanya dgn pejot,
dan di era '90-an mereka ternyata mampu juga untuk menyamai Pejot (finally).
Tapi performa ini harus dibayar jauh lebih mahal oleh customers, bahkan di
Eropa sekalipun (apalagi di Indonesia).

Kepingin tau apa rahasia Pejot? Begini lho, bapak2 dan mas2 dan adik2 dan
mbak2 (eh, di daftar member milis ini harusnya ada 1 perempuan lho...
namanya mba' Utari W, kemana ya mba' kita ini??????) Pejot memiliki
fasilitas test track khusus di Socheaux (sorry kalo salah tulis), deket
perbatasan Perancis-Swiss, dimana permukaannya tidak terbuat dari aspal tapi
dari ........ KACA! Katanya lhoo, saya blom pernah menyaksikan sendiri.
Entah Glass beneran (nulisnya sih 'glass') atau dibuat selicin glass
surface. Disitulah mobil2 Pejot dites kemampuannya (handling & roadholding),
di test track yg terbuat dari kaca itu dan sekalian diguyur air biar tambah
liciiiiinnnn...... serasa di parkiran semen rekans IBM di basement Landmark
yg sering becek kalo hujan deras..... but not enough rekans! Lantai parkir
basement landmark mesti diguyur air ditambah oli dan kalo perlu
tambahin...... KY Jelly! HUAHUAHAUHAUHAUHAAHAHAAAAA..............

Setelah berhasil lolos tes di test track tsb, pejot mesti dites lagi
dijalan2 beraspal jelek di Perancis. Jika lulus, mesti dites lagi di jalan2
pelosok kota Paris dan kota2 kecil lainnya di Perancis yg jalannya tidak
diaspal tapi dibuat dari batu bata (paving blok kali yaaa, tapi koq
kelihatannya kaya batu bata sih? Siapa yg baru2 ini ke perancis bisa ngasih
laporan pandangan mata....).

Itu dia metode Pejot mencapai hal tanpa kompromi tersebut.. Caranya gimana?
Tidak ada cara lain kecuali merekayasa atau men-design komponen suspensi
sendiri. Hebatnya lagi, karena tidak mengenal kompromi untuk hal ini, Pejot
terpaksa (dengan senang hati) membuat Shockbreaker sendiri! Dan saat ini,
mungkin Pejot cuma satu-satunya pabrikan mobil di dunia yang masih membuat
shockbreaker sendiri! Pabrikan lain kan tidak, mereka men-subkontrak-kan
shockbreaker ke suplier2/ vendor2 mereka. Shockbreaker Pejot itu unik, gak
kaya shock standar mobil2 lain (kecuali Rolls Royce dan Mercy tipe tertentu
kali yaaa). Uniknya gimana? Nanti kapan2 saya lanjutin cerita ini, daripada
jadi 'cerpen' puanjaaaang mendingan saya bikin 'cerber' aja! :-)

So, what's the morale of the story?
Simple enough...... kalo shock Pejot rusak, sebaiknya beli orisinilnya.
Jangan pake Monroe, Gabriel, Koni, Bilstein, apalagi Kayaba! :-) Dan jangan
bikin Pejot jadi ceper........ kalo pingin ceper pake Citroen aja dan
bola2nya digembosin dulu alias dibikin lemah syahwat, HUAHUAHAUHAHAHAAA..
Shock asli mahal? That's the price we have to pay, kalo mau bisa merasakan
filosofi Pejot: Engineered to be Enjoyed! Kalo gak mau afford the price, ya
bisa juga kita pake shock lain tapi kalo jalan lewat Tol yg lurus2 aja,
jangan ke Gunung Mas di Puncak (ke Anyer bolehlah) dan tolong jangan
kenceng2 di jalan lurus/ tol, ikutin aja si "Raja Ngebuuull" alias Panther
HUAHUAHAHAHAUHAUHAUHUAHAHAAHHAAAAA.........

PS: Dongeng ini tidak bersifat 'SARA' lho, kalo Sara Sechan sih boleh2 aja.
Tidak pernah bermaksud menyindir si Raja Ngebul, sebab memang ngebul sih,
itu kan kenyataan hidup. Tidak pula bermaksud menyindir yg pake Monroe atau
Koni atau Bilstein (saya juga pake Bilstein, tapi di mobil yg "tiada duanya
atosnya dan lambannya" alias Q-Jang). Dan tidak bermaksud menyindir yg pake
per Jamex/ Eibach biar ceper. Tidak bermaksud nyindir anggota CCI dan FKCI,
soalnya mobil mereka "sehat" dan "fit" semua bola2nya, gak perlu jamu dan
ahli/ dukun urut. Artikel ini cuma bersifat informasi, supaya kita semua yg
penunggang pejot tidak "melecehkan" upaya engineer Pejot (bahkan juga Cost
Accountant mereka lho...... nanti saya sambung ttg cost accountant Pejot di
part berikut) dalam hal menciptakan nilai khusus Pejot di sisi handling,
roadholding dan comfortability. - 85 Views - View Comments (0)

FortunerMan wrote:Karena saya di buang ke luar Indonesia selama 10 tahun, ngeliat Peugeot terpesona sekali...merek aneh, quirky. Terutama 406, kayanya menarik buat dijadiin mobil proyek. Ada yang punya pengalaman positip/negatip?